Kembali ke Surat Al-Isra'

الاسراۤء (Al-Isra')

Surat ke-17, Ayat ke-36

وَلَا تَقْفُ مَا لَيْسَ لَكَ بِهٖ عِلْمٌ ۗاِنَّ السَّمْعَ وَالْبَصَرَ وَالْفُؤَادَ كُلُّ اُولٰۤىِٕكَ كَانَ عَنْهُ مَسْـُٔوْلًا

Dan janganlah kamu mengikuti sesuatu yang tidak kamu ketahui. Karena pendengaran, penglihatan dan hati nurani, semua itu akan diminta pertanggungjawabannya.

📚 Tafsir Al-Muyassar

Dan janganlah engaku (wahai manusia), mengikuti apa yang tidak engkau ketahui. Akan tetapi pastikan dan verifikasi(akan kebenarannya) dahulu. Sesungguhnya manusia akan dimintai pertanggung jawaban menggenai bagaimana ia menggunakan pendengaran, penglihatan, dan hatinya.

Apabila dia mempergunakannya dalam perkara-perkara baik, niscaya akan memperoleh pahala, dan jika ia mempergunakannya dalam hal-hal buruk, maka dia akan memperoleh hukuman.

Sumber: https://tafsirweb.com/4640-surat-al-isra-ayat-36.html

📚 Tafsir as-Sa'di

36. Maksudnya, janganlah kamu mengikuti apa yang tidak kamu ketahui. Namun, telitilah setiap apa yang hendak kamu katakan dan kerjakan.

Janganlah pernah sekali-kali menyangka semua itu akan pergi tanpa memberi manfaat bagimu dan (bahkan) mencelakakanmu. “Sesungguhnya pendengaran,penglihatan, dan hati, semuanya itu akan diminta pertanggung jawabannya.” Sudah sepantasnya seorang hamba yang mengetahui bahwasanya dia akan diminta pertanggung jawaban tentang segala yang telah dia katakan dan perbuat serta (cara) pemanfaatan anggota badan yang telah Allah ciptakan untuk beribadah kepadaNya, untuk mempersiapkan jawaban atas pertanyaan-pertanyaan (yang akan diajukan). Hal itu tidak bisa terlaksana kecuali dengan menggunakannya (hanya) dalam rangka pengabdian diri (beribadah) kepada Allah, mengikhlaskan agama ini (hanya) untukNYa dan mengekangnya dari setiap yang dibenci Allah.

Sumber: https://tafsirweb.com/4640-surat-al-isra-ayat-36.html

📚 Tafsir Al-Wajiz

36. Dan janganlah kamu mengikuti sesuatu yang tidak kamu ketahui, dan janganlah kamu ikut campur dalam hal yang tidak ada hubungannya denganmu. Sesungguhnya pada hari kiamat kamu bertanggungjawab di sisi Allah atas penglihatan, pendengaran dan hati yang kamu gunakan baik dalam kebaikan atau keburukan.

Dan anggota-anggota tubuh ini adalah amanat yang dititipkan di sisimu.

Sumber: https://tafsirweb.com/4640-surat-al-isra-ayat-36.html

📚 Tafsir Ibnu Katsir (Ringkas)

Ali bin Abi Thalhah meriwayatkan dari Ibnu Abbas, dia berkata,”jangan mengatakan” Al-Aufi berkata,”jangan menuduh seseorang dengan sesuatu yang tidak ada pengetahuan bagimu tentangnya” Qatadah berkata,”Jangan mengatakan bahwa kamu melihatnya, padahal kamu tidak melihatnya, atau kamu mendengarnya, padahal kamu tidak mendengarnya; kamu mengetahuinya, padahal kamu tidak mengetahui. Sesungguhnya Allah akan meminta pertanggungjawaban darimu tentang hal itu semua. Maksud dari apa yang mereka sebutkan ituMaksud bahwa Allah SWTSWT melarang mengatakan sesuatu tanpa mengetahuinya, bahkan berdasarkan dugaan yang bersumber dari sangkaan dan ilusi.

Sebagaimana Allah berfirman Sebagaimana Allah berfirman : ( (jauhilah kebanyakan dari prasangka, sesungguhnya sebagian prasangka itu adalah dosa)) (Surah Surah Al-Hujurat: 12) Disebutkansebutkan dalam haditts,”,”Jauhilah oleh kalian prasangka.

Karena sesungguhnya pra­sangka itu adalah pembicaraan yang paling dusta”” Firman Allah: ( (semuanya itu) yaitu yaitu yaitu semua penggambaran ini berupasifat-sifat ini yaitu pendengaran, penglihatan, dan hati ( (akan dimintai pertanggungjawabannya) Seseorang hamba akan dimintai pertanggungjawaban tentangnya pada hari kiamat, dan anggota-anggota tubuhnya itu juga akan ditanyai tentang apa yang hamba itu lakukan. Pemakaian kata “ula’ika”“” pada hal itu benarpada hal itu adalah benar. Sebagaimana yang dikatakan olehSebagaimana yang dikatakan penyair: ““Tidak dak ada tempat tinggal yang enak sesudah tempat tinggal di Liwa” “dan tiada kehidupan yang enak sesudah hari-hari itu””

Sumber: https://tafsirweb.com/4640-surat-al-isra-ayat-36.html

Informasi Tambahan

Juz

15

Halaman

285

Ruku

243

Apabila kamu membaca Al-Quran, hendaklah kamu meminta perlindungan kepada Allah dari syaitan yang terkutuk

Surah An-Nahl: 98

Adab Membaca Al-Quran

1. Suci dari Hadats

Pastikan dalam keadaan suci dari hadats besar dan kecil sebelum memegang dan membaca Al-Quran. Berwudhu terlebih dahulu merupakan salah satu bentuk penghormatan kepada kitab suci Al-Quran.

2. Niat yang Ikhlas

Membaca Al-Quran dengan niat mencari ridha Allah SWT, bukan untuk pamer atau mencari pujian. Niat yang ikhlas akan membawa keberkahan dalam membaca Al-Quran.

3. Menghadap Kiblat

Diutamakan menghadap kiblat saat membaca Al-Quran sebagai bentuk penghormatan dan mengikuti sunnah Rasulullah SAW. Posisi duduk yang sopan dan tenang juga dianjurkan.

4. Membaca Ta'awudz

Memulai dengan membaca ta'awudz dan basmalah sebelum membaca Al-Quran. Ta'awudz merupakan permintaan perlindungan kepada Allah dari godaan syaitan yang terkutuk.

5. Khusyuk dan Tenang

Membaca dengan tenang dan penuh penghayatan, memahami makna ayat yang dibaca. Tidak tergesa-gesa dan memperhatikan tajwid dengan baik.

6. Menjaga Kebersihan

Membaca Al-Quran di tempat yang bersih dan suci, serta menjaga kebersihan diri dan pakaian. Hindari membaca Al-Quran di tempat yang tidak pantas.

7. Memperindah Suara

Membaca Al-Quran dengan suara yang indah dan tartil, sesuai dengan kemampuan. Tidak perlu memaksakan diri, yang terpenting adalah membaca dengan benar sesuai tajwid.

Masukan & Feedback:info@finlup.id
© 2025 quran.finlup.id - All rights reserved