Kembali ke Surat Al-Isra'

الاسراۤء (Al-Isra')

Surat ke-17, Ayat ke-59

وَمَا مَنَعَنَآ اَنْ نُّرْسِلَ بِالْاٰيٰتِ اِلَّآ اَنْ كَذَّبَ بِهَا الْاَوَّلُوْنَۗ وَاٰتَيْنَا ثَمُوْدَ النَّاقَةَ مُبْصِرَةً فَظَلَمُوْا بِهَاۗ وَمَا نُرْسِلُ بِالْاٰيٰتِ اِلَّا تَخْوِيْفًا

Dan tidak ada yang menghalangi Kami untuk mengirimkan (kepadamu) tanda-tanda (kekuasaan Kami), melainkan karena (tanda-tanda) itu telah didustakan oleh orang terdahulu. Dan telah Kami berikan kepada kaum samud unta betina (sebagai mukjizat) yang dapat dilihat, tetapi mereka menganiaya (unta betina itu). Dan Kami tidak mengirimkan tanda-tanda itu melainkan untuk menakut-nakuti.

📚 Tafsir Al-Muyassar

Dan tidak ada yang menghalang-halangi Kami untuk menurunkan mukjizat-mukjizat yang diminta oleh kaum musyrikin kecuali pendustaan yang telah di lakukan oleh umat-umat manusia sebelum mereka. Sesungguhnya Allah telah memenuhi permintaan mereka, namun kemudian mereka mundustakan dan akhirnya mereka binasa. Dan Kami telah memberikan kepada tsamud (mereka adalah kaum Nabi shaleh) mukjizat yang jelas yaitu unta betina, akan tetapi, mereka mengingkarinya.

Maka kamipun membinasakan mereka. Dan kami tidaklah mengutus para rasul dengan membawa tanda-tanda kuasa, pelajaran-pelajaran dan mukjizat-mukjizat yang Kami tampakkan melalui tangan-tangan mereka kecuali untuk mempertakutkan para hamba, agar mereka memperoleh pelajaran dan mendapat peringatan.

Sumber: https://tafsirweb.com/4663-surat-al-isra-ayat-59.html

📚 Tafsir as-Sa'di

59. Allah menyebutkan rahmatNya dengan tidak menurunkan ayat-ayat (tanda-tanda kebesaranNya) yang diinginkan oleh para pendusta itu. Tidak ada penghalang untuk menurunkan ayat-ayat itu kecuali karena khawatir mereka akan mendustakannya.

Sehingga apabila mereka mendustakan ayat-ayat itu, pastilah akan disegerakan azab yang membinasakan mereka tanpa ditunda-tunda lagi. Sebagaimana telah terjadi pada orang-orang terdahulu yang mendustakan. Di antara ayat Allah yang terbesar adalah ayat yang telah diturunkan kepada kaum Tsamud berupa unta besar yang mencengangkan, yang seluruh kabilah minum darinya.

Kendati demikian, mereka tetap mendustakan ayat Allah tersebut. Akibatnya, mereka pun ditimpa oleh azab yang telah Allah kisahkan kepada kita di dalam kitabNya. Mereka pun demikian.

Seandainya telah datang tanda-tanda kebesaran Allah yang agung, niscaya mereka tidak mau beriman. Karena yang menghalangi mereka dari keimanan bukanlah kesamaran tentang kebenaran ajaran rasul, atau ketidakjelasan apakah risalahnya hak atau batil? Karena sesungguhnya telah banyak keterangan yang jelas yang menunjukkan tentang kebenaran risalah yang dibawa Rasulullah, yang pasti akan mendatangkan hidayah bagi orang yang bermaksud mencari hidayah.

Maka demikian pula keadaan kaum yang lain. Pastilah akan menyikapinya seperti orang-orang sebelum mereka. Maka, tidak diturunkannya ayat-ayat (yang mereka minta itu) merupakan kebaikan bagi mereka dan lebih bermanfaat.

