الانبياۤء (Al-Anbiya')
Surat ke-21, Ayat ke-3
لَاهِيَةً قُلُوْبُهُمْۗ وَاَسَرُّوا النَّجْوَىۖ الَّذِيْنَ ظَلَمُوْاۖ هَلْ هٰذَآ اِلَّا بَشَرٌ مِّثْلُكُمْۚ اَفَتَأْتُوْنَ السِّحْرَ وَاَنْتُمْ تُبْصِرُوْنَ
Hati mereka dalam keadaan lalai. Dan orang-orang yang zalim itu merahasiakan pembicaraan mereka, “(Orang) ini (Muhammad) tidak lain hanyalah seorang manusia (juga) seperti kamu. Apakah kamu menerima sihir itu padahal kamu menyaksikannya?”
📚 Tafsir Al-Muyassar
Hati mereka lalai terhadap al-Qur’an al-Karim, disibukkan dengan kebatilan-kebatilan dan syahwat-syahwat dunia; mereka tidak memahami kandungannya. Bahkan sesungguhnya orang-orang yang dzolim dari bangsa Quraisy berkumpul untuk satu rencana rahasia; yaitu menyebarluaskan sesuatu yang dapat menghalangi manusia untuk beriman kepada Muhammad sholallohu alaihi wasallam, yaitu bahwa sesungguhnya dia adalah manusia biasa seperti mereka, tidak berbeda dari mereka dalam aspek apa pun, dan bahwa sesungguhnya apa yang dibawanya, yaitu al-Qur’an adalah sihir, maka mengapa kalian datang kepadanya dan mengikutinya, padahal kalian tahu dia hanya manusia biasa seperti kalian?
Sumber: https://tafsirweb.com/5515-surat-al-anbiya-ayat-3.html
📚 Tafsir as-Sa'di
3. “(Lagi) hati mereka dalam keadaan lalai,” maksudnya hati mereka lalai, berpaling, dan terbuai dengan orientasi-orientasi keduniaan. Fisik-fisik mereka hanya bermain-main. Mereka larut dengan pemenuhan syahwat dan praktik kebatilan, serta perkataan-perkataan yang picisan.
Padahal, seyogyanya mereka tidak bersifat demikian; misalnya hati mereka menyambut perintah dan larangan Allah, mendengarkanNYa dengan cara yang menjadikannya memahami maksudNYa. Anggota-anggota tubuhnya bergerak untuk menjalankan ibadah yang menjadi tujuan penciptaan diri mereka. Dan sepatutnya pula, mereka menempatkan Hari KIamat, perhitungan amalan dan pembalasannya di benak-benak mereka.
Dengan itulah nanti, urusan merekka menjadi sempurna, kondisi mereka semakin lurus dan amalan mereka menjadi bersih. Tentang makna Firman Allah “telah dekat kepada manusia (hari) perhitungan segala amalan mereka,” terdapat dua pendapat: Pendapat pertama: Umat ini (Umat Islam) merupakan umat yang paling terakhir. RasulNYa pun rasul yang terakhr.
Hari Kiamat akan terjadi pada umat beliau. (Karena itu) sungguh Hari Kiamat telah dekat dengan mereka dibandingkan dengan umat-umat sebelumnya. Berdasarkan sabda beliau "aku diutus dan kiamat itu haya seperti ini jaraknya" Beliau menyandingkan jari telunjuknya dengan jari yang berada di sampingnya (jari tengah). Pendapat kedua: Yang dimaksud dengan dekatnya Hari HIsab (perhitungan amalan) adalah kematian.
Bahwa orang yang meninggal, maka Kiamat sudah terjadi baginnya, dan dia memasuki kampung pembalasan atas amalan-amalannya. Ayat ini merupakan ungkapan keheranan terhadap orang yang terbuai dan berpaling, dia tidak tahu, kapan kematian mengagetkannya, pagi atau siang. Demikian ini kondisi orang-orang secara keseluruhan, kecuali orang-orang yang terlimpahi perhatian ilahi, maka dia mempersiapkan diri untuk kematian dan tahapan hidup selanjutnya.
Selanjutnya, Allah menceritakan tentang topic yang dibahas oleh kaum kkafir dan orang-orang yang zhalim secara sembunyi-sembunyi dalam rangka menentang dan melawan kebenaran dengan kebatiilan. Mereka itu menjalin kesepakatan di antara mereka untuk melontarkan komentar tentang rasul, “SEsungguhnya dia adalah manusia biasa layaknya kalian. Maka, apakah yang menyebabkannya lebih utama dan lebih istimewa dari pada kalian?
