Kembali ke Surat Taha

طٰهٰ (Taha)

Surat ke-20, Ayat ke-132

وَأْمُرْ اَهْلَكَ بِالصَّلٰوةِ وَاصْطَبِرْ عَلَيْهَاۗ لَا نَسْـَٔلُكَ رِزْقًاۗ نَحْنُ نَرْزُقُكَۗ وَالْعَاقِبَةُ لِلتَّقْوٰى

Dan perintahkanlah keluargamu melaksanakan salat dan sabar dalam mengerjakannya. Kami tidak meminta rezeki kepadamu, Kamilah yang memberi rezeki kepadamu. Dan akibat (yang baik di akhirat) adalah bagi orang yang bertakwa.

📚 Tafsir Al-Muyassar

Dan perintahkanlah (wahai Nabi) keluargamu untuk shalat dan bersabarlah kamu dalam menjalankannya. Kami tidak meminta harta kepadamu. Kami-lah Yang memberimu rizki dan memberimu karunia, dan kesudahan yang baik di dunia dan akhirat adalah bagi orang-orang yang bertakwa.

Sumber: https://tafsirweb.com/5374-surat-thaha-ayat-132.html

📚 Tafsir as-Sa'di

132. Maksudnya himbaulah keluargamu untuk mendirikan sholat, doronglah mereka untuk shalat, baik yang wajib maupun sunnah. (Perintah kepada sesuatu, berarti memerintahkan segala sesuatu yang mana suatu yang wajib tidak akan sempurna kecuali dengannya). Maka ia juga menjadi perintah mengajari anggota keluarga tentang perkara-perkara yang memperbaiki shalat dan merusaknya serta yang menyempurnakannya “dan bersabarlah kamu dalam mengerjakannya,” yaitu mengerjakan shalat dengan menegakannya dengan menyempurnakan batasan-batasan aturannya, rukun-rukunnya, [adab-adabnya], dan unsur khusyu’nya.

Sesungguhnya hal itu berat dirasakan oleh jiwa manusia. Akan tetapi, sepatutnya seseorang memaksakan diri dan berusaha keras untuk mengerjakannya dan selalu bersabar dengan ibadah ini. Sesungguhnhya seorang hamba, jika dia benar menegakkan shalatnya sesuai dengan yang diperintahkan, maka dengan urusan agama yang lainnya, niscaya dia akan lebih menjaga dan tekun mengerjakannya.

Jika dia menyia-nyiakannya, maka dia akan lebih menyia-nyiakan perintah agama yang lainnya. Kemudian Allah (memberitahukan) tentang jaminan rizki bagi Rasululllah, agar perhatian kepadanya tidak menyibukkan beliau dari tugas menegakan agamaNYa. Allah berfirman, “Kami-lah yang memberi rizki kepadamu,” maksudnya rizkimu menjadi tanggungan Kami.

Kami yang menanggung sebagaimana Kami bertanggung jawab atas rizki bagi semua makhluk. Bagaimana dengan orang yang melaksanakan perintah Kami dan sibuk dengan mengingat Kami?! (Sudah tentu Kami lebih menjaminnya). Curahan rizki Allah itu umum, merata bagi orang yang bertakwa dan tidak.

Maka , seyogyanya diperhatikan hal-hal yang mendatangkan kebahagiaan yang abadi, yaitu ketakwaan. Oleh karena itu, Allah berfirman, “Dan akibat (yang baik),” di dunia dan akhirat “adalah bagi orang yang bertakwa,” yang hakikatnya yaitu melaksanakan perintah dan menjauhi larangan.

Siapa saja yang merealisasikannya, niscaya dia mendapatkan kesudahan yang baik. Seperti FIrman Allah "Dan kesudahan yang baik adalah bagi orang-orang yang bertakwa" (Al-A’raf:128).

Sumber: https://tafsirweb.com/5374-surat-thaha-ayat-132.html

📚 Tafsir Al-Wajiz

132. Dan perintahkanlah ahlu baitmu untuk menunaikan shalat. Bersabarlah dan tetaplah mengerjakan shalat.

Kami tidak membebanimu untuk memberi rejeki dirimu dan keluargamu, namun Kamilah yang memberimu rejeki. Dan hasil yang baik itu ada di akhirat, yaitu surga bagi orang-orang yang bertakwa

Sumber: https://tafsirweb.com/5374-surat-thaha-ayat-132.html

📚 Tafsir Ibnu Katsir (Ringkas)

Ayat 131-132 Allah SWT berfirman kepada NabiNya, Muhammad SAW,"Janganlah melihat orang-orang yang bermewah-mewahan dan kenikmatan yang mereka miliki. Karena sesungguhnya hal itu tidal lain merupakan perhiasan dan nikmat yang pasti lenyap, kami menguji mereka dengan hal itu dan hanya sedikit orang yang banyak bersyukur di antara hamba-hambaKu" Mujahid berkata bahwa firmanNya (azwajan minhum) adalah orang-orang kaya karena sungguh telah diberikan kepadamu apa yang lebih baik daripada apa yang diberikan kepada mereka. Sebagaimana Allah berfirman di ayat lain: (Dan sesungguhnya Kami telah berikan kepadamu tujuh ayat yang dibaca berulang-ulang dan Al-Qur’an yang agung (87) Jangan sekali-kali engkau (Muhammad) tujukan pandanganmu kepada kenikmatan hidup yang telah Kami berikan kepada beberapa golongan di antara mereka (orang kafir)) (Surah Al-Hijr: 87-88).

