مريم (Maryam)
Surat ke-19, Ayat ke-67
اَوَلَا يَذْكُرُ الْاِنْسَانُ اَنَّا خَلَقْنٰهُ مِنْ قَبْلُ وَلَمْ يَكُ شَيْـًٔا
Dan tidakkah manusia itu memikirkan bahwa sesungguhnya Kami telah menciptakannya dahulu, padahal (sebelumnya) dia belum berwujud sama sekali?
📚 Tafsir Al-Muyassar
Bagaimana bisa manusia kafir ini melupakan dirinya? tidaklah dia mengingat bahwa Kami telah menciptakannya pertama kali, sedang dia bukanlah sesuatu yang berwujud sama sekali?
Sumber: https://tafsirweb.com/5113-surat-maryam-ayat-67.html
📚 Tafsir as-Sa'di
67. OLeh karena itu, Allah ,menyebutkan bukti yang kuat dan dalil yang jelas yang dapat dicerna oleh setiap orang mengenai kemungkinan terjadinya kebangkitan. Allah berfirman, “Tidakkah manusia itu memikirkan bahwa Kami telah menciptakannya dulu, padahal dia tidak ada sama sekali,” maksudnya tidakkah dia mengalihkan pandangan dan mengingat-ingat kondisi awal dirinya, Allah telah menciptakannya pertama kali padahal sebelumnya dia tidak berwujud sama sekali.
Maka Dzat yang mampu menciptakannya dari ketiadaan, dan belum menjadi sesuatu yang dapat disebut, bukankah Dzat ini mampu juga menyusunnya kembali setelah terkoyak-koyak dan merangkainya lagi setelah tercerai-berai? Hal ini seperti yang difirmankan oleh Allah, "Dan Dialah yang menciptakan (manusia) dari permulaan, kemudian mengembalikan (menghidupkan) nya kembali, dan menghidupkan kembali itu adalah lebih mudah bagi-Nya. Dan bagi-Nya lah sifat yang Maha Tinggi di langit dan di bumi; dan Dialah Yang Maha Perkasa lagi Maha Bijaksana." (Ar-Rum:27).
Dalam firman Allah, “tidakkah manusia itu berpikir.” Sebuah seruan untuk merenungi dengan penalaran dengan ajakan yang paling lembut. Dan bahwasanya pengingkaran orang-orang yang mengingkari adalah berdasarkan pada kelalaiannya terhadap kondisi awalnya. Apabila tidak demikian, seandainya dia ingat dan menyadarinya, tentu dia tidak akan mengingkarinya.
Sumber: https://tafsirweb.com/5113-surat-maryam-ayat-67.html
📚 Tafsir Al-Wajiz
67. Dan tidakkah manusia itu memikirkan bahwa sesungguhnya Kami telah menciptakannya dahulu, sedang ia tidak ada sama sekali?
Sumber: https://tafsirweb.com/5113-surat-maryam-ayat-67.html
📚 Tafsir Ibnu Katsir (Ringkas)
Ayat 66-70 Allah SWT memberitahukan tentang manusia, bahwa manusia itu heran dan menganggap mustahil kehidupan setelah kematiannya. Sebagaimana Allah SWT berfirman: (Dan jika (ada sesuatu) yang kamu herankan, maka yang patut mengherankan adalah ucapan mereka, “Apabila kami telah menjadi tanah, apakah kami sesungguhnya akan (dikembalikan) menjadi makhluk yang baru?”) (Surah Ar-Ra'd: 5) Allah menjadikan permulaan penciptaan sebagai dalil untuk menunjukkan kekuasaanNya menghidupkan kembali yaitu bahwa Allah SWT menciptakan manusia, dan manusia belum ada, maka bukankah mudah bagiNya mengembalikan manusia hidup kembali karena telah ada.
Sebagaimana Allah SWT berfirman: (Dan Dialah yang menciptakan (manusia) dari permulaan, kemudian mengembalikan (menghidupkannya kembali, dan menghidupkan kembali itu adalah jauh lebih mudah bagiNya) (Surah Ar-Rum: 27) Firman Allah: (Demi Tuhanmu, sesungguhnya akan Kami bangkitkan mereka bersama setan) Allah SWT bersumpah dengan menyebut DzatNya Yang Maha Mulia, bahwa sesungguhnya Dia pasti mengumpulkan mereka dengan setan-setan yang menyembah selain Allah (kemudian akan Kami datangkan mereka ke sekeliling Jahanam dengan berlutut) Al-Aufi meriwayatkan dari Ibnu Abbas, bahwa maknanya adalah berlutut, sebagaimana firmanNya: (Dan (pada hari itu) kamu lihat tiap-tiap umat berlutut) (Surah Al-Jatsiyah: 28) As-Suddi berkata bahwa maknannya adalah berdiri Firman Allah: (Kemudian pasti akan Kami tarik dari tiap-tiap golongan) yaitu dari setiap umat, pendapat ini dikatakan Mujahid (siapa di antara mereka yang paling durhaka kepada Tuhan Yang Maha Pemurah) Qatadah berkata tentang firmanNya: (Kemudian pasti akan Kami tarik dari tiap-tiap golongan siapa di antara mereka yang sangat durhaka kepada Tuhan Yang Maha Pemurah (69) dia berkata bahwa maknannya,”Kemudian pasti akan Kami tarik dari setiap pemeluk agama, pembesar-pembesar dan pemimpin-pemimpin kejahatannya.
Demikian juga dikatakan Ibnu Juraij dan lainnya dari kalangan ulama Salaf. Hal ini sama dengan firmanNya: (sehingga apabila mereka telah masuk semuanya, berkatalah orang yang (masuk) belakangan (kepada) orang yang (masuk) terlebih dahulu, “Ya Tuhan kami, mereka telah menyesatkan kami. Datangkanlah siksaan api neraka yang berlipat ganda kepada mereka” Allah berfirman, “Masing-masing mendapatkan (siksaan) yang berlipat ganda, tapi kamu tidak mengetahui.” (38) Dan orang yang (masuk) terlebih dahulu berkata kepada yang (masuk) belakangan, “Kamu tidak mempunyai kelebihan sedikit pun atas kami.
Maka rasakanlah azab itu karena perbuatan yang telah kamu lakukan.” (39)) (Surah Al-A’raf) Firman Allah: (Dan kemudian Kami sungguh lebih mengetahui orang-orang yang seharusnya dimasukkan ke dalam neraka (70)) Kata “tsumma” di sini untuk mengathafkan berita dengan berita.
Makna yang dimaksud adalah bahwa Allah SWT lebih mengetahui siapa di antara hamba-hambaNya yang layak untuk dimasukkan ke dalam neraka Jahanam dan kekal di dalamnya, dan siapa yang layak mendapat dilipatgandakan siksanya. Sebagamana Allah SWT berfirman di ayat sebelumnya: (Allah berfirman, "Masing-masing mendapat (siksaan) yang berlipat ganda, tetapi kalian tidak mengetahui”)
Sumber: https://tafsirweb.com/5113-surat-maryam-ayat-67.html
Informasi Tambahan
Juz
16
Halaman
310
Ruku
268