Seandainya ada salah seorang diantarakalian mengklaim seperti pemgakuannya, niscaya ungkapannya adalah sejenis dengan ungkapan Raslullah. Namun, (dia melakukan hal itu) lantaran ingin lebih tinggi dari kalian dan memjadi pimpinan atas kalian. Oleh karenanya, janganlah kalian menaatinya dan jangan pula mempercayainya.
Ia adalah tukang sihir. Dan Al-Quran yang dia bawa merupakan sihir juga.
Larilah darinya, serta jauhkan orang-orang darinya.” Dan katakanlah, “Maka apakah kamu menerima sihir itu, padahal kamu menyaksikannya.” Beginilah yang mereka ucapkan, padahal mereka mengetahui bahwa dia benar-benar adalah utusan Allah, berdasarkan apa yang mereka saksikan, berupa tanda-tanda kekuasaan yang mencengangkan yang tidak disaksikan oleh orang selain mereka. Tetapi, perkara yang menyeret mereka melakukan penolakan, yaitu suratan takdir kebinasaan (pada mereka), kezhaliman, dan sifat penentangan.
Sumber: https://tafsirweb.com/5515-surat-al-anbiya-ayat-3.html
📚 Tafsir Al-Wajiz
3. Hati mereka lalai dan terlalu sibuk sehingga tidak mau mempelajari Al-Qur’an dan memakami maknanya. Dan orang-orang musyrik yang zalim itu merahasiakan dengan sungguh-sungguh rahasia di antara mereka dengan berkata: “Apakah dia ini (yaitu Muhammad) maksudnya yaitu dia ini tidak lain hanyalah manusia biasa seperti yang lainnya, Dia tidak memiliki kelebihan atas kalian, Dia makan dan minum, lalu bagaimana bisa dia bisa menjadi nabi?!
Apakah kalian akan mengikuti sihir, yaitu Al-Qur’an? Sedangkan kalian menyaksikan dan mengetahui bahwa Al-Qur’an itu sihir?”
Sumber: https://tafsirweb.com/5515-surat-al-anbiya-ayat-3.html
📚 Tafsir Ibnu Katsir (Ringkas)
Ayat 1-6 Hal ini merupakan peringatan dari Allah SWT atas dekatnya hari kiamat dan bahwa manusia dalam keadaan lalai terhadapnya, yaitu mereka tidak mau beramal dan mempersiapkan diri untuk menyambutnya. Allah SWT berfirman: (Telah pasti datangnya ketetapan Allah, maka janganlah kalian meminta agar disegerakan (datang)) (Surah An-Nahl: 1) dan (Telah dekat (datangnya) saat itu dan telah terbelah bulan (1) Dan jika mereka (orang-orang musyrikin) melihat suatu tanda (mukjizat), mereka berpaling dan berkata, “(Ini adalah) sihir yang terus menerus” (2)) (Surah Al-Qamar) Al-Hafizh Ibnu ‘Asakir meriwayatkan terjemah tentang Al-Hasan bin Hani', Abu Nuwas yang merupakan seorang penyair, dia berkata bahwa penyair paling hebat adalah Syekh Ath-Thahir Abu Al-’Atahiyah, dimana dia berkata: “Manusia tenggelam dalam kelalaiannya, padahal penggilingan maut terus berputar.
Dikatakan kepadanya,"Dari mana kamu menyimpulkan hal ini?" dia berkata,”dari firman Allah SWT: (Telah dekat kepada manusia hari menghisab segala amalan mereka sedangkan mereka berada dalam kelalaian lagi berpaling (darinya) (1)) Kemudian Allah SWT memberitahukan bahwa mereka tidak mau mendengarkan wahyu yang Dia turunkan kepada RasulNya SAW. Pembicaraan ayat ini ditujukan kepada kalangan Quraisy dan orang-orang kafir yang sama dengan mereka. Jadi Allah SWT berfirman: (Tidak datang kepada mereka suatu ayat Al-Qur’an pun yang baru (diturunkan) dari Tuhan mereka) yaitu baru diturunkan (melainkan mereka mendengarnya, sedangkan mereka bermain-main) Sebagaimana yang dikatakan Ibnu Abbas, "Mengapa kalian menanyakan kepada Ahli Kitab tentang apa yang ada pada mereka, padahal mereka telah mengubahnya, menggantinya, menambahkan dan mengurangi isinya.
