Kembali ke Surat Al-Kahf

الكهف (Al-Kahf)

Surat ke-18, Ayat ke-11

فَضَرَبْنَا عَلٰٓى اٰذَانِهِمْ فِى الْكَهْفِ سِنِيْنَ عَدَدًاۙ

Maka Kami tutup telinga mereka di dalam gua itu, selama beberapa tahun.

📚 Tafsir Al-Muyassar

Maka Kami lemparkan kepada mereka tidur yang nyenyak sehingga mereka berdiam di sana dalam jangka waktu yang lama.

Sumber: https://tafsirweb.com/4837-surat-al-kahfi-ayat-11.html

📚 Tafsir as-Sa'di

11. Oleh karena itu, Allah mengabulkan doa mereka dan mengondisikan sesuatu yang belum pernah mereka sangka. Allah berfirman, “Maka kami tutup telinga mereka dalam gua itu,” maksudnya Kami telah menidurkan mereka “beberapa tahun,” yaitu tiga ratus Sembilan tahun lamanya.

Dalam tidur itu, mengandung unsur pemeliharaan terhadap kalbu-kalbu mereka dari kegoncangan dan ketakutan serta penjagaan dari (suksaan) kaumnya (dan agar menjadi sebuah bukti nyata (tentang kekuasaan Allah)

Sumber: https://tafsirweb.com/4837-surat-al-kahfi-ayat-11.html

📚 Tafsir Al-Wajiz

11. Maka Kami tutup telinga mereka atau Kami jadikan mereka tertidur pulas sehingga tidak mendengar apa-apa selama beberapa tahun dalam gua itu,

Sumber: https://tafsirweb.com/4837-surat-al-kahfi-ayat-11.html

📚 Tafsir Ibnu Katsir (Ringkas)

Ayat 9-12 Ini adalah pemberitahuan Allah SWT tentang orang-orang yang menghuni gua secara singkat, kemudian menjelaskan dengan panjang lebar sesudahnya. Allah berfirman: (Atau kamu mengira) wahai Muhammad (bahwa orang-orang yang menghuni gua dan (yang mempunyai) raqim itu, mereka termasuk tanda-tanda kekuasaan Kami yang mengherankan) yaitu tidaklah perkara mereka mengherankan kemampuan dan kekuasaan Kami, karena sesungguhnya penciptaan langit, bumi, pergantian siang dan malam, penundukkan matahari, bulan, bintang, dan lainnya adalah tanda-tanda yang agung yang menunjukkan atas kekuasaan Allah SWT. bahwa Allah Maha Kuasa atas semua hal yang DIa kehendaki, tidak ada sesuatu pun yang bisa melemahkanNya.

Semuanya lebih mengherankan daripada orang-orang yang menghuni gua. Adh-Dhahhak berkata, “kahfi” adalah gua yang ada di lem­bah, dan “ar-raqim” adalah nama lembah itu. Mujahid berkata bahwa “ar-raqim” adalah nama kitab yang diletakkan di depan bangunan mereka.

Sebagian ulama’ berkata bahwa raqim adalah lembah yang padanya terda­pat gua tempat mereka. Ali bin Abi Thalhah meriwayatkan dari Ibnu Abbas, bahwa “ar-raqim” adalah sebuah catatan. Sa'id bin Jubair berkata “Ar-raqim” adalah sebuah prasasti yang tertulis pada sebuah batu yang mereka tulis pada bau itu kisah ashabul kahfi, kemudian mereka meletakkannya di pintu gua.

Abdurrahman bin Zaid bin Aslam berkata bahwa “ar-raqim” adalah kitab, kemudian dia membacakan firmanNya ((Ialah) kitab yang bertulis (9)) (Surah Al-Muthaffifin) Ini adalah yang tampak dari ayat itu, dan ini adalah pendapat yang dipilih Ibnu Jarir. dia berkata bahwa “ar-raqim” mengikuti wazan “fa'il” yang maknanya adalah tertulis.

Sebagaimana dikata­kan terhadap orang yang terbunuh “Qatiil”, dan orang yang terluka disebut “jariih”. Hanya Allah yang lebih mengetahui Firman Allah: ((Ingatlah) tatkala pemuda-pemuda itu mencari tempat berlindung ke dalam gua, lalu mereka berkata, "Wahai Tuhan kami, beri­kanlah rahmat kepada kami dari sisi-Mu dan sempurnakanlah bagi kami petunjuk yang lurus dalam urusan kami (ini)” (10)) Allah memberitahukan tentang para pemuda yang melarikan diri dengan membawa agamanya dari gangguan kaum­nya yang akan memfitnah mereka. Mereka lari memisahkan diri dari kaumnya, lalu berlindung di dalam gua di suatu bukit, agar mereka bisa bersembunyi dari kaumnya.

