Kembali ke Surat Maryam

مريم (Maryam)

Surat ke-19, Ayat ke-36

وَاِنَّ اللّٰهَ رَبِّيْ وَرَبُّكُمْ فَاعْبُدُوْهُ ۗهٰذَا صِرَاطٌ مُّسْتَقِيْمٌ

(Isa berkata), “Dan sesungguhnya Allah itu Tuhanku dan Tuhanmu, maka sembahlah Dia. Ini adalah jalan yang lurus.”

📚 Tafsir Al-Muyassar

Dan isa berkata kepada kaumnya, ”Dan sesungguhnya Allah yang aku seru kalian kepadanya, hanya Dia semata tuhanku dan tuhan kalian, maka sembahlah Dia semata oleh kalain semua, tiada sekutu baginya. Maka saya dan kalian sama dalam peribadahan dan ketundukan kepadaNya. Inilah jalan yang lurus yang tidak ada kebengkokan padanya. ”

Sumber: https://tafsirweb.com/5082-surat-maryam-ayat-36.html

📚 Tafsir as-Sa'di

36. Oleh sebab itu, Isa memberitahukan bahwa dirinya seorang hamba yang diasuh sebagaimana manusia lainnya. Isa mengatakan, “SEsungguhnya Allah adalah Rabbku dan Rabb kalian,” yang menciptakan kita, membentuk rupa kita, pengaturanNya terealisasikan pada kita dan takdirNya mengkondisikan kita, “maka kalian sembahlah Dia.” Ikhlaskanlah ibadah hanya kepadaNya, dan bersungguh-sungguhlah dalam bertaubat.

Dalam ungkapan ini terdapat pengakuan terhadap tauhid rububiyah dan tauhid uluhiyah serta mengambil dalil dengan jenis yang pertama (tauhid rububiyah) sebagai dalil bagi tauhid jenis kedua (tauhid uluhiyah). Oleh karena itu, dia mengatakan, “Ini adalah jalan yang lurus,” yaitu jalan lurus yang menghantarkan menuju Allah. Karena ia merupakan jalan para rasul dan pengikut mereka.

Sedangkan jalan selain itu, maka ia termasuk jalan yang menyimpang dan sesat.

Sumber: https://tafsirweb.com/5082-surat-maryam-ayat-36.html

📚 Tafsir Al-Wajiz

36. Sesungguhnya Allah adalah Tuhanku dan juga Tuhanmu, maka kamu sekalian sembahIah Dia. Ini adalah jalan yang lurus tidak ada kelokan, yang menuntun ke surga

Sumber: https://tafsirweb.com/5082-surat-maryam-ayat-36.html

📚 Tafsir Ibnu Katsir (Ringkas)

Ayat 34-37 Allah SWT berfirman kepada RasulNya, nabi Muhammad SAW bahwa kisah yang Kami ceritakan kepadamu merupakan sebagian dari berita tentang nabi Isa (adalah kisah yang sebenarnya, yang mereka berbantah-bantahan tentang kebenarannya) yaitu orang-orang bathil dan orang-orang yang hak dari kalangan orang-orang yang beriman kepadanya dan orang-orang yang kafir kepada­Nya, berbantah-bantahan. Oleh karena itu sebagian besar ulama membacanya (qaulul haq) dengan dengan merafa’ kata qaul. ‘Ashim dan Abdullah bin Amir membacanya (qaulal haqqi) dan bacaan rafa’nya lebih jelas secara i’rab yang diperkuat dengan firman Allah SWT: (Kebenaran itu adalah dari Tuhanmu, sebab itu janganlah kamu termasuk orang-orang yang ragu (60)) (Surah Ali Imran) Setelah Allah menyebutkan bahwa Dia menciptakan nabi Isa sebagai hamba dan nabiNya, lalu Allah SWT membersihkan DzatNya Yang Maha suci dan berfirman (Tidak layak bagi Allah mempunyai anak, Maha suci Dia) yaitu dari apa yang dikatakan oleh orang-orang bodoh, zalim dan melampaui batas itu, Maha Tinggi Allah dengan ketinggian yang Maha besar (Apabila Dia telah menetapkan sesuatu, maka Dia hanya berkata kepadanya, "Jadilah!" Maka jadilah ia) yaitu, jika Allah menghendaki sesuatu, sesungguhnya Dia hanya berkata kepadanya; maka jadilah itu sesuai dengan apa yang Dia kehendaki. sebagaimana Allah berfirman: (Sesungguhnya misal (penciptaan) Isa di sisi Allah adalah seperti (penciptaan) Adam.

