Kembali ke Surat Al-Anbiya'

الانبياۤء (Al-Anbiya')

Surat ke-21, Ayat ke-7

وَمَآ اَرْسَلْنَا قَبْلَكَ اِلَّا رِجَالًا نُّوْحِيْٓ اِلَيْهِمْ فَسْـَٔلُوْٓا اَهْلَ الذِّكْرِ اِنْ كُنْتُمْ لَا تَعْلَمُوْنَ

Dan Kami tidak mengutus (rasul-rasul) sebelum engkau (Muhammad), melainkan beberapa orang laki-laki yang Kami beri wahyu kepada mereka, maka tanyakanlah kepada orang yang berilmu, jika kamu tidak mengetahui.

📚 Tafsir Al-Muyassar

Dan Kami tidak mengutus rasul sebelummu (wahai rasul) kecuali orang-orang lelaki dari bangsa manusia. Kami wahyukan kepada mereka wahyu. Kami tidak pernah mengutus malaikat.

Maka bertanyalah kalian (wahai orang-orang kafir Makkah) kepada orang-orang yang berilmu terhadap kitab-kitab terdahulu yang telah diturunkan, jika kalian memang tidak mengetahuinya.

Sumber: https://tafsirweb.com/5519-surat-al-anbiya-ayat-7.html

📚 Tafsir as-Sa'di

7-9. Ini merupakan sanggahan atas lontaran syubhat kalangan orang-orang yang mendustakan Rasulullah. Mereka berkomentar, “Kenapa dia (seorang rasul) bukan seorang malaikat yang tidak membutuhkan makanan dan minuman serta mondar-mandir berurusan dengan pasar-pasar!

Kenapa dia tidak abadi!” bila dia tidak demikian, berarti menunjukkan dia bukan seorang utusan Allah.” Rangkaian syunhat ini, masih saja menancap di hati-hati kaum yang mendustakan para rasul. Mereka serupa dalam kekufuran, sehingga pernyataan-pernyataan mereka pun senada. Berikutnya, Allah menangkis syuhat orang-orang yang mendustakan Rasulullah, (namun) mengakui penetapan eksistensi para rasul sebelum beliau.

Kalau tida ada Nabi melainkan Nabi Ibrahim saja –yang telah diakui kenabbiannya oleh seluruh golongan, yang mana kaun musyrikin melancarkan klaim berpegang teguh pada agama dan ajaran Ibrahim bahwa para rasul sebelum Muhammad semuanya dari kalangan manusia, yang makan makanan, dan berjalan-jalan di pasar-pasar, dan muncul kejadian-kejadian manusiawi yang menimpa mereka seperti kematian dan kejadian lainnya, serta bahwa Allah telah mengutuus mereka kepada kaum dan ummat mereka; lalu sebagian beriman kepada mereka, dan adapula yang mendustakan, dan bahwa Allah benar-benar akan merealisasikan bagi mereka sesuatu yang telah dijanjikan, berupa keselamatan dan kebahagiaan bagi mereka (para utusan Allah) dan para pengikut, dan akan membinasakan orang-orang yang melampaui batas, lagi mendustakan mereka-, maka mengapa banyak syubhat batil yang diarahkan kepada Muahammad dalam rangka mengingkari risalahnya, padahal realita-realita itu melekat pada para saudaranya dari kalangan para rasul yang diakui oleh para pendusta kenabian Muhammad? Ini adalah konsekuensi yang begitu jelas bagi mereka. Jika mereka mengakui kerasulan dari kalangan manusia, namun tidak mau menetapkan seorang rasul dari selain kalangan manusia, maka berarti syubhat mereka (tentang Nabi Muhammad) batil.

Mereka telah mematahkannya sendiri dengan pengakuan mereka mengenai rusaknya syubhat mereka dan adanya kontradiksi di tengah (pola pikir) mereka tentang itu. Andai alangkah mereka ini diprediksi menuju pengingkaran kenabian dari kalangan manusia seutuhnya, tidak ada satu pun nabi, melainkan seorang malaikat yang abadi, tidak makan makanan, maka sungguh Allah telah menyanggah syubhat ini dengan FirmanNYa, "Dan mereka berkata: "Mengapa tidak diturunkan kepadanya (Muhammad) seorang malaikat?" dan kalau Kami turunkan (kepadanya) seorang malaikat, tentu selesailah urusan itu, kemudian mereka tidak diberi tangguh (sedikit pun). Dan kalau Kami jadikan rasul itu (dari) malaikat, tentulah Kami jadikan dia berupa laki-laki dan (jika Kami jadikan dia berupa laki-Iaki), Kami pun akan jadikan mereka tetap ragu sebagaimana kini mereka ragu." (Al-An’am:8-9) Dan bahwa manusia tidak mempunyai kekuatan dalam menerima wahyu dari malaikat (secara langsung), "Katakanlah: "Kalau seandainya ada malaikat-malaikat yang berjalan-jalan sebagai penghuni di bumi, niscaya Kami turunkan dari langit kepada mereka malaikat menjadi rasul". (Al-Isra:95).

