Kembali ke Surat Taha

طٰهٰ (Taha)

Surat ke-20, Ayat ke-39

اَنِ اقْذِفِيْهِ فِى التَّابُوْتِ فَاقْذِفِيْهِ فِى الْيَمِّ فَلْيُلْقِهِ الْيَمُّ بِالسَّاحِلِ يَأْخُذْهُ عَدُوٌّ لِّيْ وَعَدُوٌّ لَّهٗ ۗوَاَلْقَيْتُ عَلَيْكَ مَحَبَّةً مِّنِّيْ ەۚ وَلِتُصْنَعَ عَلٰى عَيْنِيْ ۘ

(yaitu), letakkanlah dia (Musa) di dalam peti, kemudian hanyutkanlah dia ke sungai (Nil), maka biarlah (arus) sungai itu membawanya ke tepi, dia akan diambil oleh (Fir‘aun) musuh-Ku dan musuhnya. Aku telah melimpahkan kepadamu kasih sayang yang datang dari-Ku; dan agar engkau diasuh di bawah pengawasan-Ku.

📚 Tafsir Al-Muyassar

Letakkanlah putramu, Musa, setelah kelahirannya, di dalam peti, lalu hanyutkanlah dia ke sungai Nil. Maka (aliran) sungai Nil akan mendamparkannya ke tepian sungai, sehingga nantinya akan diambil oleh Fir’aun, musuhKu dan musuhnya.’ Dan Aku telah menurunkan kasih sayang dariKu padamu sehingga kamu menjadi orang yang dicintai diantara hamba-hamba dan agar kamu diasuh di bawah pengawasan mataKu dan dalam penjagaanKu.” Dalam ayat ini terdapat penetapan sifat “Mata” bagi Allah, yang sesuai dengan keagungan dan kesempurnaanNya.

Sumber: https://tafsirweb.com/5281-surat-thaha-ayat-39.html

📚 Tafsir as-Sa'di

37-39. Setelah menyebutkan karuniaNya yang tercurahkan kepada hamba dan RasulNya, Musa bin Imran dalam bentuk penguasaan agama, menerima wahyu dan risalah serta menjawab permohonannya, Allah mengingatkan kenikmatanNya yang terlimpahkan kepadanya pada masa pertumbuhan fisik dan perkembangan tahapan-tahapannya. Allah berfirman, “Dan sesungguhnya Kami telah memberi nikmat kepadamu pada kali yang lain,” saat itu Kami mengilhamkan ibumu untuk meletakkanmu ke dalam sebuah peti (untuk dihanyutkan ke sungai) pada saat engkau masih berada di masa penyusuan lantaran takut kepada Fir’aun.

Karena ia (Fir’aun) menitahkan penyembelihan anak laki-laki Bani Israil. Maka si ibu menyembunyikannya, dan benar-benar mengkhawatirkan (keadaan) nya. Ia pun meletakannya di peti itu, selanjutnya, mengapungkannya di sungai, yaitu sisi sungai Nil Mesir.

Allah memerintahkan sungai itu agar melontarkannya ke tepian dan mengondisikannya agar di ambil oleh orang yang paling bengis permusuhannya kepada Allah dan Musa. Ia (Musa) tumbuh berkembang di tengah anak-anaknya. Menjadi buah hati bagi orang yang melihatnya.

Karena itu, Allah berfirman, “dan Aku telah mellimpahkan kepadamu kasih sayang yang datang dariKu.” Setiap orang yang melihat beliau, langsung menyukainya. “Dan supaya kamu diasuh di bawah (pengawasan) MataKu,” maksudnya engkau tumbuh di bawah pengawasan dan jaminan yang lebih agung dan lebih sempurna daripada perlindungan Dzat Yang Mahabaik, Maha Penyayang dan Mahakuasa untuk mendistribusikan kemaslahatan-kemaslahatan bagi hambaNya dan menyingkirkan bahaya-bahaya dariNya?

Tidaklah beliau melewati satu kondisi ke kondisi berikutnya melainkan pasti Allah-lah yang mengatur semua urusan itu untuk kebaikan Musa.

