الاسراۤء (Al-Isra')
Surat ke-17, Ayat ke-34
وَلَا تَقْرَبُوْا مَالَ الْيَتِيْمِ اِلَّا بِالَّتِيْ هِيَ اَحْسَنُ حَتّٰى يَبْلُغَ اَشُدَّهٗۖ وَاَوْفُوْا بِالْعَهْدِۖ اِنَّ الْعَهْدَ كَانَ مَسْـُٔوْلًا
Dan janganlah kamu mendekati harta anak yatim, kecuali dengan cara yang lebih baik (bermanfaat) sampai dia dewasa, dan penuhilah janji, karena janji itu pasti diminta pertanggungjawabannya.
📚 Tafsir Al-Muyassar
Dan janganlah kalian mengendalikan semua kalian harta-harta anak-anak yang ditinggal mati oleh bapak-bapak mereka sebelum mereka baligh dan lalu mereka berada di bawah tanggungan kalian kecuali dengan cara yang baik bagi mereka. Yaitu dengan cara mengembangkan dan meningkatkannya hingga si anak yatim mencapai usia matang dan sudah bagus dalam mengelola hartanya. Dan penuhilah janji yang kalian telah berkomitmen untuk melaksanakannya.
Sesungguhnya perjanjian itu, Allah akan meminta pertanggung jawaban kepada yang bersangkutan di hari kiamat. Dia akan memberi balasan baginya apabila menyempurnakan dan memenuhinya dan akan menyiksa orang yang akan mengkhianatinya.
Sumber: https://tafsirweb.com/4638-surat-al-isra-ayat-34.html
📚 Tafsir as-Sa'di
34. (Aturan) ini merupakan (cerminan) kelembutan dan kasih sayang Allah kepada anak yatim, yang kehilangan ayahnya saat masih kecil, yang mana dia tidak mengetahui kemaslahatan baginya dan tidak bisa mengurus dirinya sendiri. Maka Allah memerintahkan walinya supaya menjaga sang anak dan memelihara hartanya serta tidak mendekatinya “kecuali dengan cara yang lebih baik,” berupa (menginvestasikannya) dalam perdagangan, tidak menjerumuskannya pada bahaya-bahaya dan bersemangat untuk mengembangkannya. Usaha ini berlangsung sampai si anak yatim mencapai usia “dewasa” yaitu masa baligh, matang akalnya, dan bisa berpikir dengan baik.
Apabila anak yatim tersebut telah mencapai usia dewasa, maka selesailah tanggung jawab perwalian darinya. Selanjutnya, si anak tersebut menjadi wali bagi dirinya sendiri. Hartanya pun diserahkan kepadanya, sebagaimana Firman Allah, "Kemudian jika menurut pendapatmu mereka telah cerdas (pandai memelihara harta), maka serahkanlah kepada mereka harta-hartanya" (An-Nisa:6) “Dan penuhilah janji,” yang kamu tetapkan kepada Allah dan kepada manusia. “Sesungghnya janji itu pasti dimintai pertanggungjawabannya,” maksudnya kalian bertanggung jawab tentang pemenuhan tanggung jawab dan tidaknya.
Apabila kalian memenuhinya, maka kalian akan memperoleh pahala yang banyak. Akan tetapi, jika kalian tidak memenuhi tanggung jawab, akibatnya akan mendapat dosa yang besar.
Sumber: https://tafsirweb.com/4638-surat-al-isra-ayat-34.html
📚 Tafsir Al-Wajiz
34. Dan janganlah kalian mendekati harta anak yatim dengan memberikan kerugian dan kerusakan, melainkan dengan cara yang bagus dengan menjaga, memelihara dan memberi infak kepada anak yatim tersebut secara terus menerus sampai anak yatim itu baligh, yaitu telah sempurna menggunakan akal dan telah baik dalam berperilaku dan berkomitmenlah dalam janji, yaitu memikul tanggung jawab dari Allah dan janji dengan manusia kecuali janji dengan surat perjanjian yang rusak. Sesungguhnya orang yang berjanji itu bertanggung jawab untuk memuliakan dan melaksanakan janji tersebut
Sumber: https://tafsirweb.com/4638-surat-al-isra-ayat-34.html
📚 Tafsir Ibnu Katsir (Ringkas)
Ayat 34-35 Allah SWT berfirman: (Dan janganlah kalian mendekati harta anak yatim, kecuali dengan cara yang lebih baik (bermanfaat) sampai ia dewasa) yaitu, janganlah kalian menggunakan harta anak yatim kecuali dengan niat untuk melestarikannya (janganlah kamu makan harta mereka bersama hartamu) (Surah An-Nisa’: 2) dan (Dan janganlah kalian makan harta anak yatim lebih dari kepatutan dan (janganlah kalian) tergesa-gesa (membelanjakan) sebelum mereka dewasa.
Barang siapa (di antara pemeliharaan itu) mampu, maka hendaklah ia menahan diri (dari memakan harta anak yatim itu) dan barang siapa miskin, maka bolehlah ia makan harta itu menurut yang patut) (Surah An-Nisa: 6) Firman Allah: (dan penuhilah janji) yaitu janji yang telah kalian adakan dengan orang lain dan transaksi yang telah kalian lakukan bersama mereka.
Sesungguhnya janji dan transaksi itu, masing-masing menuntut pelakunya untuk memenuhinya (sesungguhnya janji itu pasti dimintai pertanggungjawabannya) darinya Firman Allah: (Dan sempurnakanlah takaran apabila kalian menakar) yaitu tanpa menguranginya. Dan janganlah kalian kurangkan bagi manusia barang-barang takaran. (dan timbanglah dengan neraca yang benar) Dibaca dengan didhammah huruf qafnya dan dikasrah juga seperti dengan kata “qurthas” atau “qirthas”. dan artinya adalah timbangan. Mujahid berkata bahwa itu adalah timbangan menurut bahasa Romawi.
Firman Allah: (yang benar) yaitu yang tidak miring, tidak melenceng, dan tidak bergetar (Itulah yang lebih utama} yaitu, bagi kalian daiam kehidupan dunia dan akhirat. Oleh karena itu Allah berfirman: (dan lebih baik akibatnya) yaitu lebih baik akibatnya bagi akhirat kalian.
Sa'id meriwayatkan dari Qatadah tentang firmanNya: (Itulah yang lebih utama (bagi kalian) dan lebih baik akibatnya) yaitu lebih baik pahalanya dan akibatnya
Sumber: https://tafsirweb.com/4638-surat-al-isra-ayat-34.html
Informasi Tambahan
Juz
15
Halaman
285
Ruku
243