Kembali ke Surat Taha

طٰهٰ (Taha)

Surat ke-20, Ayat ke-124

وَمَنْ اَعْرَضَ عَنْ ذِكْرِيْ فَاِنَّ لَهٗ مَعِيْشَةً ضَنْكًا وَّنَحْشُرُهٗ يَوْمَ الْقِيٰمَةِ اَعْمٰى

Dan barang siapa berpaling dari peringatan-Ku, maka sungguh, dia akan menjalani kehidupan yang sempit, dan Kami akan mengumpulkannya pada hari Kiamat dalam keadaan buta.”

📚 Tafsir Al-Muyassar

Namun, barangsiapa yang berpaling dari peringatanKu yang dengannya Aku memperingatkannya, maka sesungguhnya baginya di dunia ini kehidupan sempit lagi sengsara, (walaupun tampaknya dia termasuk orang bermartabat dan berkemudahan) dan Kami akan menghimpunnya pada Hari Kiamat dalam keadaan buta dari hujjah.”

Sumber: https://tafsirweb.com/5366-surat-thaha-ayat-124.html

📚 Tafsir as-Sa'di

124. “Dan barangsiapa yang berpaling dari peringatanKU,” yaitu dari kitabKu yang menjadi sumber pengingat seluruh cita-cita yang tinggi, membiarkannya dengan cara berpaling darinya atau dengan sikap lebih parah dari itu, dengan cara mengingkari atau mengkufurinya, “maka sesungguhnya diia mendapatkan penghidupan yang sempit,” maksudnya sesungguhnya balasannya adalah kami menjadikan penghidupannya sempit lagi susah. Dan tidaklah hal itu melainkan suatu siksaan. Penghidupan yang sempit juga ditafsirkan dengan siksa kubur.

Kuburnya akan dipersempit, terkepung di dalamnya, dan tersiksa sebagai balasan atas sikapnya berpaling dari peringatan Rabbnya. Ini salah satu dalil dari ayat yang menunjukkan keberadaan siksa kubur. Ayat kedua Firman Allah "Alangkah dahsyatnya sekiranya kamu melihat di waktu orang-orang yang zalim (berada) dalam tekanan-tekanan sakratulmaut, sedang para malaikat memukul dengan tangannya, (sambil berkata): "Keluarkanlah nyawamu".

Di hari ini kamu dibalas dengan siksaan yang sangat menghinakan, karena kamu selalu mengatakan terhadap Allah (perkataan) yang tidak benar dan (karena) kamu selalu menyombongkan diri terhadap ayat-ayat-Nya." (Al-An’Am:93), ayat ketiga, FirmanNya Dan sesungguhnya "Kami merasakan kepada mereka sebahagian azab yang dekat (di dunia) sebelum azab yang lebih besar (di akhirat); mudah-mudahan mereka kembali (ke jalan yang benar)." (As-Sajdah:21) ayat keempat, FirmanNYa tentang kelompok Fir’aun, "Kepada mereka dinampakkan neraka pada pagi dan petang, dan pada hari terjadinya Kiamat. (Dikatakan kepada malaikat): "Masukkanlah Firaun dan kaumnya ke dalam azab yang sangat keras". (Al-Mu’Min:46). Menurut ulama Salaf yang menafsirkannya dengan siksa kubur saja dan membatasinya pada point itu semata –wallhu a’lam- bagian yang menentukan adalah penghujung ayat ini, dan bahwa Allah menyebutkan siksa Hari Kiamat di akhir ayat. Sebagian ahli tafsir memandang bahwa penghidupan yang sempit itu bersifat umum di dunia ini saja, semisal kesedihan, kegetiran dan hal-hal yang menyakitkan yang menimpa orang yang berpaling dari peringatan Rabbnya, yang merupakan siksaan yang disegerakan (di dunia ini), di alam Barzakh, dan di akhirat, lantaran lafazhnya mutlak tanpa diikat (dengan sesuatu pun). “Dan Kami akan menghimpunkannya,” orang yang berpaling dari peringatan Rabbnya “pada Hari KIamat dalam keadaan buta,” maskudnya buta indera matanya menurut pendapat yang shahih.

Seperti Firman Allah, "Dan Kami akan mengumpulkan mereka pada hari kiamat (diseret) atas muka mereka dalam keadaan buta, bisu dan pekak." (Al-Isra:97).

Sumber: https://tafsirweb.com/5366-surat-thaha-ayat-124.html

📚 Tafsir Al-Wajiz

124. Dan barangsiapa menolak setiap apa yang diingatkan Allah melalui Al-Qur’an dan kitab lainnya, maka baginya di dunia itu kehidupan yang sulit dan sempit serta penuh kegelisahan. Adapun orang yang beriman, maka dia adalah orang yang dirinya nyaman. dan Kami jadikan orang yang menolak itu buta pada hari kiamat karena kebingungan dan tersesat

Sumber: https://tafsirweb.com/5366-surat-thaha-ayat-124.html

📚 Tafsir Ibnu Katsir (Ringkas)

Ayat 123-126 Allah SWT berfirman kepada nabi Adam, Hawa, dan iblis,"Turunlah kalian semua dari surga!" yaitu kalian semua dari surga. Kami telah menjelaskan hal tersebut dalam surah Al-Baqarah. (sebagian kalian menjadi musuh bagi sebagian yang lain) dia berkata, yaitu nabi Adam dan keturunannya, serta iblis dan keturunannya. Firman Allah: (maka jika datang kepada kalian petunjuk dari-Ku) Abu Al-’Aliyah berkata yaitu para nabi, para rasul dan keterangan mereka (lalu barang siapa yang mengikuti petunjuk-Ku, ia tidak akan sesat dan tidak akan celaka) Ibnu Abbas berkata bahwa dia tidak akan tersesat di dunia dan tidak akan celaka di akhirat. (Dan barang siapa berpaling dari peringatan-Ku) yaitu menentang perintahKu dan apa yang Aku turunkan kepada para rasulKu, melupakan keduanya dan mengambil petunjuk dari selain petunjuk itu (maka sesungguhnya baginya penghidupan yang sempit) yaitu yang sempit di dunia.

