Kembali ke Surat Al-Isra'

الاسراۤء (Al-Isra')

Surat ke-17, Ayat ke-57

اُولٰۤىِٕكَ الَّذِيْنَ يَدْعُوْنَ يَبْتَغُوْنَ اِلٰى رَبِّهِمُ الْوَسِيْلَةَ اَيُّهُمْ اَقْرَبُ وَيَرْجُوْنَ رَحْمَتَهٗ وَيَخَافُوْنَ عَذَابَهٗۗ اِنَّ عَذَابَ رَبِّكَ كَانَ مَحْذُوْرًا

Orang-orang yang mereka seru itu, mereka sendiri mencari jalan kepada Tuhan siapa di antara mereka yang lebih dekat (kepada Allah). Mereka mengharapkan rahmat-Nya dan takut akan azab-Nya. Sungguh, azab Tuhanmu itu sesuatu yang (harus) ditakuti.”

📚 Tafsir Al-Muyassar

Orang-orang yang di seru bersama Allah oleh kaum musyrikin dari kalangan para nabi, orang-orang shalih, para malaikat, justru berlomba untuk mendekatkan diri kepada tuhan mereka dengan segala hal yang mampu mereka perbuat berupa amal-amal shalih, dan mereka mengharapkan rahmatNya dan takut terhadap siksaanNya. Sesungguhnya siksaan tuhanmu itu adalah sesuatu yang sepantasnya dikhawatirkan dan di takuti oleh para hamba.

Sumber: https://tafsirweb.com/4661-surat-al-isra-ayat-57.html

📚 Tafsir as-Sa'di

57. Kemudian Allah juga memberitahukan bahwasanya sesembahan selain Allah –yang disembah orang-orang musyrik itu- sibuk sendiri lalai dari mereka, bersamaan dengan perhatian mereka untuk mendekatkan diri kepada Allah dan mencari sarana untuk itu. Maka Allah berfirman, “Orang-orang yang mereka seru itu,” dari kalangan para nabi, orang-orang shalih maupun para malaikat “mencari jalan kepada Rabb mereka, siapa di antara mereka yang lebih dekat (kepada Allah),” maksudnya mereka berlomba-lomba dalam mendekatkan diri kepada Rabbnya.

Mereka mengerahkan segala kemampuan berupa amal-amal shalih yang bisa mendekatkan diri kepada Allah dan kepada rahmatNya “dan takut akan azabNya,” kemudian mereka menghindari penyebab datangnya azab Allah. “Sesungguhnya azab Rabbmu adalah suatu yang (harus) ditakuti,” maksudnya itulah yang harus betul-betul diwaspadai dan memelihara diri dari sebab-sebabnya. Tiga sifat ini, sifat khauf (rasa takut), raja’ (pengharapan) dan mahabbah (cinta) yang Allah sematkan kepada orang-orang yang didekatkan kepadaNya ini, merupakan asal dan bahan dasar dari segala kebaikan. Barangsiapa yang memiliki tiga sifat ini dengan sempurna, maka sempurnalah segala urusannya.

Dan apabila hati kosong dari sifat-sifat ini, maka kebaikan-kebaikan pergi darinya hingga akhirnya dipenuhi berbagai keburukan. Dan tanda kecintaan seorang hamba, sebagaimana yang disebutkan Allah adalah kesungguhan seorang hamba untuk melakukan apa saja yang bisa mendekatkan diri kepada Allah, berlomba-lomba untuk dekat denganNya dengan mengikhlaskan semua amalan (hanya) untuk Allah semata, tulus dalam mengerjakannya dan berusaha mengerjakannya dalam bentuk yang sempurna, sesuai dengan batas kemampuannya. Barangsiapa yang mengaku cinta kepada Allah tanpa melakukan hal-hal di atas, maka dia adalah seorang pendusta.

Sumber: https://tafsirweb.com/4661-surat-al-isra-ayat-57.html

📚 Tafsir Al-Wajiz

57. Mereka yang disembah orang-orang musyrik dan dijadikan tuhan selain Allah seperti malaikat dan Isa itu mencari sesuatu yang mendekatkan mereka kepada Allah dengan berbuat ketaatan dan beribadah, serta mencari hal yang membuat mereka lebih dekat lagi dengan Allah, lalu bagaimana bisa mereka bisa dalam keadaan jauh? Mereka mengharapkan rahmat Tuhannya dan takut dengan azabNya sebagaimana hamba-hamba lainnya, lalu bagaimana bisa kalian menganggap mereka sebagai Tuhan?