Allah menciptakan Adam dari tanah, kemudian Allah berfirman kepadanya, "Jadilah " (seorang manusia), maka jadilah dia (59) (Apa yang telah Kami ceritakan itu), itulah yang benar, yang datang dari Tuhanmu, karena itu janganlah kamu termasuk orang-orang yang ragu-ragu (60)) (Surah Ali Imran) Firman Allah: (Sesungguhnya Allah adalah Tuhanku dan Tuhan kalian, maka sem­bahlah Dia oleh kalian. Ini adalah jalan yang lurus (36)) yaitu di antara apa yang diperintahkan nabi Isa kepada kaumnya saat dia masih dalam ayunan adalah memberitahukan kepada mereka bahwa Allah adalah Tuhannya dan Tuhan mereka. dan memerintahkan kepada mereka untuk menyembah Allah SWT.

Jadi dia berkata: (maka sembahlah Dia oleh kamu sekalian. Ini adalah jalan yang lurus) yaitu agama yang aku sampaikan kepada kalian dari Allah adalah jalan yang lurus; Barangsiapa yang mengikutinya, maka mendapat petunjuk. Dan barangsiapa menentangnya, maka tersesat. Firman Allah: (Maka berselisihlah golongan-golongan (yang ada) di antara mereka) yaitu Ahli Kitab berbeda pendapat tentang nabi Isa, setelah jelas perkaranya bahwa dia adalah hamba dan rasul Allah yang diciptakan melalui kalimatNya kepada Maryam, dan melalui ruh ciptaanNya.

Firman Allah: (Maka kecelakaanlah bagi orang-orang kafir pada waktu menyaksi­kan hari yang besar) ancaman dan peringatan yang keras terhadap orang-orang yang mendustakan Allah dan melakukan tuduhan serta anggapan bahwa Allah beranak. Akan tetapi, Allah menangguhkan mereka sampai hari kiamat dan membiarkan mereka dengan sifat Penyantun dan kekuasaanNya atas mereka. Sesungguh­nya Dia tidak menyegerakan orang-orang yang berbuat maksiat kepadaNya.

Oleh karena itu di sini Allah berfirman: (Maka kecelakaanlah bagi orang-orang kafir pada waktu menyaksi­kan hari yang besar) yaitu hari kiamat.

Sumber: https://tafsirweb.com/5082-surat-maryam-ayat-36.html

Informasi Tambahan

Juz

16

Halaman

307

Ruku

265

Apabila kamu membaca Al-Quran, hendaklah kamu meminta perlindungan kepada Allah dari syaitan yang terkutuk

Surah An-Nahl: 98

Adab Membaca Al-Quran

1. Suci dari Hadats

Pastikan dalam keadaan suci dari hadats besar dan kecil sebelum memegang dan membaca Al-Quran. Berwudhu terlebih dahulu merupakan salah satu bentuk penghormatan kepada kitab suci Al-Quran.

2. Niat yang Ikhlas

Membaca Al-Quran dengan niat mencari ridha Allah SWT, bukan untuk pamer atau mencari pujian. Niat yang ikhlas akan membawa keberkahan dalam membaca Al-Quran.

3. Menghadap Kiblat

Diutamakan menghadap kiblat saat membaca Al-Quran sebagai bentuk penghormatan dan mengikuti sunnah Rasulullah SAW. Posisi duduk yang sopan dan tenang juga dianjurkan.

4. Membaca Ta'awudz

Memulai dengan membaca ta'awudz dan basmalah sebelum membaca Al-Quran. Ta'awudz merupakan permintaan perlindungan kepada Allah dari godaan syaitan yang terkutuk.

5. Khusyuk dan Tenang

Membaca dengan tenang dan penuh penghayatan, memahami makna ayat yang dibaca. Tidak tergesa-gesa dan memperhatikan tajwid dengan baik.

6. Menjaga Kebersihan

Membaca Al-Quran di tempat yang bersih dan suci, serta menjaga kebersihan diri dan pakaian. Hindari membaca Al-Quran di tempat yang tidak pantas.

7. Memperindah Suara

Membaca Al-Quran dengan suara yang indah dan tartil, sesuai dengan kemampuan. Tidak perlu memaksakan diri, yang terpenting adalah membaca dengan benar sesuai tajwid.

Masukan & Feedback:info@finlup.id
© 2025 quran.finlup.id - All rights reserved