Sumber: https://tafsirweb.com/5281-surat-thaha-ayat-39.html

📚 Tafsir Al-Wajiz

39. Kami memberinya ilham untuk menaruh Musa ke dalam peti kayu, lalu membuangnya ke aliran sungai Nil, kemudian Kami memerintahkan sungai tersebut agar mengalirkan Musa ke tepian. Lalu musuh Allah dan Musa, yaitu Fir’aun mengambil peti tersebut.

Lalu Kami limpahkan kepadamu kasih sayang dari Kami dalam hati manusia, sehingga tidak ada satupun yang melihatmu kecuali dia mengasihimu, dan supaya kamu diasuh dengan pemeliharaan dan penjagaanKu

Sumber: https://tafsirweb.com/5281-surat-thaha-ayat-39.html

📚 Tafsir Ibnu Katsir (Ringkas)

Ayat 36-39 Ini merupakan sesuatu yang dikabulakn dari Allah SWT kepada rasulNya nabi Musa dalam apa yang dia minta kepadaNya SWT, dan mengingatkan kepadanya atas semua nikmat kepadanya sebelumnya berupa perkara yang dialami ibunya ketika ibunya masih menyusuinya dan waspada terhadap Fir'aun dan para pembesarnya agar mereka tidak membunuhnya. karena nabi Musa dilahirkan di tahun ketika Fir'aun dan para pembesarnya membunuh para bayi. Lalu ibu nabi Musa membuat sebuah peti dan dia masih menyusuinya, lalu dia meletakkan nabi Musa di dalamnya dan menghanyut­kannya ke sungai Nil, lalu die mengikatnya dengan tali yang dihubungkan ke rumahnya. Lali ibu nabi Musa pergi untuk memperbarui talinya, dan peti itu terlepas darinya dan terbawa hanyut oleh arus sungai.

Lalu hatinya dirundung kedukaan dan kesedihan yang diungkapkan Allah SWT dalam firmanNya: (Dan menjadi kosonglah hati ibu Musa. Sesungguhnya hampir saja ia menyatakan rahasia tentang Musa, seandainya tidak Kami teguhkan hatinya) (Surah Al-Qashash: 10) sungai Nil itu membawanya ke istana Fir'aun (Maka dipungutlah ia oleh keluarga Fir’aun yang akibatnya dia menjadi musuh dan kesedihan bagi mereka) (Surah Al-Qashash: 8) yaitu suatu takdir yang telah ditetapkan dari Allah, dimana mereka membunuh bayi-bayi kaum Bani Israil karena mereka takut atas kelahiran nabi Musa.

Maka Allah memberikan suatu keputusan baginya dan MilikNyalah kekuasaan yang Maha Agung dan takdir yang sempurna, bahwa tidaklah nabi Musa dipelihara kecuali di dalam asuhan Fir'aun, dan dia makan serta minum dari makanan dan minumannya dengan menanamkan kasih sayang kepada nabi Musa di dalam hati Fir'aun dan istrinya. Oleh karena itu Allah SWT berfirman: (supaya diambil oleh (Fir'aun) musuh-Ku dan musuhmu. Dan Aku telah melimpahkan kepadamu kasih sayang yang datang dari-Ku) yaitu, dalam hati musuhmu, Aku menjadikannya mencintaimu.

Salamah bin Kahil berkata tentang firmanNya: (Dan Aku telah melimpahkan kepadamu kasih sayang yang datang dari-Ku) dia berkata bahwa maknannya,”Aku menjadikan dirimu disukai hamba-hambaKu. (dan supaya kamu diasuh di bawah pengawasan-Ku) Abu Imran Al-Juni berkata bahwa maknanya adalah nabi Musa dipelihara di bawah pengawasan Allah. Qatadah berkata bahwa kamu dipelihara di bawah pengawasanku Abdurrahman bin Zaid bin Aslam berkata bahwa Allah menjadikannya berada di dalam istana raja, dia hidup mewah dan senang, serta makanannya sama dengan makanan raja. Itulah arti kata sun'ah.