Mereka berkata ketika memasuki gua seraya memohon kepa­da Allah atas rahmat dan kelembutanNya kepada mere­ka. (Wahai Tuhan kami, berikanlah rahmat kepada kami dari sisi­Mu) yaitu anugerahkanlah kepada kami dari sisiMu rahmat yang dengan rahmat itu Engkau merahmati kami dan menyembunyikan kami dari kaum kami (dan sempurnakanlah bagi kami petunjuk yang lurus dalam urus­an kami (ini)) berikanlah kami petunjuk ke jalan yang lurus dalam urusan kami ini. yaitu, jadikanlah bagi akibat kami jalan yang lurus. sebagaimana yang disebutkan dalam hadits,”Dan segala apa yang Engkau putuskan bagi kami, kami memo­hon agar engkau menjadikan akibatnya bagi kami jalan yang lurus” Firman Allah: (Maka Kami tutup telinga mereka beberapa tahun dalam gua itu (11)) yaitu Kami jatuhkan rasa kantuk yang berat kepada mereka ketika me­reka memasuki gua, lalu mereka tidur selama bertahun-tahun (Kemudian Kami bangunkan mereka) yaitu dari tidur mereka itu. Kemudian salah satu dari mereka keluar dari gua itu dengan membawa uang dirham mereka untuk dia tukarkan dengan makanan yang bisa mereka makan. Sebagaimana keterangan tentang itu akan dijelaskan.

Oleh karena itu Allah berfirman: (kemudian Kami bangunkan mereka, agar Kami mengetahui ma­nakah di antara kedua golongan itu) yaitu di antara kedua kelompok yang berselisih tentang mereka (yang lebih tepat dalam menghitung berapa lamanya mereka tinggal (dalam gua itu)) DIkatakan, yaitu bilangan.

Dikatakan juga yaitu batas akhirnya, dan kata “Al-amad” menunjukkan tujuannya seperti ucapan orang Arab, kuda itu sudah berlalu ketika telah mencapai batas akhirnya

Sumber: https://tafsirweb.com/4837-surat-al-kahfi-ayat-11.html

Informasi Tambahan

Juz

15

Halaman

294

Ruku

252

Apabila kamu membaca Al-Quran, hendaklah kamu meminta perlindungan kepada Allah dari syaitan yang terkutuk

Surah An-Nahl: 98

Adab Membaca Al-Quran

1. Suci dari Hadats

Pastikan dalam keadaan suci dari hadats besar dan kecil sebelum memegang dan membaca Al-Quran. Berwudhu terlebih dahulu merupakan salah satu bentuk penghormatan kepada kitab suci Al-Quran.

2. Niat yang Ikhlas

Membaca Al-Quran dengan niat mencari ridha Allah SWT, bukan untuk pamer atau mencari pujian. Niat yang ikhlas akan membawa keberkahan dalam membaca Al-Quran.

3. Menghadap Kiblat

Diutamakan menghadap kiblat saat membaca Al-Quran sebagai bentuk penghormatan dan mengikuti sunnah Rasulullah SAW. Posisi duduk yang sopan dan tenang juga dianjurkan.

4. Membaca Ta'awudz

Memulai dengan membaca ta'awudz dan basmalah sebelum membaca Al-Quran. Ta'awudz merupakan permintaan perlindungan kepada Allah dari godaan syaitan yang terkutuk.

5. Khusyuk dan Tenang

Membaca dengan tenang dan penuh penghayatan, memahami makna ayat yang dibaca. Tidak tergesa-gesa dan memperhatikan tajwid dengan baik.

6. Menjaga Kebersihan

Membaca Al-Quran di tempat yang bersih dan suci, serta menjaga kebersihan diri dan pakaian. Hindari membaca Al-Quran di tempat yang tidak pantas.

7. Memperindah Suara

Membaca Al-Quran dengan suara yang indah dan tartil, sesuai dengan kemampuan. Tidak perlu memaksakan diri, yang terpenting adalah membaca dengan benar sesuai tajwid.

Masukan & Feedback:info@finlup.id
© 2025 quran.finlup.id - All rights reserved