Kembali ke Surat Al-Kahf

الكهف (Al-Kahf)

Surat ke-18, Ayat ke-94

قَالُوْا يٰذَا الْقَرْنَيْنِ اِنَّ يَأْجُوْجَ وَمَأْجُوْجَ مُفْسِدُوْنَ فِى الْاَرْضِ فَهَلْ نَجْعَلُ لَكَ خَرْجًا عَلٰٓى اَنْ تَجْعَلَ بَيْنَنَا وَبَيْنَهُمْ سَدًّا

Mereka berkata, “Wahai Zulkarnain! Sungguh, Yakjuj dan Makjuj itu (makhluk yang) berbuat kerusakan di bumi, maka bolehkah kami membayarmu imbalan agar engkau membuatkan dinding penghalang antara kami dan mereka?”

📚 Tafsir Al-Muyassar

Mereka berkata, ”wahai dzulqarnain, sesunggguhnya ya’juj dan ma’juj (mereka adalah dua umat yang besar dari bani adam) melakukan kerusakan di muka bumi dengan merusak tanaman dan keturunan. apakah boleh kami menyerahkan imbalan bagimu dan kami kumpulkan harta benda kami supaya kamu mau membuatkan dinding pemisah antara kami dengan mereka?

Sumber: https://tafsirweb.com/4920-surat-al-kahfi-ayat-94.html

📚 Tafsir as-Sa'di

94. Sungguh, Allah telah memberikan sebab kausalitas ilmiah bagi Dzulqarnain yang menyebabkannya sanggup memahami bahasa mereka dan memaklumi kondisi mereka, hingga Dzulqarnain bisa berkomunikasi dengan mereka, dan mereka pun dapat menjalin komunikasi dengannya. Mereka pun menyampaikan keluhan tentang gangguan dari Ya’juj Ma’juj.

Mereka berdua adalah dua bangsa besar dari kalangan Bani Adam. Mereka berkata, “Sesungguhnya Ya’juj dan Ma’juj itu orang-orang yang membuat kerusakan di muka bumi,” dengan tindakan pembunuhan, merampas harta (orang lain) dan tindakan buruk lainnya “maka dapatkah kami memberikan sesuatu pembayaran kepadamu,” hadiah timbal balik “supaya kamu membuat dinding antara kami dan mereka.” Ini menunjukkan bahwa mereka tidak mampu membuat dinding sendiri dan mengetahui kemampuan Dzulqarnain. Maka mereka menyodorkan bayaran agar dia membuatnya disertai menyampaikan kepadanya tentang alasan yang mendorong mereka (meminta pertolongan), yaitu kerusakan yang ditimbulkan oleh kaum Ya’juj dan Ma’juj di bumi.

Sumber: https://tafsirweb.com/4920-surat-al-kahfi-ayat-94.html

📚 Tafsir Al-Wajiz

94. Mereka berkata: "Hai Dzulkarnain (mereka memahami ucapan dengan diterjemahkan), sesungguhnya kabilah Altatur dan Mongol yang menempati tempat bagian utara dari benua Asia, mereka membuat kerusakan di muka bumi dengan mengekspansi, membunuh, merusak tanaman dan merampas harta. Maka dapatkah kami memberikan suatu upah/bayaran kepadamu, supaya kamu membuat dinding antara kami dan mereka?"

Sumber: https://tafsirweb.com/4920-surat-al-kahfi-ayat-94.html

📚 Tafsir Ibnu Katsir (Ringkas)

Ayat 92-96 Allah SWT berfirman seraya memberitahukan tentang Dzulqarnain: (kemudian dia menempuh suatu jalan (yang lain lagi)) yaitu dia menempuh suatu jalan dari belahan bumi timur hingga apabila dia telah sampai di antara dua buah gunung yaitu dua buah gunung yang berdampingan, dan di antara keduanya terdapat celah tempat keluarnya Ya’juj dan Ma'juj menuju negeri manusia, sehingga mereka menimbulkan banyak kerusakan dan menghancurkan hewan ternak, dan tanam-tanaman. Ya'juj dan Ma'juj adalah keturunan nabi Adam sebagaimana yang disebutkan dalam hadits shahih Bukhari Muslim,”Sesungguhnya Allah SWT berfirman,"Wahai Adam!". lalu nabi Adam menjawab,"Aku penuhi panggilanMu dan Aku bagaia denganMu” Allah berfirman, "Kirimkanlah utusan ke neraka!" nabi Adam bertanya,"Berapa orang yang dikirimkan ke neraka?” Allah SWT berfirman,"Dari setiap seribu orang ada sembilan ratus sembilan puluh sembilan, sedangkan sisanya yang satu orang ke surga” Maka saat itulah anak kecil beruban, dan setiap wanita yang mengandung mendadak melahirkan kandungannya.