Firman Allah: ( (yaitu) ketika saudara perempuanmu berjalan, lalu ia berkata kepada (keluarga Fir'aun), "Bolehkah saya menunjukkan kepada kalian orang yang akan memeliharanya?” Maka Kami mengembali­kanmu kepada ibumu, agar senang hatinya) Demikian itu setelah nabi Musa berada dalam asuhan keluarga Fir'aun. Maka mereka mencari wanita yang akan menyusuinya, dan nabi Musa menolak mereka, dan Allah SWT berfirman: (dan Kami cegah Musa dari menyusu kepada perempuan-perempuan yang mau menyusui(nya) sebelum itu) Lalu saudarinya datang (dan berkata,”Maukah kamu aku tunjukkan kepadamu ahli bait yang akan memeliharanya untuk kalian dan mereka dapat berlaku baik kepadanya?) (Surah Al-Qashash: 12) yaitu maukah kalian aku tunjukkan seseorang yang mau menyusuinya untuk kalian dengan imbalan.

Lalu dia membawanya dan keluarga Fir'aun bersamanya ke tempat ibunya. Lalu Ibunya menyusuinya dan nabi Musa mau menerimanya, lalu mereka sangat senang dengan itu, dan mereka memberi upah kepada ibu nabi Musa dalam hal itu. Lalu ibu Musa memperoleh kebahagiaan dan kedudukan yang tinggi di dunia dan pahala yang lebih besar dan melimpah di akhirat.

Allah SWT berfirman di sini: (Maka Kami mengembalikanmu kepada ibumu, agar senang hatinya dan tidak berduka cita) yaitu karenamu (Dan kamu pernah membunuh seorang manusia) yaitu seorang dari bangsa Qibti (lalu Kami selamatkan kamu dari kesusahan) yaitu sesuatu yang timbul karena keluarga Fir'aun bertekad untuk membunuhnya. Maka nabi Musa melarikan diri sehingga dia sampai di mata air Madyan. Lalu seorang laki-laki shalih berkata kepadanya: (Janganlah kamu takut. Kamu telah selamat dari orang-orang yang zalim) (Surah Al-Qashash: 25)

Sumber: https://tafsirweb.com/5281-surat-thaha-ayat-39.html

Informasi Tambahan

Juz

16

Halaman

314

Ruku

271

Apabila kamu membaca Al-Quran, hendaklah kamu meminta perlindungan kepada Allah dari syaitan yang terkutuk

Surah An-Nahl: 98

Adab Membaca Al-Quran

1. Suci dari Hadats

Pastikan dalam keadaan suci dari hadats besar dan kecil sebelum memegang dan membaca Al-Quran. Berwudhu terlebih dahulu merupakan salah satu bentuk penghormatan kepada kitab suci Al-Quran.

2. Niat yang Ikhlas

Membaca Al-Quran dengan niat mencari ridha Allah SWT, bukan untuk pamer atau mencari pujian. Niat yang ikhlas akan membawa keberkahan dalam membaca Al-Quran.

3. Menghadap Kiblat

Diutamakan menghadap kiblat saat membaca Al-Quran sebagai bentuk penghormatan dan mengikuti sunnah Rasulullah SAW. Posisi duduk yang sopan dan tenang juga dianjurkan.

4. Membaca Ta'awudz

Memulai dengan membaca ta'awudz dan basmalah sebelum membaca Al-Quran. Ta'awudz merupakan permintaan perlindungan kepada Allah dari godaan syaitan yang terkutuk.

5. Khusyuk dan Tenang

Membaca dengan tenang dan penuh penghayatan, memahami makna ayat yang dibaca. Tidak tergesa-gesa dan memperhatikan tajwid dengan baik.

6. Menjaga Kebersihan

Membaca Al-Quran di tempat yang bersih dan suci, serta menjaga kebersihan diri dan pakaian. Hindari membaca Al-Quran di tempat yang tidak pantas.

7. Memperindah Suara

Membaca Al-Quran dengan suara yang indah dan tartil, sesuai dengan kemampuan. Tidak perlu memaksakan diri, yang terpenting adalah membaca dengan benar sesuai tajwid.

Masukan & Feedback:info@finlup.id
© 2025 quran.finlup.id - All rights reserved