Kembali ke Surat Taha

طٰهٰ (Taha)

Surat ke-20, Ayat ke-17

وَمَا تِلْكَ بِيَمِيْنِكَ يٰمُوْسٰى

”Dan apakah yang ada di tangan kananmu, wahai Musa? ”

📚 Tafsir Al-Muyassar

“Apakah yang ada di tangan kananmu itu, wahai Musa?”

Sumber: https://tafsirweb.com/5259-surat-thaha-ayat-17.html

📚 Tafsir as-Sa'di

17. Usai menjelaskan prinsip keimanan kepada Musa, Allah ingin memaparkan dan memperlihatkan kepadanya tanda-tanda kekuasaanNya yang akan menyebabkan hatinya tenang dan pandangannya sejuk dengannya, dan keimanan menjadi kokoh dengan dukungan dari Allah baginya di hadapan musuh. Lalu Allah berfirman, “Apakah itu yang ditangan kananmu hal Musa,” pertanyaan ini (disampaikan), kendatipun Allah sudah mengetahuinya.

Namun, agar lebih menarik perhatian pada momentum ini, pembicaraan dimulai melalui cara pertanyaan.

Sumber: https://tafsirweb.com/5259-surat-thaha-ayat-17.html

📚 Tafsir Al-Wajiz

17. Dan apakah yang kamu bawa di tangan kananmu itu, wahai Musa? Yaitu tongkat yang digunakan untuk memberi perhatian bahwa sesungguhnya mukjizatNya ada di dalamnya.

Dan pengulangan {Ya Musa} adalah untuk menekankan suatu keakraban dan perhatian

Sumber: https://tafsirweb.com/5259-surat-thaha-ayat-17.html

📚 Tafsir Ibnu Katsir (Ringkas)

Ayat 17-21 Ini merupakan bukti dari Allah SWT kepada nabi Musa, mukjizat yang agung, dan peristiwa yang luar biasa yang menunjukkan bahwa tidak ada seorang pun yang mampu melakukan hal sepert itu selain Allah SWT bahwa tidak akan ada seorang pun yang dapat men­datangkannya kecuali seorang nabi yang diutus. Firman Allah SWT: (Apakah itu yang di tangan kananmu, hai Musa (17)) Sebagian mufasir berkata,”Sesungguhnya Allah berfirman demikian kepadanya dengan maksud mengingatkan.

DIkatakan juga bahwa se­sungguhnya Allah SWT mengatakan demikian kepadanya dengan maksud menetapkan. Yaitu sesuatu yang ada di tangan kananmu yang merupakan tongkat yang kamu kenali, kamu akan melihat apa yang akan Kami lakukan terhadapnya sekarang. (Apakah itu yang di tangan kananmu, hai Musa? (17)) istifham yang mengandung makna penetapan (Berkata Musa, "Ini adalah tongkatku, aku bertelekan padanya”) yaitu aku menjadikannya sebagai pegangan dalam berjalan ("dan aku pukul (daun) dengannya untuk kambingku”) yaitu aku menggoyangkan tangkai pohon agar daunannya rontok untuk menggembala kambingku. Firman Allah: (dan bagiku ada lagi keperluan yang lain padanya) yaitu untuk kebaikan, manfaat, dan kegunaan lainnya.

Firman Allah: (Allah berfirman, "Lemparkanlah itu, hai Musa!" (19)) yaitu lemparkanlah tongkat yang kamu pegang di tanganmu itu, waha Musa (Lalu dia melemparkan tongkat itu, maka tiba-tiba ia menjadi seekor ular yang merayap dengan cepat (20) yaitu menjadi ular yang sangat besar dan panjang serta bergerak sangat cepat.

Tiba-tiba tongkat itu bergerak dan berubah menjadi ular yang sangat cepat gerakannya, dan itu merupakan ular yang paling cepat gerakannya, tetapi itu lebih kecil. Hal ini tetap menunjukkan makna yang besar dan sangat cepat gerakannya, (merayap dengan cepat) maknannya adalah merayap dan bergerak Oleh karena itu Allah berfirman (Kami akan mengembalikannya kepada keadaannya semula) yaitu kepada keadaan yang biasa kamu kenal sebelumnya

Sumber: https://tafsirweb.com/5259-surat-thaha-ayat-17.html

Informasi Tambahan

Juz

16

Halaman

313

Ruku

270

Apabila kamu membaca Al-Quran, hendaklah kamu meminta perlindungan kepada Allah dari syaitan yang terkutuk

Surah An-Nahl: 98

Adab Membaca Al-Quran

1. Suci dari Hadats

Pastikan dalam keadaan suci dari hadats besar dan kecil sebelum memegang dan membaca Al-Quran. Berwudhu terlebih dahulu merupakan salah satu bentuk penghormatan kepada kitab suci Al-Quran.

2. Niat yang Ikhlas

Membaca Al-Quran dengan niat mencari ridha Allah SWT, bukan untuk pamer atau mencari pujian. Niat yang ikhlas akan membawa keberkahan dalam membaca Al-Quran.

3. Menghadap Kiblat

Diutamakan menghadap kiblat saat membaca Al-Quran sebagai bentuk penghormatan dan mengikuti sunnah Rasulullah SAW. Posisi duduk yang sopan dan tenang juga dianjurkan.

4. Membaca Ta'awudz

Memulai dengan membaca ta'awudz dan basmalah sebelum membaca Al-Quran. Ta'awudz merupakan permintaan perlindungan kepada Allah dari godaan syaitan yang terkutuk.

5. Khusyuk dan Tenang

Membaca dengan tenang dan penuh penghayatan, memahami makna ayat yang dibaca. Tidak tergesa-gesa dan memperhatikan tajwid dengan baik.

6. Menjaga Kebersihan

Membaca Al-Quran di tempat yang bersih dan suci, serta menjaga kebersihan diri dan pakaian. Hindari membaca Al-Quran di tempat yang tidak pantas.

7. Memperindah Suara

Membaca Al-Quran dengan suara yang indah dan tartil, sesuai dengan kemampuan. Tidak perlu memaksakan diri, yang terpenting adalah membaca dengan benar sesuai tajwid.

Masukan & Feedback:info@finlup.id
© 2025 quran.finlup.id - All rights reserved