طٰهٰ (Taha)
Surat ke-20, Ayat ke-10
اِذْ رَاٰ نَارًا فَقَالَ لِاَهْلِهِ امْكُثُوْٓا اِنِّيْ اٰنَسْتُ نَارًا لَّعَلِّيْٓ اٰتِيْكُمْ مِّنْهَا بِقَبَسٍ اَوْ اَجِدُ عَلَى النَّارِ هُدًى
Ketika dia (Musa) melihat api, lalu dia berkata kepada keluarganya, “Tinggallah kamu (di sini), sesungguhnya aku melihat api, mudah-mudahan aku dapat membawa sedikit nyala api kepadamu atau aku akan mendapat petunjuk di tempat api itu.”
📚 Tafsir Al-Muyassar
Tatkala di kegelapan malam, dia melihat api yang menyala-nyala, maka dia berkata kepada istrinya, “Tunggulah di sini, aku melihat api. Mudah-mudahan aku bisa kembali membawa nyala api yang dapat kalian pergunakan untuk menghangatkan diri dan menghidupkan nyala api lain dengannya, atau mungkin aku menjumpai seorang penunjuk jalan yang mengarahkan arah jalan yang benar”
Sumber: https://tafsirweb.com/5252-surat-thaha-ayat-10.html
📚 Tafsir as-Sa'di
9-10. Allah berfirman kepada NabiNya, Muhammad dalam bentuk pertanyaan yang bersifat penetapan dan pengagungan serta membesarkan kisah ini “Apakah telah sampai kepadamu kisah Musa?” mengenai keadaannya yang merupakan pangkal kebahagiaan dan tempat penetapan kenabiannya, beliau melihat api dari kejauhan.
Sebelumnya beliau pernah tersesat dalam perjalannya, kemudian didera oleh hawa dingin, tanpa memiliki sesuatu pun yang dapat menghangatkan tubuhnya dalam perjalanan. Maka beliau berkata kepada istrinya, “Sesungguhnya aku melihat,” aku menyaksikan “api.” Peristiwa ini terjadi di bagian kanan gunung Thur. “Mudah-mudahan aku dapat membawa sedikit darinya kepadamu,” untuk menghangatkan diri dengannya “atau aku akan mendapat petunjuk di tempat api itu,” maksudnya orang yang menunjukkan jalan kepada kita. Yang beliau cari adalah cahaya yang bersifat inderawi dan petunjuk biasa.
Akan tetapi, beliau menjumpai cahaya maknawi, cahaya wahyu yang akan membuat jiwa-jiwa dan hati bersinar karenanya, serta hidayah yang sejati. Yaitu petunjuk menuju shirath al-Mustaqim yang mengantarkan ke Surga Na’im. Terjadilah peristiwa yang tidak pernah beliau perhitungkan dan tak pernah terbetik di benak beliau.
Sumber: https://tafsirweb.com/5252-surat-thaha-ayat-10.html
📚 Tafsir Al-Wajiz
10. Tatkala Musa melihat api di tengah perjalanannya dari Madyan menuju Mesir, dan setelah salah jalan, dia berkata kepada keluarganya: “Tetaplah di sini, sesungguhnya aku melihat api, barangkali aku bisa membawakan kalian sedikit cahaya dari api tersebut, atau barangkali aku mendapatkan petunjuk jalan melalui api tersebut.”
Sumber: https://tafsirweb.com/5252-surat-thaha-ayat-10.html
📚 Tafsir Ibnu Katsir (Ringkas)
Ayat 9-10 Dari sini Allah SWT menceritakan tentang kisah nabi Musa, bagaimana awalnya dia menerima wahyu dan diajak bicara langsung oleh Allah. Demikian itu setelah nabi Musa menyelesaikan masa perjanjianjnya dengan mertuanya dalam menggembalakan ternak. Lalu nabi Musa berjalan dengan keluarganya yang dikatakan bahwa tujuannya adalah negeri Mesir setelah dalam waktu yang lama dia meninggalkannya.
Lalu sebagaimana keadaannya ketika melihat api dari arah bukit Thur. yaitu ketika tampak baginya api dari arah bukit Thur, yang ada di sebelah kanannya. Lalu nabi Musa berkata kepada keluarganya seraya menyenangkan hati mereka: (Sesungguhnya aku melihat api, mudah-mudahan aku dapat membawa sedikit darinya kepada kalian) yaitu sebuah obor api. Di dalam ayat lain yaitu: (atau (membawa) suluh api) (Surah Al-Qashash: 29) yaitu obor api yang menyala (agar kalian dapat menghangatkan badan) (Surah An-Naml: 7) menunjukkan keadaan dingin.
Firman Allah, (Biqabasin) menunjukkan keadaan gelap. Firman Allah (atau aku akan mendapat petunjuk di tempat api itu) yaitu seseorang yang menunjukkan jalan kepadaku. Hal ini menunjukkan bahwa dia tersesat dari jalan.
Sumber: https://tafsirweb.com/5252-surat-thaha-ayat-10.html
Informasi Tambahan
Juz
16
Halaman
312
Ruku
270