Kembali ke Surat Al-Isra'

الاسراۤء (Al-Isra')

Surat ke-17, Ayat ke-81

وَقُلْ جَاۤءَ الْحَقُّ وَزَهَقَ الْبَاطِلُ ۖاِنَّ الْبَاطِلَ كَانَ زَهُوْقًا

Dan katakanlah, “Kebenaran telah datang dan yang batil telah lenyap.” Sungguh, yang batil itu pasti lenyap.

📚 Tafsir Al-Muyassar

Dan katakanlah (wahai rasul) kepada kaum musyrikin, ”telah datang islam dan telah lenyap kesyirikan. Sesungguhnya kebatilan itu tidak ada kelanggengan dan keteguhan baginya. Dan Kebenaranlah yang akan tetap kokoh lagi abadi yang tidak akan sirna.”

Sumber: https://tafsirweb.com/4685-surat-al-isra-ayat-81.html

📚 Tafsir as-Sa'di

81. FirmanNya, “Dan katakanlah, ‘Yang benar telah datang dan yang batil telah lenyap’ ,” kebenaran adalah apa yang Allah wahyukan kepada RasulNya, Muhammad, Allah memerintahkannya untuk mengatakan dan mengumumkan, “Telah datang kebenaran yang tidak ada sesuatu pun yang menentangnya. Dan kebatilan telah lenyap.” Artinya (kebatilan) telah pudar dan pupus. “Sesungguhnya yang batil itu adalah sesuatu yang pasti lenyap,” maksudnya ini adalah sifat kebatilan.

Akan tetapi, terkadang kebatilan berkuasa laris (digemari) apabila tidak dihadapi dengan kebenaran.Lalu tatkala datang kebenaran, maka kebatilan meredup dan tidak akan tersisa sama sekali. Tidaklah kebatilan itu akan laris kecuali pada waktu dan tempat yang kosong dari ilmu tentang ayat-ayat Allah dan penjelasannya.

Sumber: https://tafsirweb.com/4685-surat-al-isra-ayat-81.html

📚 Tafsir Al-Wajiz

81. Wahai Rasul, katakanlah ketika memasuki Mekah: “Tampaklah kebenaran, yaitu Islam dan melemahlah kebathilan, yaitu kesyirikan dan kekufuran. Sesungguhnya kebathilan itu pasti dan akan terus melemah”

Sumber: https://tafsirweb.com/4685-surat-al-isra-ayat-81.html

📚 Tafsir Ibnu Katsir (Ringkas)

Ayat 80-81 Qatadah berkata tentang firman Allah: (Dan katakanlah, "Ya Tuhanku, masukkanlah aku secara masuk yang benar") yaitu Madinah (dan keluarkanlah (pula) aku dengan cara keluar yang benar) yaitu Makkah. Demikian juga dikatakan oleh Abdurrahman bin Zaid bin Aslam. Pendapat ini adalah yang paling terkenal.

Firman Allah: (dan berikanlah kepadaku dari sisi Engkau kekuasaan yang menolong) Hasan Al-Bashri berkata dalam tafsirnya,”Allah menjanjikan kepada beliau bahwa Dia akan mencabut Kerajaan Persia dan kejayaannya, dan Dia benar-benar akan memberikan hal itu kepada beliau. dan Kerajaan Romawi dan kejayaannya, lalu Dia memberikannya kepada beliau. Qatadah berkata tentang hal ini bahwa sesung­guhnya Nabi SAW menyadari bahwa dia tidak mempunyai kekuatan un­tuk perkara ini kecuali dengan kekuasaanNya. Maka beliau memo­hon kekuasaan yang bisa menolongnya kepada Allah untuk membela kitab, batasan-batasan, hal-hal yang difardhukan Allah, dan mene­gakkan agama Nya; karena sesungguhnya kekuasaan itu adalah rahmat dari Allah yang Dia jadikan di antara hamba-hambaNya.

