Kembali ke Surat Al-Kahf

الكهف (Al-Kahf)

Surat ke-18, Ayat ke-39

وَلَوْلَآ اِذْ دَخَلْتَ جَنَّتَكَ قُلْتَ مَا شَاۤءَ اللّٰهُ ۙ لَا قُوَّةَ اِلَّا بِاللّٰهِ ۚاِنْ تَرَنِ اَنَا۠ اَقَلَّ مِنْكَ مَالًا وَّوَلَدًاۚ

Dan mengapa ketika engkau memasuki kebunmu tidak mengucapkan ”Masya Allah, la quwwata illa billah” (Sungguh, atas kehendak Allah, semua ini terwujud), tidak ada kekuatan kecuali dengan (pertolongan) Allah, sekalipun engkau anggap harta dan keturunanku lebih sedikit daripadamu.

📚 Tafsir Al-Muyassar

39-41. Dan mengapa sewaktu memasuki kebunmu, lalu kebunmu membuatmu berdecak kagum, kamu tidak memuji Allah dan mengucapkan, ’ini adalah kehendak Allah padaku. Tidak ada kekuatan bagiku untuk mewujudkannya kecuali dengan pertolongan Allah’ jika engkau anggap aku lebih sedikit harta dan anak-anak daripada kamu. ’ Maka semoga tuhanku memberiku sesuatu yang lebih baik daripada kebunmu dan mengambil kenikmatan darimu akibat kekafiranmu dan mengirim sisksaan dari langit pada kebunmu sehingga berubah menjadi tanah yang licin lagi gundul(gersang), di mana kaki tidak dapat menginjak dengan kuat, tanaman tidak dapat tumbuh di sana.

Atau airnya yang kamu pakai untuk menyirami tanamunmu dengannya berubah menjadi surut ke dalam tanah, sehingga engkau tiidak dapat menggeluarkannya lagi, ”

Sumber: https://tafsirweb.com/4865-surat-al-kahfi-ayat-39.html

📚 Tafsir as-Sa'di

39. Sahabat yang beriman berkata kepada kawannya yang kafir, “Engkau sekalipun membanggakan diri di depanku dengan harta dan anakmu yang banyak, dan kamu melihatku “lebih sedikit darimu dalam hal harta dan keturunan,” sesungguhnya sesuatu yang ada di sisi Allah lebih baik dan lebih kekal, apa yang diharapkan dari kebaikan dan curahan kebajikanNya lebih utama daripada seluruh (kenikmatan) dunia yang mana orang-orang berlomba-lomba di dalamnya.

Sumber: https://tafsirweb.com/4865-surat-al-kahfi-ayat-39.html

📚 Tafsir Al-Wajiz

39. Mengapa ketika engkau memasuki kebunmu engkau tidak mengatakan "Maasyaallaah, laa quwwata illaa billaah sungguh atas kehendak Allah semua ini bisa terwujud, tiada kekuatan kecuali dengan pertolongan Allah.” “Sekiranya engkau menganggap aku lebih sedikit darimu dalam hal harta dan keturunan.” Nabi berkata kepada Abu Musa: “Apakah engkau mau aku tunjukkan gudang dari gudangnya surga, ialah kalimat laa quwwata illaa billaah.

Sumber: https://tafsirweb.com/4865-surat-al-kahfi-ayat-39.html

📚 Tafsir Ibnu Katsir (Ringkas)

Ayat 37-41 Allah SWT berfirman seraya memberitahukan tentang apa yang dijawab oleh pemiliknya yang muk­min seraya menasehati dan memperingatkannya agar dari ingkar kepada Allah dan teperdaya (Apakah engkau ingkar kepada (Tuhan) yang menciptakan engkau dari tanah, kemudian dari setetes air mani, lalu Dia menjadikan engkau seorang laki-laki yang sempurna?) Ini merupakan pengingkaran terhadap dosa besar yang dilakukan orang yang mengingkari kepada Tuhannya yang menciptakannya. Allah memulai penciptaan manusia dari tanah, yaitu nabi Adam, kemudian menjadikan keturunannya dari air mani yang hina. Sebagaimana Allah berfirman: (Mengapa kalian kafir kepada Allah, padahal kalian tadinya mati, lalu Allah menghidupkan kalian) (Surah Al-Baqarah: 28) yaitu bagaimana bisa kalian ingkar terhadap Tuhan kalian, sedangkan dalil-dalil tentangNya pada kalian telah tampak dan jelas? setiap orang mengetahuinya dalam dirinya. karena sesungguhnya tidak ada seorang pun melainkan mengetahui bahwa dirinya asalnya tidak ada, kemudian ada, dan keberadaannya itu tidak ada dengan sendirinya, dan tidak bersandar kepada suatu makhluk pun, karena kedudukannya sama.