Begitu juga apa yang disiapkan Allah SWT kepada Rasulullah SAW di akhirat merupakan sesuatu yang agung tanpa batas dan tidak bisa digambarkan. Sebagaimana Allah SWT berfirman: (Dan kelak Tuhanmu pasti memberikan karuniaNya kepadamu, lalu (hati) kamu menjadi puas (5)) (Surah Adh-Dhuha) Oleh karena itu Allah berfirman: (Dan karunia Tuhan kamu adalah lebih baik dan lebih kekal) Beliau SAW adalah orang paling zuhud di dunia, padahal beliau mampu menguasainya.

Ketika beliau mendapatkan harta, beliau menafkahkannya di bagian sini dan bagian sana kepada hamba Allah dan tidak pernah menyimpan sesuatu pun untuk diri beliau di hari esok. Qatadah dan As-Suddi berkata tentang firmanNya: (bunga kehidupan dunia) yaitu perhiasan kehidupan dunia. Qatadah berkata tentang firmanNya: (untuk Kami fitnah mereka dengannya=) yaitu Kami menguji mereka.

Firman Allah: (Dan perintahkanlah kepada keluargamu mendirikan salat dan bersabarlah kamu dalam mengerjakannya) yaitu, selamatkanlah mereka dari azab Allah dengan mengerjakan shalat dan bersabarlah dalam mengerjakannya. Sebagaimana Allah SWT berfirman: (Hai orang-orang yang beriman, peliharalah dirimu dan keluargamu dari api neraka) (Surah At-Tahrim: 6) Firman Allah: (Kami tidak meminta rezeki kepadamu, Kamilah yang memberi rezeki kepadamu) yaitu ketika kamu mengerjakan shalat, maka rezeki akan datang kepadamu dari arah yang tidak kamu sangka.

Sebagaimana Allah SWT berfirman: (Barang siapa yang bertakwa kepada Allah, niscaya Dia akan mengadakan baginya jalan keluar (2) Dan memberinya rezeki dari arah yang tiada disangka-sangka) (Surah Ath-Thalaq) dan ((56) (57) (58)) (Surah Adz-Dzariyat) Oleh karena itu Allah berfirman: (Kami tidak meminta rezeki kepadamu, Kamilah yang memberi rezeki kepadamu) Firman Allah: (Dan akibat (yang baik) itu adalah bagi orang yang bertakwa) yaitu, akibat yang baik di dunia dan akhirat, yaitu surga hanya bagi orang yang bertakwa kepada Allah.

Disebutkan dalam hadits shahih bahwa Rasulullah SAW bersabda,”Tadi malam aku melihat dalam mimpi seakan-akan kita berada di rumah Uqbah bin Rafi', lalu kita disuguhi buah kurma masak dari kurmanya Ibnu Thab. Lalu aku menakwilkan mimpi itu, bahwa sesungguhnya akibat yang terpuji dan derajat yang tinggi itu bagi kita di dunia, dan bahwa agama kita telah sempurna.

Sumber: https://tafsirweb.com/5374-surat-thaha-ayat-132.html

Informasi Tambahan

Juz

16

Halaman

321

Ruku

277

Apabila kamu membaca Al-Quran, hendaklah kamu meminta perlindungan kepada Allah dari syaitan yang terkutuk

Surah An-Nahl: 98

Adab Membaca Al-Quran

1. Suci dari Hadats

Pastikan dalam keadaan suci dari hadats besar dan kecil sebelum memegang dan membaca Al-Quran. Berwudhu terlebih dahulu merupakan salah satu bentuk penghormatan kepada kitab suci Al-Quran.

2. Niat yang Ikhlas

Membaca Al-Quran dengan niat mencari ridha Allah SWT, bukan untuk pamer atau mencari pujian. Niat yang ikhlas akan membawa keberkahan dalam membaca Al-Quran.

3. Menghadap Kiblat

Diutamakan menghadap kiblat saat membaca Al-Quran sebagai bentuk penghormatan dan mengikuti sunnah Rasulullah SAW. Posisi duduk yang sopan dan tenang juga dianjurkan.

4. Membaca Ta'awudz

Memulai dengan membaca ta'awudz dan basmalah sebelum membaca Al-Quran. Ta'awudz merupakan permintaan perlindungan kepada Allah dari godaan syaitan yang terkutuk.

5. Khusyuk dan Tenang

Membaca dengan tenang dan penuh penghayatan, memahami makna ayat yang dibaca. Tidak tergesa-gesa dan memperhatikan tajwid dengan baik.

6. Menjaga Kebersihan

Membaca Al-Quran di tempat yang bersih dan suci, serta menjaga kebersihan diri dan pakaian. Hindari membaca Al-Quran di tempat yang tidak pantas.

7. Memperindah Suara

Membaca Al-Quran dengan suara yang indah dan tartil, sesuai dengan kemampuan. Tidak perlu memaksakan diri, yang terpenting adalah membaca dengan benar sesuai tajwid.

Masukan & Feedback:info@finlup.id
© 2025 quran.finlup.id - All rights reserved