Lalu difirmankan,"Sesungguhnya di antara kalian terdapat dua umat, tidak sekali-kali mereka berada pada sesuatu, melainkan menjadikannya golongan mayoritas, yaitu Ya'juj dan Ma'juj.” Firman Allah SWT: (dia mendapati di hadapan kedua bukit itu suatu kaum yang hampir tidak mengerti pembicaraan) yaitu karena asingnya bahasa mereka dan jauhnya jarak mereka dari manusia (Mereka berkata, "Hai Dzulqarnain, sesungguhnya Ya’juj dan Ma’juj itu orang-orang yang membuat kerusakan di muka bumi, maka dapatkah kami memberikan sesuatu pembayaran kepadamu (upeti)) yaitu, mereka bermaksud mengumpulkan harta di antara mereka sehingga menjadi benteng antara dia dan mereka. Lalu Dzulqarnain menjawab dengan penuh hormat, menunjukkan pemahaman keagamaannya, keshalihannya, dan tujuan baiknya: (Apa yang telah dikuasakan oleh Tuhanku kepadaku terhadapnya adalah lebih baik) yaitu sesungguhnya sesuatu yang diberikan Allah kepadaku berupa kerajaan dan kedudukan itu lebih baik daripada harta yang kalian kumpulkan. sebagaimana apa yang dikatakan nabi Sulaiman: (Apakah (patut) kalian menolong aku dengan harta? Maka apa yang diberikan Allah kepadaku lebih baik daripada apa yang diberikan­Nya kepada kalian) (Surah An-Naml: 36) Demikian juga dikatakan oleh Dzulqarnain,"Apa yang ada padaku jauh lebih baik daripada apa yang kalian berikan itu, tetapi aku meminta kepada kalian agar membantuku dengan sekuat tenaga yaitu dengan pekerjaan dan alat untuk membangun kalian (agar aku membuatkan dinding antara kalian dan merek (95), berilah aku potongan-potongan besi (96)) Kata “Az-zubur” adalah bentuk jamak dari “zabrah” yaitu potongan besi.

Pendapat ini dikatakan Ibnu Abbas, Mujahid, dan Qatadah, potongan besi itu sebagai batu bata (Hingga apabila besi itu telah sama rata dengan kedua (puncak) gunung itu) yaitu yaitu disusun satu sama lain mulai dari pondasinya hingga sama dengan puncak kedua bukit tingginya (berkatalah Dzulqarnain, "Tiuplah (api itu)”) yaitu nyalakanlah api untuk membakarnya, sehingga dinding besi itu menjadi api (dia pun berkata, "Berilah aku tembaga (yang mendidih) agar kutuangkan ke atas besi panas itu”) Ibnu Abbas, Mujahid, Ikrimah, Adh-Dhahhak, Qatadah, dan As-Suddi berkata bahwa itu adalah tembaga. Sebagian dari mereka menambahkan bahwa itu adalah tembaga yang dilelehkan, berdasarkan firman Allah: (dan Kami alirkan cairan tembaga baginya) (Surah Saba: 12) Oleh karena itu diserupakan dengan kain yang bergaris.

Sumber: https://tafsirweb.com/4920-surat-al-kahfi-ayat-94.html

Informasi Tambahan

Juz

16

Halaman

303

Ruku

262

Apabila kamu membaca Al-Quran, hendaklah kamu meminta perlindungan kepada Allah dari syaitan yang terkutuk

Surah An-Nahl: 98

Adab Membaca Al-Quran

1. Suci dari Hadats

Pastikan dalam keadaan suci dari hadats besar dan kecil sebelum memegang dan membaca Al-Quran. Berwudhu terlebih dahulu merupakan salah satu bentuk penghormatan kepada kitab suci Al-Quran.

2. Niat yang Ikhlas

Membaca Al-Quran dengan niat mencari ridha Allah SWT, bukan untuk pamer atau mencari pujian. Niat yang ikhlas akan membawa keberkahan dalam membaca Al-Quran.

3. Menghadap Kiblat

Diutamakan menghadap kiblat saat membaca Al-Quran sebagai bentuk penghormatan dan mengikuti sunnah Rasulullah SAW. Posisi duduk yang sopan dan tenang juga dianjurkan.

4. Membaca Ta'awudz

Memulai dengan membaca ta'awudz dan basmalah sebelum membaca Al-Quran. Ta'awudz merupakan permintaan perlindungan kepada Allah dari godaan syaitan yang terkutuk.

5. Khusyuk dan Tenang

Membaca dengan tenang dan penuh penghayatan, memahami makna ayat yang dibaca. Tidak tergesa-gesa dan memperhatikan tajwid dengan baik.

6. Menjaga Kebersihan

Membaca Al-Quran di tempat yang bersih dan suci, serta menjaga kebersihan diri dan pakaian. Hindari membaca Al-Quran di tempat yang tidak pantas.

7. Memperindah Suara

Membaca Al-Quran dengan suara yang indah dan tartil, sesuai dengan kemampuan. Tidak perlu memaksakan diri, yang terpenting adalah membaca dengan benar sesuai tajwid.

Masukan & Feedback:info@finlup.id
© 2025 quran.finlup.id - All rights reserved