طٰهٰ (Taha)
Surat ke-20, Ayat ke-25
قَالَ رَبِّ اشْرَحْ لِيْ صَدْرِيْ ۙ
Dia (Musa) berkata, “Ya Tuhanku, lapangkanlah dadaku,
📚 Tafsir Al-Muyassar
25-35. Musa berkata, “Wahai Tuhanku, luaskanlah untukku dadaku, permudahlah bagiku urusanku, Lepaskanlah kekeluan pada lidahku dengan tutur kata yang lancar, Agar mereka memahami perkataanku, Dan adakanlah penolong bagiku dari keluargaku, Yaitu Harun saudaraku, Kuatkanlah aku dengannya dan teguhkanlah kekuatanku dengannya, Dan jadikanlah dia partner bersamaku dalam kenabian dan penyampaian risalah (Mu), Agar kami bisa menyucikanMu dengan bertasbih banyak-banyak, Dan kami banyak mengingatMu, dan kemudian kami memujiMu. Sesungguhnya Engkau Maha Melihat kami, tidak ada sesuatu pun yang tersembunyi bagiMu dari perbuatan-perbuatan kami.”
Sumber: https://tafsirweb.com/5267-surat-thaha-ayat-25.html
📚 Tafsir as-Sa'di
25. Saat itulah Musa mengetahui bahwa dia telah mengemban beban yang sangat berat sekali, diutus ke penguasa yang bertangan besi lagi keras kepala ini, yang tidak mempunyai tandingan di Mesir. Sementara Musa hanya seorang diri saja, dan pernah menjadi penyebab kematian (seseorang di sana).
Kemudian beliau menyambut perintah Rabbnya dan menerimanya dengan hati terbuka dan tulus. Beliau memohon pertolongan kepadaNya dan kemudahan sebab kausalitas yang menjadi kesempurnaan dakwahnya. Beliau berkata, “Ya Rabbku, lapangkanlah untukku dadaku,” maksudnya luaskan dan lapangkanlah dadaku untuk menanggung beban perkataan dan tindakan yang tidak baik dan hatiku tidak menjadi kacau karenanya serta tidak merasa sempit.
Sesungguhnya hati bila telah menyempit, niscaya pemiliknya tidak pantas mengemban misi memberi petunjuk dan mendakwahi manusia. Allah berfirman kepada NabiNya Muhammaad, "Maka disebabkan rahmat dari Allah-lah kamu berlaku lemah-lembut terhadap mereka.
Sekiranya kamu bersikap keras lagi berhati kasar, tentulah mereka menjauhkan diri dari sekelilingmu. Karena itu maafkanlah mereka, mohonkanlah ampun bagi mereka, dan bermusyawarahlah dengan mereka dalam urusan itu. Kemudian apabila kamu telah membulatkan tekad, maka bertawakallah kepada Allah.
Sesungguhnya Allah menyukai orang-orang yang bertawakal kepada-Nya" (Ali Imran: 159). Semoga manusia menerima kebenaran melalui kelembutan sikap dan kelapangan dada serta keterbukaannya bersama mereka.
Sumber: https://tafsirweb.com/5267-surat-thaha-ayat-25.html
📚 Tafsir Al-Wajiz
25. Musa berkata: “Wahai Tuhanku, lapangkanlah dadaku agar bisa menanggung beban risalah, dan bersabar atas kesukaran dalam menanggungnya dan atas fitnah manusia”
Sumber: https://tafsirweb.com/5267-surat-thaha-ayat-25.html
📚 Tafsir Ibnu Katsir (Ringkas)
Ayat 22-35 Hal ini merupakan mukjizat bagi nabi Musa yaitu bahwa Allah memerintahkan kepadanya untuk memasukkan tangannya ke saku bajunya, sebagaimana yang disebutkan dalam ayat lain, dan di sini hal itu diungkapkan dalam firman Allah: (dan kepitkanlah tanganmu ke ketiakmu) dan di ayat lain: (dan dekapkanlah kedua tanganmu (ke dada)ww bila ketakutan, maka yang demikian itu adalah dua mukjizat dari Tuhanmu (yang akan kamu hadapkan) kepada Fir’aun dan pembantu-pembantunya) (Surah Al-Qashash: 32) Mujahid berkata tentang firmanNya: (dan kepitkanlah tanganmu ke ketiakmu) yaitu telapak tanganmu ke bagian dalam lenganmu.
Demikian itu apabila nabi Musa memasukkan tangannya ke saku bajunya, lalu dia mengeluarkannya, maka keluarlah cahaya seakan-akan seperti cahaya bulan. Firman Allah: (niscaya ia keluar menjadi putih cemerlang tanpa cacat) yaitu bukan karena penyakit lepra, bukan karena penyakit lainnya, dan bukan karena cacat. Pendapat ini dikatakan Ibnu Abbas, Mujahid, Ikrimah, Qatadah, Adh-Dhahhak, As-Suddi serta lainnya.