Kitab kalian adalah kitab yang baru diturunkan Allah yang kalian membacanya dalam murni isinya, tidak ada campurannya" Firman Allah: (Dan mereka yang zalim itu merahasiakan pembicaraan mereka) yaitu seraya berbicara di antara mereka dengan rahasia (Orang ini tiada lain hanyalah seorang manusia (juga) seperti kamu) Yang mereka maksud adalah Rasulullah SAW. Mereka tidak percaya beliau adalah seorang nabi, karena beliau adalah seorang manusia seperti mereka; maka bagaimana mungkin dia mendapat keistimewaan wahyu, sedangkan mereka tidak. Oleh karena itu berkata: (maka apakah kalian menerima sihir, padahal kalian menyaksikannya?) yaitu apakah kalian mengikutinya, sehingga kalian seperti orang yang melakukan sihir, dan dia mengetahui bahwa apa yang dia lakukan adalah ilmu sihir.
Allah SWT berfirman seraya menjawab mereka atas apa yang mereka buat-buat kedustaan itu: (Berkatalah Muhammad (kepada mereka), "Tuhanku mengetahui semua perkataan di langit dan di bumi”) yaitu Dzat yang mengetahui hal itu, tidak ada sesuatu pun yang tersembunyi dariNya. Dialah Dzat yang menurunkan Al-Qur'an yang mengandung kisah orang-orang terdahulu dan orang-orang yang mendatang. Al-Qur'an yang tidak ada seorang pun yang mampu mendatangkan hal yang serupa dengannya, kecuali Dzat yang mengetahui rahasia dan di langit dan bumi.
Firman Allah: (dan Dialah Yang Maha Mendengar lagi Maha Mengetahui) yaitu, Maha Mendengar semua ucapan kalian, dan Maha Mengetahui semua keadaan kalian. Dalam hal ini terkandung ancaman dan peringatan terhadap mereka. Firman Allah: (Bahkan mereka berkata (pula), "(Al-Qur'an itu adalah) mimpi-mimpi yang kalut, malah diada-adakannya") Ini adalah pemberitahuan tentang pembangkangan, keingkaran dan penentangan orang-orang kafir terhadap apa yang digambarkan Al-Qur'an, serta kebimbangan dan kesesatan mereka terhadapnya.
Terkadang mereka menganggapnya sebagai sihir, terkadang sebagai syair, dan terkadang sebagai mimpi-mimpi, serta terkadang sebagai sesuatu yang dibuat-buat. Sebagaimana Allah SWT berfirman: (Lihatlah, bagaimana mereka membuatperumpamaan-perumpamaan terhadapmu; karena itu mereka menjadi sesat dan tidak dapat lagi menemukan jalan (yang benar) (48)) (Surah Al-Isra) Firman Allah: (maka hendaknya ia mendatangkan kepada kita suatu mukjizat, sebagaimana rasul-rasul yang telah lalu diutus) Mereka bermaksud yaitu seperti unta nabi Shalih, mukjizat nabi Musa dan nabi Isa.
Allah SWT berfirman: (Dan tidak ada yang menghalangi Kami untuk mengirimkan (kepadamu) tanda-tanda (kekuasaan Kami), melainkan karena (tanda-tanda) itu telah didustakan oleh orang terdahulu. Dan telah Kami berikan kepada kaum samud unta betina (sebagai mukjizat) yang dapat dilihat, tetapi mereka menganiaya (unta betina itu)) (Surah Al-Isra: 59) Oleh karena itu Allah SWT berfirman: (Tidak ada (penduduk) suatu negeri pun yang beriman yang Kami telah membinasakannya sebelum mereka; maka apakah mereka akan beriman? (6)) yaitu Kami tidak mendatangkan suatu penduduk negeri pun yang diutus para rasul kepada mereka dengan membawa mukjizat, lalu mereka beriman, melainkan mereka mendustakannya; jadi Kami membinasakan mereka.
Apakah mereka akan beriman sekiranya melihat mukjizat-mukjizat itu? Tidak, bahkan: (Sesungguhnya orang-orang yang telah pasti terhadap mereka kalimat Tuhanmu, tidaklah akan beriman (96) meskipun datang kepada mereka segala macam keterangan, hingga mereka menyaksikan azab yang pedih (97)) (Surah Yunus) Sungguh mereka telah menyaksikan ayat-ayat yang jelas, hujjah yang pasti, dan keterangan-keterangan yang jelas dari Rasulullah SAW. dan hal itu. lebih jelas, lebih terang, lebih menakjubkan, dan lebih mematahkan daripada apa yang ditampakkan oleh nabi-nabi lainnya.
Semoga shalawat dan salam tetap tercurahkan kepada mereka semua
Sumber: https://tafsirweb.com/5515-surat-al-anbiya-ayat-3.html
Informasi Tambahan
Juz
17
Halaman
322
Ruku
278