Kembali ke Surat Al-Kahf

الكهف (Al-Kahf)

Surat ke-18, Ayat ke-109

قُلْ لَّوْ كَانَ الْبَحْرُ مِدَادًا لِّكَلِمٰتِ رَبِّيْ لَنَفِدَ الْبَحْرُ قَبْلَ اَنْ تَنْفَدَ كَلِمٰتُ رَبِّيْ وَلَوْ جِئْنَا بِمِثْلِهٖ مَدَدًا

Katakanlah (Muhammad), “Seandainya lautan menjadi tinta untuk (menulis) kalimat-kalimat Tuhanku, maka pasti habislah lautan itu sebelum selesai (penulisan) kalimat-kalimat Tuhanku, meskipun Kami datangkan tambahan sebanyak itu (pula).”

📚 Tafsir Al-Muyassar

Katakanlah (wahai rasul), seandainya air lautan menjadi tinta bagi pena-pena yang digunakan untuk menulis kalamullah dari ilmu dan hikmahNya serta apa yang diwahyukan olehNya kepada malaikat dan rosul-rosulNya, pastilah akan habis air laut itu sebelum habis kalimat-kalimat tersebut. Seandainya kami mendatangkan air sebanyak air laut itu pula dari lautan yang lain sebagai tinta untuk itu, niscaya pasti akan habis pula. Dalam ayat ini terdapat dalil penetapan sifat kalam bagi Allah secara hakiki yang sesuai dengan keagungan dan kesempurnaanNYa.

Sumber: https://tafsirweb.com/4935-surat-al-kahfi-ayat-109.html

📚 Tafsir as-Sa'di

109. Maksudnya, katakanlah kepada mereka untuk memberitahukan tentang keagungan al-Bari (Dzat Pencipta) dan luasnya cakupan sifat-sifatNya, bahwasanya para hamba tidak dapat meliputinya sedikit pun “kalau sekiranya lautan,” yaitu lautan-lautan yang ada di alam ini “menjadi tinta untuk (menulis) kalimat-kalimat Rabbku,” maksudnya pohon-pohon dunia sejak pertama (tumbuh) sampai tanaman terakhkir (yang hidup), dari pohon-pohon di negeri-negeri, padang-padang dan lautan menjadi pena-pena “sungguh habislah lautan itu,” maksudnya pena-pena itu akan patah “sebelum habis (ditulis) kalimat-kalimat Rabbku.” Ini perkara yang agung, tidak dapat dikuasai oleh seorang pun. Dalam ayat yang lain, "Dan seandainya pohon-pohon di bumi menjadi pena dan laut (menjadi tinta), ditambahkan kepadanya tujuh laut (lagi) sesudah (kering) nya, niscaya tidak akan habis-habisnya (dituliskan) kalimat Allah.

Sesungguhnya Allah Maha Perkasa lagi Maha Bijaksana." (Luqman:27). Keterangan ini termasuk cara untuk mendekatkan hakikat makna ini ke hadapan alam pikiran. Sebab benda-benda tersebut makhluk ciptaan, sedangkan semua makhluk akan berakhir dan musnah.

Adapun Kalamullah, maka ia termasuk kategori sifat-sifatNya. Sedangkan sifat-sifatNya bukan makhluk, tidak ada batasan dan penghabisan. Segala keluasan dan keagungan yang dideskripsikan oleh hati, maka Allah lebih tinggi daripada itu.

Beginilah sifat-sifat Allah yang lain, seperti ilmu, hikmah, kekuasaan, dan rahmatNya. Jika seluruh ilmu makhluk di kumpulkan dari generasi awal dan akhir, dari penghuni langit dan bumi niscaya (dibandingkan dengan ilmu Alah Dzat yang Mahaagung perbandingannya) adalah lebih kecil daripada (perbandingan antara) burung pipit yang masuk ke dalam laut kemudian ia mengambil (sesuatu) dengan paruhnya dari laut itu ditinjau pada kebesaran laut tersebut. Ini menunjukkan bahwa Allah mempunyai sifat-sifat yang agung luas dan sempurna, dan kepadaNya-lah segala penghabisan.

Sumber: https://tafsirweb.com/4935-surat-al-kahfi-ayat-109.html

📚 Tafsir Al-Wajiz

109. Katakanlah wahai Nabi: “Sekiranya lautan menjadi tinta untuk menulis kalimat-kalimat ilmu Allah yang tidak terbatas, sungguh lautan itu akan habis sebelum kalimat-kalimat dan ilmu Allah tertulis semua, meskipun Kami datangkan tambahan laut sebanyak itu pula". Al-madad adalah tambahan atau pertolongan, maksudnya adalah bahwa makna tersebut adalah mutlak hanya dari Allah, yaitu ilmu yang tidak ada batasnya, sedangkan laut adalah sesuatu yang terbatas.