Sesungguhnya azab tuhanmu itu diperingatkan bagi setiap orang

Sumber: https://tafsirweb.com/4661-surat-al-isra-ayat-57.html

📚 Tafsir Ibnu Katsir (Ringkas)

Ayat 56-57 Allah SWT berfirman: (Katakanlah) wahai Muhammad, kepada orang-orang musyrik yang menyembah selain Allah (Panggillah mereka yang kalian anggap (tuhan) selain Allah) yaitu berhala-berhala dan tandingan-tandingan. Lalu mintalah kepada mereka, maka sesungguhnya mereka: (tidak akan mempunyai kekuasaan untuk menghilangkan bahaya dari kalian) yaitu, secara keseluruhan (dan tidak pula memindahkannya) yaitu mereka mengalihkan bahaya itu kepada selain kalian. Maknanya adalah bahwa Dzat yang mampu melakukan hal itu hanya Allah semata, tidak ada sekutu bagiNya, MilikNyalah makhluk dan semua urusan.

Firman Allah SWT: (Orang-orang yang mereka seru itu) Diriwayatkan dari Abdullah bin Mas’ud tentang firmanNya: (Orang-orang yang mereka seru itu, mereka sendiri mencari jalan kepada Tuhan mereka) dia berkata yaitu manusia dari wujud jin yang disembah mereka, lalu jin itu masuk Islam. Dalam riwayat lain, dia berkata,”Ada segolongan manusia menyembah segolongan manusia dari wujud jin, kemudian jin itu masuk Islam, sedangkan manusia yang menyembahnya tetap berpegang pada keyakinannya. Ibnu Jarir memilih pendapat yang dikatakan Ibnu Mas'ud berdasarkan firmanNya: (mereka sendiri mencari jalan kepada Tuhan mereka) Hal ini tidak menunjukkan masa lampau, bahwa yang dimaksud dengan jalan di sini adalah jalan untuk mendekatkan diri, sebagaimana yang dikatakan Qatadah.

Oleh karena itu Allah berfirman: (siapa di antara mereka yang lebih dekat) Firman Allah: (dan mengharapkan rahmat-Nya dan takut akan azab-Nya) Ibadah tidak sempurna melainkan dengan rasa takut dan harapan.

Dengan rasa takut, orang dapat menahan diri dari hal-hal yang dilarang. Dan dengan harapan, orang dapat memperbanyak ketaatan. Firman Allah SWT: (sesungguhnya azab Tuhanmu adalah suatu yang (harus) ditakuti) yaitu, hendaklah mewaspadai dan takut terkena azab Allah.

Kami berlindung kepada Allah dari hal itu

Sumber: https://tafsirweb.com/4661-surat-al-isra-ayat-57.html

Informasi Tambahan

Juz

15

Halaman

287

Ruku

245

Apabila kamu membaca Al-Quran, hendaklah kamu meminta perlindungan kepada Allah dari syaitan yang terkutuk

Surah An-Nahl: 98

Adab Membaca Al-Quran

1. Suci dari Hadats

Pastikan dalam keadaan suci dari hadats besar dan kecil sebelum memegang dan membaca Al-Quran. Berwudhu terlebih dahulu merupakan salah satu bentuk penghormatan kepada kitab suci Al-Quran.

2. Niat yang Ikhlas

Membaca Al-Quran dengan niat mencari ridha Allah SWT, bukan untuk pamer atau mencari pujian. Niat yang ikhlas akan membawa keberkahan dalam membaca Al-Quran.

3. Menghadap Kiblat

Diutamakan menghadap kiblat saat membaca Al-Quran sebagai bentuk penghormatan dan mengikuti sunnah Rasulullah SAW. Posisi duduk yang sopan dan tenang juga dianjurkan.

4. Membaca Ta'awudz

Memulai dengan membaca ta'awudz dan basmalah sebelum membaca Al-Quran. Ta'awudz merupakan permintaan perlindungan kepada Allah dari godaan syaitan yang terkutuk.

5. Khusyuk dan Tenang

Membaca dengan tenang dan penuh penghayatan, memahami makna ayat yang dibaca. Tidak tergesa-gesa dan memperhatikan tajwid dengan baik.

6. Menjaga Kebersihan

Membaca Al-Quran di tempat yang bersih dan suci, serta menjaga kebersihan diri dan pakaian. Hindari membaca Al-Quran di tempat yang tidak pantas.

7. Memperindah Suara

Membaca Al-Quran dengan suara yang indah dan tartil, sesuai dengan kemampuan. Tidak perlu memaksakan diri, yang terpenting adalah membaca dengan benar sesuai tajwid.

Masukan & Feedback:info@finlup.id
© 2025 quran.finlup.id - All rights reserved