Dan FirmanNya, “Dan Kami tidak memberi tanda-tanda itu melainkan untuk menakuti,” maksudnya bukanlah maksud dari diturunkannya ayat-ayat itu untuk menjadi seruan dan faktor yang mendatangkan keimanan, sehingga tidak mungkin orang menjadi beriman kecuali dengannya. Akan tetapi, maksud semua itu adalah untuk menakut-nakuti dan membuat ciut, agar mereka tercegah dari keyakinan yang dahulu mereka pegang teguh.

Sumber: https://tafsirweb.com/4663-surat-al-isra-ayat-59.html

📚 Tafsir Al-Wajiz

59. Tidak ada yang bisa mencegah Kami untuk medatangkan mukjizat materi yang bisa dirasakan yang diminta orang-orang kafir Mekah kecuali Kami mengetahui bahwa mereka akan mendustakannya sebagaimana orang-orang terdahulu mendustakannya. Pembinasaan secara umum pantas diberikan sesuai ketentuan hukum Kami.

Namun Kami tidak mau meniadakan mereka (terlebih dahulu) karena mungkin sebagian mereka akan beriman. Dan telah Kami datangkan kepada kabilah Tsamud, kaumnya Shalih seekor unta sebagai tanda memberi penjelasan dengan terang atas kekuasaan Kami dan kebenaran Shalih AS, namun mereka menzalimi diri sendiri dengan mengingkarinya dan membantainya, lalu Kami binasakan mereka semua. Dan Kami tidak mendatangkan mukjizat bersama para rasul kecuali untuk memperingatkan para pendusta, barangkali mereka mau mengambil pelajaran lalu mau beriman.

Sumber: https://tafsirweb.com/4663-surat-al-isra-ayat-59.html

📚 Tafsir Ibnu Katsir (Ringkas)

Diriwayatkan dari Ibnu Abbas, dia berkata bahwa penduduk Makkah pernah meminta kepada Nabi SAW untuk mengubah bukit Shafa menjadi emas, dan melenyapkan gunung-gunung yang ada di sekitar merekasehingga mereka dapat melakukan cocok tanam. Dikatakan kepada beliau, "Jika kamu menghendaki agar mereka diberi masa tangguh, maka Kami akan menangguhkan mereka. Dan jika kamu menghendaki jika permintaan mereka dikabulkan, maka Kami akan memenuhi hal itu.

Tetapi jika mereka tetap kafir, maka mereka akan binasa sebagaimana umat-umat sebelum mereka dibinasakan" Nabi SAW berkata,"Tidak, melainkan berilah masa tangguh kepada mereka" Lalu Allah SWT menurunkan firmanNya: (Dan sekali-kali tidak ada yang menghalangi Kami untuk mengirimkan (kepadamu) tanda-tanda (kekuasaan Kami), melainkan karena (tanda-tanda) itu telah didustakan oleh orang terdahulu. Dan telah Kami berikan kepada kaum tsamud unta betina (sebagai mukjizat) yang dapat dilihat) Oleh karena itu Allah SWT berfirman: (Dan sekali-kali tidak ada yang menghalangi Kami untuk mengirimkan (kepadamu) tanda-tanda (kekuasaan Kami)) yaitu, mengirimkan dan mendatangkan tanda-tanda kebesaran se­suai dengan apa yang diminta kaummu itu adalah hal yang mudah bagi Kami. Akan tetapi tanda-tanda itu telah didustakan oleh orang-orang terdahulu sesudah mereka memintanya, maka berlakulah sunnah Kami atas mereka, dan orang-orang seperti mereka. yaitu mereka tidak diberi penangguhan jika mereka mendustakannya sesudah diturunkan.

Sebagaimana Allah SWT berfirman dalam surah Al-Maidah: (Allah berfirman, "Sesungguhnya Aku akan menurunkan hidangan itu kepada kalian, barangsiapa yang kafir di antara kalian sesudah itu, maka sesungguhnya Aku akan menyiksanya dengan siksaan yang tidak pernah Aku timpakan kepada seorang pun di antara umat manusia” (115)) (Surah Al-Maidah) Allah SWT berfirman tentang kaum Tsamud ketika mereka meminta suatu tanda kekuasaan Allah, berupa unta betina yang keluar dari batu besar yang ditentukan mereka.