Orang Yahudi berkata: Kami diberi ilmu yang banyak, juga kitab Taurat. Barang siapa yang diberi Taurat maka telah mendapat kebaikan yang banyak. Sehingga turunlah ayat ini

Sumber: https://tafsirweb.com/4935-surat-al-kahfi-ayat-109.html

📚 Tafsir Ibnu Katsir (Ringkas)

Allah SWT berfirman,”wahai Muhammad, katakanlah kepada manusia,”Seandainya air laut dijadikan tinta bagi pena yang digunakan untuk menulis kalimat, hikmah-hikmah, dan ayat-ayat Allah yang menunjukkan atas kekuasaanNya, maka laut itu akan habis sebelum selesai penulisannya (meskipun Kami datangkan tambahan sebanyak itu (pula)) yaitu dengan lautan lain yang sama, kemudian lautan lain yang semisal, dan seterusnya demikian, lautan tinta demi lautan tinta untuk menulisnya, maka kalimat-kalimat Allah tidak akan habis. Sebagaimana Allah berfirman: (Dan seandainya pohon-pohon di bumi menjadi pena dan laut (menjadi tinta), ditambahkan kepadanya tujuh laut (lagi) sesudah (kering)wya, niscaya tidak akan habis-habisnya (dituliskan) kalimat Allah.

Sesungguhnya Allah Maha Perkasa lagi Maha Bijaksana (27)) (Surah Luqman) Ar-Rabi' bin Anas berkata,”Sesungguhnya perumpamaan ilmu semua hamba di dalam ilmu Allah itu sama dengan setetes air dari semua lautan.

Allah SWT menurunkan firmanNya (Katakanlah, "Kalau sekiranya lautan menjadi tinta untuk (menulis) kalimat-kalimat Tuhanku, sungguh habislah lautan itu sebelum habis (ditulis) kalimat-kalimat Tuhanku”) Allah berfirman,”Seandainya semua lautan itu menjadi tinta untuk menulis kalimat-kalimat Allah, dan semua pepohonan yang ada menjadi penanya, maka semua pena patah akan rusak dan lautan itu menjadi kering, sedangkan kalimat-kalimat Allah masih tetap utuh, tidak ada yang bisa menghabiskannya.

Sesungguhnya seseorang tidak akan mampu memberikan penghormatan kepadaNya sebagaimana semestinya, dan tidak ada seorangpun yang dapat memujiNya pujianNya terhadap DzatNya sendiri. Sesungguhnya Tuhan kita adalah seperti yang Dia firmankan dan di atas segala sesuatu yang kita katakan. Sesungguhnya perumpamaan kenikmatan dunia dari awal hingga akhir dibandingkan nikmat akhirat itu sama dengan perumpamaan sebiji sawi di dalam bumi secara keseluruhan.

Sumber: https://tafsirweb.com/4935-surat-al-kahfi-ayat-109.html

Informasi Tambahan

Juz

16

Halaman

304

Ruku

263

Apabila kamu membaca Al-Quran, hendaklah kamu meminta perlindungan kepada Allah dari syaitan yang terkutuk

Surah An-Nahl: 98

Adab Membaca Al-Quran

1. Suci dari Hadats

Pastikan dalam keadaan suci dari hadats besar dan kecil sebelum memegang dan membaca Al-Quran. Berwudhu terlebih dahulu merupakan salah satu bentuk penghormatan kepada kitab suci Al-Quran.

2. Niat yang Ikhlas

Membaca Al-Quran dengan niat mencari ridha Allah SWT, bukan untuk pamer atau mencari pujian. Niat yang ikhlas akan membawa keberkahan dalam membaca Al-Quran.

3. Menghadap Kiblat

Diutamakan menghadap kiblat saat membaca Al-Quran sebagai bentuk penghormatan dan mengikuti sunnah Rasulullah SAW. Posisi duduk yang sopan dan tenang juga dianjurkan.

4. Membaca Ta'awudz

Memulai dengan membaca ta'awudz dan basmalah sebelum membaca Al-Quran. Ta'awudz merupakan permintaan perlindungan kepada Allah dari godaan syaitan yang terkutuk.

5. Khusyuk dan Tenang

Membaca dengan tenang dan penuh penghayatan, memahami makna ayat yang dibaca. Tidak tergesa-gesa dan memperhatikan tajwid dengan baik.

6. Menjaga Kebersihan

Membaca Al-Quran di tempat yang bersih dan suci, serta menjaga kebersihan diri dan pakaian. Hindari membaca Al-Quran di tempat yang tidak pantas.

7. Memperindah Suara

Membaca Al-Quran dengan suara yang indah dan tartil, sesuai dengan kemampuan. Tidak perlu memaksakan diri, yang terpenting adalah membaca dengan benar sesuai tajwid.

Masukan & Feedback:info@finlup.id
© 2025 quran.finlup.id - All rights reserved