طٰهٰ (Taha)
Surat ke-20, Ayat ke-112
وَمَنْ يَّعْمَلْ مِنَ الصّٰلِحٰتِ وَهُوَ مُؤْمِنٌ فَلَا يَخٰفُ ظُلْمًا وَّلَا هَضْمًا
Dan barang siapa mengerjakan kebajikan sedang dia (dalam keadaan) beriman, maka dia tidak khawatir akan perlakuan zalim (terhadapnya) dan tidak (pula khawatir) akan pengurangan haknya.
📚 Tafsir Al-Muyassar
Dan barangsiapa mengerjakan amal shalih, sedang dia beriman kepada Tuhannya, maka dia tidak akan takut akan perlakuan dzolim dengan bertambahnya dosa-dosanya, dan pengurangan terhadap amal kebaikannya.
Sumber: https://tafsirweb.com/5354-surat-thaha-ayat-112.html
📚 Tafsir as-Sa'di
111-112. Di tempat Mahsyar, umat manusia tergolongkan menjadi dua kelompok; orang-orang yang telah berbuat aniaya disebabkan kekufuran dan kejelekan mereka. Orang-orang ini tidak menjumpai kecuali sesal, terhalangi dari rahmat dan siksa yang pedih di Jahanam, serta kemurkaan Allah, Dzat Yang Maha memiliki Hari KIamat.
Kelompok kedua: Orang-orang yang beriman dengan keimanan yang diperintahkan dan mengamalkan amalan shalih, yang wajib maupun yang sunnah. “Maka dia tidak khawatir akan perlakuan yang tidak adil (terhadapnya),” yaitu penambahan pada kesalahan-kesalahannya “dan tidak (pula) akan pengurangan haknya,” pengurangan dari kebaikan-kebaikannya. Bahkan dosa-dosanya terampuni dan kekurangan-kekurangannya dibersihkan dan kebaikan-kebaikannya dilipatgandakan. "dan jika ada kebajikan sebesar zarrah, niscaya Allah akan melipat gandakannya dan memberikan dari sisi-Nya pahala yang besar." (An’Nisa:40).
Sumber: https://tafsirweb.com/5354-surat-thaha-ayat-112.html
📚 Tafsir Al-Wajiz
112. Dan barangsiapa mengerjakan amal shalih yang diperintahkan secara syariat, yaitu orang yang beriman hanya kepada Allah, maka pada hari kiamat, dia tidak akan khawatir untuk dizalimi dengan diazab tanpa adanya dosa dan tidak khawatir kebaikannya akan dikurangi.
Sumber: https://tafsirweb.com/5354-surat-thaha-ayat-112.html
📚 Tafsir Ibnu Katsir (Ringkas)
Ayat 109-112 Allah SWT berfirman: (Pada hari itu) yaitu hari kiamat (tidak berguna syafaat) di sisiNya (kecuali (syafaat) orang yang Allah Maha Pemurah telah memberi izin kepadanya, dan Dia telah meridhai perkataannya) sebagaimana firmanNya: (Siapakah yang dapat memberi syafaat di sisi Allah tanpa izin-Nya?) (Surah Al-Baqarah: 255), (Dan berapa banyaknya malaikat di langit, syafaat mereka sedikit pun tidak berguna kecuali sesudah Allah mengizinkan bagi orang yang Dia kehendaki dan Dia ridhai (26)) (Surah An-Najm), (dan mereka tiada memberi syafaat melainkan kepada orang yang diridhai Allah) (Surah Al-Anbiya: 28) dan (Dan tiadalah berguna syafaat di sisi Allah, melainkan bagi orang yang telah diizinkan-Nya memperoleh syafaat) (Surah Saba: 23) serta (Pada hari ketika roh dan malaikat berdiri bersaf-saf, mereka tidak berkata-kata kecuali siapa yang telah diberi izin kepadanya oleh Tuhan Yang Maha Pemurah; dan ia mengucapkan kata yang benar (38)) (Surah An-Naba’) Firman Allah: (Dia mengetahui apa yang ada di hadapan mereka dan apa yang ada di belakang mereka) yaitu, pengetahuan Allah meliputi semua makhluk (sedangkan ilmu mereka tidak dapat meliputi ilmu-Nya) sebagaimana firmanNya: (dan mereka tidak mengetahui apa-apa dari ilmu Allah, melainkan apa yang Dia kehendaki) (Surah Al-Baqarah: 255) Firman Allah: (Dan tunduklah semua muka (dengan berendah diri) kepada Tuhan Yang Hidup Kekal lagi senantiasa mengurus makhluk-Nya) Ibnu Abbas dan lainnya berkata bahwa tunduk, merasa hina dan berserah diri kepada kekuasaan Tuhannya Yang Maha Hidup dan Yang tidak mati yang terus-menerus mengurus makhlukNya dan tidak tidur.
Dia terus mengurus, mengatur, dan memelihara segala sesuatu. Dia adalah Dzat Yang Maha Sempurna yang mana segala sesuatu membutuhkanNya karena tidak dapat bertahan kecuali dengan pertolonganNya. Firman Allah: (Dan sesungguhnya telah merugilah orang yang melakukan kezaliman) yaitu pada hari kiamat, karena sesungguhnya Allah akan menunaikan setiap hak kepada pemiliknya, sehingga kambing yang tidak bertanduk membalas kambing yang bertanduk.
Disebutkan dalam hadits,”Allah SWT berfirman,”Demi keagungan dan kemuliaanKu, pada hari ini Aku tidak akan melewatkan suatu perbuatan zalim dari pelakunya” Firman Allah: (Dan barang siapa mengerjakan amal-amal yang saleh dan ia dalam keadaan beriman, maka ia tidak khawatir akan perlakuan yang tidak adil (terhadapnya) dan tidak (pula) akan pengurangan haknya (112)) Setelah menyebutkan orang-orang zalim dan ancaman untuk mereka, Allah memuji orang-orang yang bertakwa dan keputusan untuk mereka, bahwa mereka tidak akan dianiaya dan pahala mereka tidak akan dikurangi, yaitu, dosa mereka tidak ditambah, dan kebaikan mereka tidak dikurangi. Pendapat ini dikatakan Ibnu Abbas, Mujahid, Adh-Dhahhak, Al-Hasan, Qatadah dan lainnya, bahwa makna zalim adalah penambahan, yaitu bisa saja ditambahkan dosa orang lain kepada seseorang. dan kata “Al-hadhm” adalah pengurangan.
Sumber: https://tafsirweb.com/5354-surat-thaha-ayat-112.html
Informasi Tambahan
Juz
16
Halaman
319
Ruku
275