مريم (Maryam)
Surat ke-19, Ayat ke-87
لَا يَمْلِكُوْنَ الشَّفَاعَةَ اِلَّا مَنِ اتَّخَذَ عِنْدَ الرَّحْمٰنِ عَهْدًا ۘ
Mereka tidak berhak mendapat syafaat, (pertolongan) kecuali orang yang telah mengadakan perjanjian di sisi (Allah) Yang Maha Pengasih.
📚 Tafsir Al-Muyassar
Orang-orang kafir itu tidak memiiliki hak memberi syafaat bagi siapapun. Hanyasanya Yang memilikinya adalah orang yang telah memiliki perjanjian dengan tuhan yang maha pengasih untuk memperolehnya, dan mereka adalah orang-orang yang beriman kepada Allah dan para rasulNya.
Sumber: https://tafsirweb.com/5133-surat-maryam-ayat-87.html
📚 Tafsir as-Sa'di
87. Oleh karena itu Allah berfirman, “Mereka tidak berhak mendapat syafa’at,” maksudnya syafa’at bukanlah milik mereka, dan mereka pun tidak memiliki syafa’at sama sekali.
Syafa’at itu hanya milik Allah, Katakanlah: "Hanya kepunyaan Allah syafaat itu semuanya." (Az-Zumar:44). Allah telah memberitahukan bahwa syafa’at dari para pemberi syafa’at itu tidak akan bermanfaat bagi mereka. Pasalnya, mereka tidak pernah membuat perjanjian (ikatan) dengan Allah dengan cara beriman kepadaNya dan kepada para rasulNya.
Kalau mereka tidak demikian, maka siapa saja yang sudah membuat perjanjian dengan Allah dengan cara beriman kepadaNya, para rasulNya, serta mengikuti mereka, niscaya mereka termasuk orang-orang yang diridhai Allah dan akan meraih syafa’at. Sebagaimana Allah berfirman, "dan mereka tiada memberi syafaat melainkan kepada orang yang diridai Allah," (Al-Anbiya:28).
Allah menamakan “iman kepada kepadaNya” dan “ mengikuti para rasulNya” sebagai perjanjian. Karena itu merupakan janji Allah (yang termaktub) dalam kitab-kitabNya (dan dijelaskan) lewat lisan para rasulNya, berupa ganjaran pahala yang indah bagi orang yang mengikuti para rasul itu.
Sumber: https://tafsirweb.com/5133-surat-maryam-ayat-87.html
📚 Tafsir Al-Wajiz
87. Mereka tidak berhak mendapat syafa´at kecuali orang yang telah mengadakan perjanjian di sisi Tuhan Yang Maha Pemurah dengan mengesakannya dan mengimani rasul dan yang beramal sesuai apa yang diridhoi
Sumber: https://tafsirweb.com/5133-surat-maryam-ayat-87.html
📚 Tafsir Ibnu Katsir (Ringkas)
Ayat 85-87 Allah SWT memberitahukan tentang kekasih-kekasihNya yang bertakwa yang takut kepadaNya di dunia, mengikuti para rasulNya, membenarkan apa yang disampaikan oleh para rasul dan taat kepada apa yang diperintahkan, serta menjauhi apa yang dilarang oleh para rasul. Mereka pada hari kiamat akan dikumpulkan sebagai utusan untuk menghadap kepadaNya. Mereka menghadap kepadaNya dengan berkendara.
Di antarany ada yang berkendara menggunakan kendaraan yang terbuat dari cahaya kendaraan akhirat; mereka datang kepadaNya dengan utusan yang baik menuju kemuliaan dan keridhaanNya. Adapun orang-orang yang berdosa yang mendustakan dan menentang para rasul, maka sesungguhnya mereka digiring menuju ke neraka (dalam keadaan dahaga) yaitu haus. Pendapat ini dikatakan oleh ‘Atha’, Ibnu Abbas, Mujahid, Al-Hasan, Qatadah, dan lainnya.
Saat itu dikatakan: (Manakah di antara kedua golongan (kafir dan mukmin) yang lebih baik dan lebih indah tempat pertemuan(nya)) (Surah Maryam: 73) Ali bin Abi Thalhah meriwayatkan dari Ibnu Abbas tentang firmanNya: ((Ingatlah) hari (ketika) Kami mengumpulkan orang-orang yang takwa kepada Tuhan Yang Maha Pemurah sebagai perutusan yang terhormat (85)) dia berkata yaitu dengan berkendara.
Firman Allah: (dan Kami akan menghalau orang-orang yang durhaka ke neraka Jahanam dalam keadaan dahaga (86)) yaitu kehausan (Mereka tidak berhak mendapat syafaat) yaitu tidak ada seorang pun yang memberi syafaat kepada mereka, sebagaimana sebagian orang-orang mukmin memberi syafaat kepada sebagian lain. Sebagaimana Allah SWT berfirman seraya memberitahukan tentang mereka: (Maka kami tidak mempunyai pemberi syafaat seorang pun (100) dan tidak pula mempunyai teman yang akrab (101)) (Surah Asy-Syu'ara) Firman Allah: (kecuali orang yang telah mengadakan perjanjian di sisi Tuhan yang Maha Pemurah) Ini adalah Istisna munqathi’ dengan makna hanya orang yang telah mengadakan perjanjian di sisi Tuhan Yang Maha Pemurah saja.
Perjanjian itu berupa kesaksiannya bahwa tidak ada Tuhan selain Allah, lalu dia mengamalkan kalimat tersebut. Ali bin Abi Thalhah meriwayatkan dari Ibnu Abbas tentang firmanNya: (kecuali orang yang telah mengadakan perjanjian di sisi Tuhan Yang Maha Pemurah) dia berkata yang dimaksud dengan perjanjian itu adalah kesaksian bahwa tidak ada Tuhan selain Allah dan berlepas diri kepada Allah dari upaya dan kekuatan, serta tidak berharap kecuali hanya kepada Allah SWT
Sumber: https://tafsirweb.com/5133-surat-maryam-ayat-87.html
Informasi Tambahan
Juz
16
Halaman
311
Ruku
269