Seandainya tidak ada kekuasaan ini, tentulah sebagian dari mereka menyerang sebagi­an yang lainnya, dan terkuat di antara mereka akan memakan yang lemah. Mujahid berkata tentang firmanNya: (kekuasaan yang menolong) yaitu bukti yang jelas. Ibnu Jarir memilih pendapat yang dikatakan Al-Hasan dan Qatadah, dan pendapat ini adalah yang terkuat, karena sesung­guhnya merupakan suatu keharusan bagi kebenaran mengalahkan semua orang yang menentangnya.

Oleh karena itu Allah berfirman: (Sungguh, Kami telah mengutus rasul-rasul Kami dengan bukti-bukti yang nyata dan kami turunkan bersama mereka kitab dan neraca (keadilan) agar manusia dapat berlaku adil.

Dan Kami menciptakan besi yang mempunyai kekuatan, hebat dan banyak manfaat bagi manusia, dan agar Allah mengetahui siapa yang menolong (agama)-Nya dan rasul-rasul-Nya walaupun (Allah) tidak dilihatnya) (Surah Al-Hadid: 25) Firman Allah SWT: (Dan katakanlah, "Yang benar telah datang, dan yang batil telah lenyap) yaitu ancaman dan peringatan kepada orang-orang kafir Quraisy, bahwa sesungguhnya telah datang kepada mereka kebenaran dari Allah yang tidak ada keraguan di dalamnya dan tidak pernah mereka temui sebelumnya, yaitu Al-Qur'an, keimanan, dan ilmu yang bermanfaat.

Dan lenyaplah kebathilan itu, yaitu surut dan sirna; karena sesungguhnya kebathilan itu tidak akan bisa bertahan dan berdampingan bersama kebenaran. (Sebenarnya Kami melontarkan yang hak kepada yang batil, lalu yang hak itu menghancurkannya, maka dengan serta merta yang batil itu lenyap) (Surah Al-Anbiya: 18)

Sumber: https://tafsirweb.com/4685-surat-al-isra-ayat-81.html

Informasi Tambahan

Juz

15

Halaman

290

Ruku

248

Apabila kamu membaca Al-Quran, hendaklah kamu meminta perlindungan kepada Allah dari syaitan yang terkutuk

Surah An-Nahl: 98

Adab Membaca Al-Quran

1. Suci dari Hadats

Pastikan dalam keadaan suci dari hadats besar dan kecil sebelum memegang dan membaca Al-Quran. Berwudhu terlebih dahulu merupakan salah satu bentuk penghormatan kepada kitab suci Al-Quran.

2. Niat yang Ikhlas

Membaca Al-Quran dengan niat mencari ridha Allah SWT, bukan untuk pamer atau mencari pujian. Niat yang ikhlas akan membawa keberkahan dalam membaca Al-Quran.

3. Menghadap Kiblat

Diutamakan menghadap kiblat saat membaca Al-Quran sebagai bentuk penghormatan dan mengikuti sunnah Rasulullah SAW. Posisi duduk yang sopan dan tenang juga dianjurkan.

4. Membaca Ta'awudz

Memulai dengan membaca ta'awudz dan basmalah sebelum membaca Al-Quran. Ta'awudz merupakan permintaan perlindungan kepada Allah dari godaan syaitan yang terkutuk.

5. Khusyuk dan Tenang

Membaca dengan tenang dan penuh penghayatan, memahami makna ayat yang dibaca. Tidak tergesa-gesa dan memperhatikan tajwid dengan baik.

6. Menjaga Kebersihan

Membaca Al-Quran di tempat yang bersih dan suci, serta menjaga kebersihan diri dan pakaian. Hindari membaca Al-Quran di tempat yang tidak pantas.

7. Memperindah Suara

Membaca Al-Quran dengan suara yang indah dan tartil, sesuai dengan kemampuan. Tidak perlu memaksakan diri, yang terpenting adalah membaca dengan benar sesuai tajwid.

Masukan & Feedback:info@finlup.id
© 2025 quran.finlup.id - All rights reserved