Maka dapat diketahui bahwa keberadaannya disandarkan kepada Penciptanya, yaitu Allah tidak ada Tuhan selain Dia, pencipta segala sesuatu. Oleh karena itu pemilik yang mukmin berkata: (Tetapi aku (percaya bahwa); Dia-lah Allah, Tuhanku) yaitu tetapi aku tidak mengatakan ucapanmu, melainkan aku mengakui Allah sebagai Tuhanku Yang Maha Esa (dan aku tidak mempersekutukan seorang pun dengan Tuhanku) bahkan Dialah Allah yang wajib disembah semata, tidak ada sekutu bagiNya Kemudian dia berkata: (Dan mengapa kamu tidak mengatakan waktu kamu memasuki kebunmu “Masya Allah", tidak ada kekuatan kecuali dengan (pertolongan) Allah? Jika kamu anggap aku lebih kurang dari­pada kamu dalam hal harta dan anak (39)) (Surah Al-Kahfi) Ini merupakan anjuran dan dorongan atas hal itu, yaitu mengapa saat kamu memasuki kebunmu, kamu merasa takjub dengannya ketika melihatnya kamu tidak memuji kepada Allah atas nikmat yang telah Dia berikan kepadamu, dan Dia memberimu harta dan anak yang belum pernah diberikan kepada orang lain. sehingga kamu berkata bahwa semua ini atas kehendak Allah, tidak ada kekuatan kecuali dengan pertolongan Allah.

Firman Allah: (Maka mudah-mudahan Tuhanku akan memberi kepadaku (ke­bun) yang lebih baik daripada kebunmu (ini)) yaitu di akhirat (dan mudah-mudahan Dia mengirimkan kepada kebunmu) yaitu menimpakan kepada kebunmu di dunia yang kamu kira bahwa kebun itu tidak akan musnah dan lenyap (ketentuan (petir) dari langit) Ibnu Abbas, Adh-Dhahhak, Qatadah, dan Malik meriwayatkan dari Az-Zuhri yaitu azab dari langit. Makna yang tampak adalah hujan besar yang menge­jutkan yang mencabut tanaman dan pepohonan. Oleh karena itu Allah berfirman (hingga (kebun itu) menjadi tanah yang licin) yaitu gundul dan tanahnya licin, telapak kaki tidak dapat tegak dan berjalan di atasnya.

Firman Allah: (atau airnya menjadi surut ke dalam tanah) yaitu, menyerap masuk ke dalam tanah, yaitu lawan kata dari mata air yang muncul ke permukaan tanah yang dicari di permukaan bumi. dan “Al-gha’ir” adalah airnya berada di dalam bumi, sebagaimana Allah berfirman: (Katakanlah, "Terangkanlah kepadaku jika sumber air kalian menjadi kering; maka siapakah yang mendatangkan air yang mengalir bagi kalian?” (30)) (Surah Al-Mulk) yaitu air yang mengalir dan berlimpah.

Di sini Allah berfirman: (atau airnya menjadi surut ke dalam tanah, maka sekali-kali kamu tidak dapat menemukannya lagi (41)) Kata “Al-ghaur” adalah bentuk mashdar dari “gha’ir”, dan itu lebih kuat. sebagaimana yang dikatakan seorang penyair: “Kuda-kudanya terus-menerus meringkik seraya berbaris, sedangkan tali-talinya masih ter­pegang olehnya” “Maknannya adalah naa’ihat (meringkik)

Sumber: https://tafsirweb.com/4865-surat-al-kahfi-ayat-39.html

Informasi Tambahan

Juz

15

Halaman

298

Ruku

256

Apabila kamu membaca Al-Quran, hendaklah kamu meminta perlindungan kepada Allah dari syaitan yang terkutuk

Surah An-Nahl: 98

Adab Membaca Al-Quran

1. Suci dari Hadats

Pastikan dalam keadaan suci dari hadats besar dan kecil sebelum memegang dan membaca Al-Quran. Berwudhu terlebih dahulu merupakan salah satu bentuk penghormatan kepada kitab suci Al-Quran.

2. Niat yang Ikhlas

Membaca Al-Quran dengan niat mencari ridha Allah SWT, bukan untuk pamer atau mencari pujian. Niat yang ikhlas akan membawa keberkahan dalam membaca Al-Quran.

3. Menghadap Kiblat

Diutamakan menghadap kiblat saat membaca Al-Quran sebagai bentuk penghormatan dan mengikuti sunnah Rasulullah SAW. Posisi duduk yang sopan dan tenang juga dianjurkan.

4. Membaca Ta'awudz

Memulai dengan membaca ta'awudz dan basmalah sebelum membaca Al-Quran. Ta'awudz merupakan permintaan perlindungan kepada Allah dari godaan syaitan yang terkutuk.

5. Khusyuk dan Tenang

Membaca dengan tenang dan penuh penghayatan, memahami makna ayat yang dibaca. Tidak tergesa-gesa dan memperhatikan tajwid dengan baik.

6. Menjaga Kebersihan

Membaca Al-Quran di tempat yang bersih dan suci, serta menjaga kebersihan diri dan pakaian. Hindari membaca Al-Quran di tempat yang tidak pantas.

7. Memperindah Suara

Membaca Al-Quran dengan suara yang indah dan tartil, sesuai dengan kemampuan. Tidak perlu memaksakan diri, yang terpenting adalah membaca dengan benar sesuai tajwid.

Masukan & Feedback:info@finlup.id
© 2025 quran.finlup.id - All rights reserved