Maka tidak ada ketenangan baginya dan dadanya tidak lapang, bahkan selalu sempit karena kesesatannya, walaupun pada bagian luarnya dia hidup nikmat dan memakai pakaian yang dia suka, memakan makanan yang dia suka, dan bertempat yang dia suka. Namun sesungguhnya hatinya tidak mempunyai keyakinan dan petunjuk, bahkan selalu dalam kekhawatiran, kebingungan, dan keraguan. Dia terus-menerus dalam keraguan.

Hal inilah yang dimaksudkan dengan penghidupan yang sempit. Ali bin Abi Thalhah meriwayatkan dari Ibnu Abbas tentang firmanNya: (maka sesungguhnya baginya penghidupan yang sempit) dia berkata maknannya adalah kesengsaraan Firman Allah: (dan Kami akan menghimpunkannya pada hari kiamat dalam keadaan buta) Mujahid dan Abu Shalihberkata bahwa yang dimaksud adalah bahwa tidak mempunyai hujjah. Bisa juga bahwa makna yang dimaksud adalah dibangkitkan atau dikumpulkan ke neraka dalam keadaan buta penglihatannya, juga hatinya.

Sebagaimana Allah SWT berfirman: (Dan Kami akan mengumpulkan mereka pada hari kiamat (diseret) atas muka mereka dalam keadaan buta, bisu, dan pekak. Tempat kediaman mereka adalah neraka Jahanam) (Surah Al-Isra: 97) Oleh karena itu Allah berfirman: (Ya Tuhanku, mengapa Engkau menghimpunkan aku dalam keadaan buta, padahal aku dahulunya adalah seorang yang melihat?) yaitu di dunia (Demikianlah telah datang kepadamu ayat-ayat Kami, maka kamu melupakannya, dan begitu (pula) pada hari ini kamu pun dilupakan (126)) yaitu, karena kamu berpaling dari ayat-ayat Allah dan kamu memperlakukannya seakan-akan kamu tidak mengingatnya, padahal sudah disampaikan kepadamu.

Kamu pura-pura melupakannya, berpaling darinya, dan melalaikannya. Begitu juga pada hari ini, Kami memperlakukan kamu sebagaimana orang yang melupakanmu (Maka pada hari (kiamat) ini Kami melupakan mereka sebagaimana mereka melupakan pertemuan mereka dengan hari ini) (Surah Al-A'raf: 51) Maka sesungguhnya balasan itu sesuai dengan jenis perbuatannya.

Adapun kelupaan terhadap lafazh Al-Qur'an, padahal memahami maknanya dan telah mengerjakannya, maka itu tidak termasuk dalam apa yang diancamkan.

Sumber: https://tafsirweb.com/5366-surat-thaha-ayat-124.html

Informasi Tambahan

Juz

16

Halaman

320

Ruku

276

Apabila kamu membaca Al-Quran, hendaklah kamu meminta perlindungan kepada Allah dari syaitan yang terkutuk

Surah An-Nahl: 98

Adab Membaca Al-Quran

1. Suci dari Hadats

Pastikan dalam keadaan suci dari hadats besar dan kecil sebelum memegang dan membaca Al-Quran. Berwudhu terlebih dahulu merupakan salah satu bentuk penghormatan kepada kitab suci Al-Quran.

2. Niat yang Ikhlas

Membaca Al-Quran dengan niat mencari ridha Allah SWT, bukan untuk pamer atau mencari pujian. Niat yang ikhlas akan membawa keberkahan dalam membaca Al-Quran.

3. Menghadap Kiblat

Diutamakan menghadap kiblat saat membaca Al-Quran sebagai bentuk penghormatan dan mengikuti sunnah Rasulullah SAW. Posisi duduk yang sopan dan tenang juga dianjurkan.

4. Membaca Ta'awudz

Memulai dengan membaca ta'awudz dan basmalah sebelum membaca Al-Quran. Ta'awudz merupakan permintaan perlindungan kepada Allah dari godaan syaitan yang terkutuk.

5. Khusyuk dan Tenang

Membaca dengan tenang dan penuh penghayatan, memahami makna ayat yang dibaca. Tidak tergesa-gesa dan memperhatikan tajwid dengan baik.

6. Menjaga Kebersihan

Membaca Al-Quran di tempat yang bersih dan suci, serta menjaga kebersihan diri dan pakaian. Hindari membaca Al-Quran di tempat yang tidak pantas.

7. Memperindah Suara

Membaca Al-Quran dengan suara yang indah dan tartil, sesuai dengan kemampuan. Tidak perlu memaksakan diri, yang terpenting adalah membaca dengan benar sesuai tajwid.

Masukan & Feedback:info@finlup.id
© 2025 quran.finlup.id - All rights reserved