Lalu nabi Shalih berdoa kepada Tuhannya, lalu Allah mengeluarkan seekor unta betina untuk mereka dari batu besar itu sesuai dengan apa yang mereka minta. Setelah mereka berbuat aniaya terhadap unta itu, yaitu ingkar kepada Tuhan yang menciptakannya dan mendustakan RasulNya serta menyembelih unta betina itu, maka Allah berfirman: (Bersukarialah kamu sekalian di rumah kalian selama tiga hari, itu adalah janji yang tidak dapat didustakan) (Surah Hud: 65) Oleh karea itu Allah berfirman: (Dan telah Kami berikan kepada Tsamud unta betina itu tetapi mereka menganiaya unta betina itu) yaitu menunjukkan atas keesaan Tuhan yang menciptakannya dan membenarkan rasulNya yang doanya diperkenankan (tetapi mereka menganiaya unta betina itu) yaitu mereka berbuat aniaya terhadap unta betina itu, melarang hari minumnya, dan membunuhnya.

Lalu Allah membinasakan mereka sampai habis, membalas mereka dan mengazab mereka dengan azab Tuhan Yang Maha Perkasa dan Maha Kuasa. Terkait firman Allah: (Dan Kami tidak memberi tanda-tanda itu melainkan untuk mena­kuti) Qatadah berkata bahwa Allah SWT memberi rasa takut kepada manusia dengan tanda kekuasaan yang Dia kehendaki, agar manusia mereka mengambil pelajaran, mengingat dan kembali kepadaNya. Demikian juga Rasulullah SAW bersabda dalam hadits muttafaqun ‘alaih,”Sesungguhnya matahari dan bulan, keduanya adalah tanda kekuasaan Allah, dan sesungguhnya keduanya tidak mengalami gerhana karena matinya seseorang dan tidak (pula) karena hidup (lahir)nya seseorang, tetapi Allah SWT mempertakuti hamba-hambaNya melalui keduanya.

Untuk itu apabila kalian melihat gerhana, bergegaslah kalian untuk mengingat Allah, berdoa dan memohon ampun kepadaNya

Sumber: https://tafsirweb.com/4663-surat-al-isra-ayat-59.html

Informasi Tambahan

Juz

15

Halaman

288

Ruku

245

Apabila kamu membaca Al-Quran, hendaklah kamu meminta perlindungan kepada Allah dari syaitan yang terkutuk

Surah An-Nahl: 98

Adab Membaca Al-Quran

1. Suci dari Hadats

Pastikan dalam keadaan suci dari hadats besar dan kecil sebelum memegang dan membaca Al-Quran. Berwudhu terlebih dahulu merupakan salah satu bentuk penghormatan kepada kitab suci Al-Quran.

2. Niat yang Ikhlas

Membaca Al-Quran dengan niat mencari ridha Allah SWT, bukan untuk pamer atau mencari pujian. Niat yang ikhlas akan membawa keberkahan dalam membaca Al-Quran.

3. Menghadap Kiblat

Diutamakan menghadap kiblat saat membaca Al-Quran sebagai bentuk penghormatan dan mengikuti sunnah Rasulullah SAW. Posisi duduk yang sopan dan tenang juga dianjurkan.

4. Membaca Ta'awudz

Memulai dengan membaca ta'awudz dan basmalah sebelum membaca Al-Quran. Ta'awudz merupakan permintaan perlindungan kepada Allah dari godaan syaitan yang terkutuk.

5. Khusyuk dan Tenang

Membaca dengan tenang dan penuh penghayatan, memahami makna ayat yang dibaca. Tidak tergesa-gesa dan memperhatikan tajwid dengan baik.

6. Menjaga Kebersihan

Membaca Al-Quran di tempat yang bersih dan suci, serta menjaga kebersihan diri dan pakaian. Hindari membaca Al-Quran di tempat yang tidak pantas.

7. Memperindah Suara

Membaca Al-Quran dengan suara yang indah dan tartil, sesuai dengan kemampuan. Tidak perlu memaksakan diri, yang terpenting adalah membaca dengan benar sesuai tajwid.

Masukan & Feedback:info@finlup.id
© 2025 quran.finlup.id - All rights reserved