Firman Allah: (Pergilah kepada Fir’aun; sesungguhnya ia telah melampaui batas (24)) yaitu, pergilah kepada Fir'aun Raja Mesir yang tinggalkan melarikan diri darinya, lalu ajaklah dia untuk menyembah hanya kepada Allah, tidak ada sekutu bagiNya. Perintahkanlah dia agar berbuat baik kepada Bani Israil, dan janganlah menyiksa mereka. Sesungguhnya dia adalah seorang yang sewenang-wenang, melampaui batas, lebih memilih kehidupan dunia, dan melupakan Tuhannya Yang Maha Tinggi. (Musa berkata, "Ya Tuhanku, lapangkanlah untukku dadaku (25) dan mudahkanlah untukku urusanku” (26)) Ini adalah permintaan nabi Musa kepada Tuhannya SWT agar melapangkan dadanya dalam apa yang dibebankan kepadanya.
Sesungguhnya dia telah diperintahkan atas suatu perkara yang agung dan tantangan yang berat. Allah mengutusnya kepada seorang raja paling besar, paling sewenang-wenang, paling keras kekafirannya, paling banyak tentaranya, paling makmur kerajaannya, paling durhaka, dan paling ingkar di muka bumi di masa itu. Keingkarannya sampai batas bahwa dia mengakui bahwa dirinya tidak mengenal Allah, dan mengajarkan kepada rakyatnya bahwa tidak ada tuhan selain dirinya sendiri.
Nabi Musa pernah tinggal di istana Fir'aun semasa kecilnya, dia menjadi anak angkat Fir'aun yang dipelihara dalam asuhannya. Kemudian nabi Musa membunuh seseorang dari mereka, jadi dia merasa takut mereka akan membunuhnya, lalu dia melarikan diri selama masa itu dari mereka. Kemudian setelah itu Allah mengutusnya sebagai seorang rasul kepada mereka sebagai pemberi peringatan yang menyeru mereka kepada Allah SWT, menyembahNya, dan mengesakanNya, tidak ada sekutu bagiNya.
Oleh karena itu nabi Musa berkata: (Ya Tuhanku, lapangkanlah untukku dadaku (25) dan mudahkanlah untukku urusanku (26)) yaitu jika Engkau tidak membantu, menolong, mendorong dan mendukungku, maka aku tidak mampu atas hal ini (dan lepaskanlah kekakuan dari lidahku (27) supaya mereka mengerti perkataanku (28)) Demikian itu karena apa yang menimpa nabi Musa berupa lidah kaku sehingga. Nabi Musa tidak memohon agar Allah melenyapkan hal itu secara keseluruhan, melainkan melenyapkan ketidak fasihannya, dan mereka dapat memahami apa yang dia maksudkan, yaitu sebatas yang dibutuhkan. Seandainya nabi Musa meminta agar menyembuhkan secara keseluruhan maka hal itu akan diangkat.
Akan tetapi, para nabi tidaklah meminta kecuali hanya sebatas yang diperlukannya. Oleh karena itu maka kekakuan lidahnya masih ada, seperti Allah SWT berfirman seraya memberitahukan tentang Fir'aun yang berbicara: (Bukankah aku lebih baik daripada orang yang hina ini dan yang hampir tidak dapat menjelaskan (perkataannya)? (52)) (Surah Az-Zukhruf) yaitu fasih dalam berbicara.
Firman Allah: (dan jadikanlah untukku seorang pembantu dari keluargaku (29) (yaitu) Harun saudaraku (30)) Ini juga merupakan permintaan nabi Musa tentang perkara di luar dirinya, yaitu agar saudaranya nabi Harun membantunya. Firman Allah: (teguhkanlah dengan dia kekuatanku (31)) Mujahid berkata yaitu punggungku (dan jadikanlah dia sekutu dalam urusanku (32)) yaitu dalam bermusyawarah denganku (supaya kami banyak bertasbih kepadaMu (33) dan banyak mengingatMu (34)) Mujahid berkata bahwa seseorang hamba bukanlah termasuk orang-orang yang mengingat Allah sehingga dia berdzikir kepada Allah baik sambil berdiri, duduk, maupun berbaring. Firman Allah: (Sesungguhnya Engkau adalah Maha Melihat (keadaan) kami (35)) yaitu dalam pilihanMu kepada kami, pemberianMu kepada kami berupa kenabian, serta Engkau mengutus kami kepada musuhMu, yaitu Fir'aun. segala puji bagiMu atas semuanya itu
Sumber: https://tafsirweb.com/5267-surat-thaha-ayat-25.html
Informasi Tambahan
Juz
16
Halaman
313
Ruku
271