Jikalau timbul keraguan pada kalian, dan kalian tidak mengetahui selu-beluk para rasul yang sudah lewat, hendaknya mereka bertanya kepada orang-orang yang berilmu tentang kitab-kitab yang terdahulu. Misalnya, para ulama yang menguasai Taurat dan INjil. Mereka bakal memberitahukan tentang ilmu yang mereka miliki kepada kalian, dan bahwa seluruh rasul adalah manusia yang berasal dari jenis bangsa yang diberikan risalah (obyek dakwah).

Ayat ini, meskipun sebabnya khusus mengenai pertanyaan tentang jatii diri para rasul yang telah berlalu kepada ahli dzikir, yaitu ulama, tapi sesungguhnya konteksnya umum, mencakup setiap permasalahan agama, perkara yang inti atau cabangnya. Jika seseorang tidak mempunyai pengetahuan tentangnya, hendaknya dia menanyakannya kepada orang yang mengetahuinya. Dalam keterangan ini terkandung pelajaran, adanya perintah untuk belajar dan bertanya kepada ulama.

Tidaklah diperintahkan untuk bertanya kepada mereka (ulama) melainkan karena mereka wajib mengajarkan ilmu dan menjawab permasalahan yang mereka ketahui. Di dalam pengkhususan melontarkan pertanyaan kepada ulama, terkandung larangan bertanya kepada orang yang sudah dikenal dengan kebodohannya dan tida berilmu. Di dalamnya juga terkandung larangan bagi orang yang bodoh untuk memposisikan diri untuk menjawab.

Dalllam ayat ini termuat sebuah dalil bahwa tidak ada nabi dari kalangan wanita, termasuk Maryam atau lainnya bukan nabi. Hal ini berdasarkan Firman Allah, “Melainkan beberapa orang laki-laki.”

Sumber: https://tafsirweb.com/5519-surat-al-anbiya-ayat-7.html

📚 Tafsir Al-Wajiz

7. Allah menanggapi mereka dengan firmanNya: “Wahai Nabi, perlu kamu ketahui bahwa Kami tidak mengutus sebelum kamu kecuali para rasul laki-laki yang Kami wahyukan ayat-ayat Kami kepada mereka. Maka tanyakanlah kepada para ahli kitab samawi terdahulu, jika kamu tidak mengetahui bahwa seluruh nabi dan rasul itu adalah manusia biasa

Sumber: https://tafsirweb.com/5519-surat-al-anbiya-ayat-7.html

📚 Tafsir Ibnu Katsir (Ringkas)

Ayat 7-9 Allah SWT berfirman seraya menjawab orang-orang yang mengingkari pengutusan rasul dari kalangan manusia: (Kami tiada mengutus rasul-rasul sebelum kamu (Muhammad) melainkan beberapa orang laki-laki yang Kami beri wahyu kepada mereka) yaitu semua rasul yang terdahulu itu dari kalangan laki-laki manusia, tidak ada seorang pun di antara mereka dari kalangan malaikat. Sebagaimana Allah SWT berfirman: (Kami tidak mengutus sebelum kamu, melainkan seorang laki-laki yang Kami berikan wahyu kepadanya di antara penduduk negeri) (Surah Yusuf: 109) Oleh karena itu Allah SWT berfirman: (maka tanyakanlah oleh kalian kepada orang-orang yang berilmu, jika kalian tidak mengetahui) yaitu, tanyakanlah kepada ahli ilmu dari kalangan umat-umat terdahulu seperti kaum Yahudi dan Nasrani serta semua kelompok agama terdahulu,”Apakah para rasul yang datang kepada mereka itu sebagai manusia atau malaikat?

Sesungguhnya mereka adalah manusia. Demikian itu merupakan nikmat Allah atas makhlukNya, dengan mengutus para rasul kepada mereka dari kalangan mereka, sehingga mereka bisa menerima apa yang disampaikan para rasul. Firman Allah: (Dan tidaklah Kami jadikan mereka tubuh-tubuh yang tiada memakan makanan) yaitu sesungguhnya mereka itu memiliki jasad yang membutuhkan makanan sebagaimana Allah SWT berfirman: (Dan Kami tidak mengutus rasul-rasul sebelummu, melainkan mereka sungguh memakan makanan dan berjalan di pasar-pasar) (Surah Al-Furqan: 20) yaitu, sesungguhnya mereka itu adalah manusia yang makan dan minum seperti manusia umumnya.

Mereka memasuki pasar-pasar untuk mencari penghidupan dan berdagang. Tidaklah hal itu membahayakan mereka dan tidak pula mengurangi sedikit pun martabat mereka Firman Allah: (dan tidak (pula) mereka itu orang-orang yang kekal) di dunia, bahkan mereka hidup, lalu mati: (Kami tidak menjadikan hidup abadi bagi seorang manusia pun sebelum kamu) (Surah Al-Anbiya: 34) Dikhususkan bahwa mereka diberi wahyu Allah SWT.

Para malaikat turun kepada mereka membawa wahyu dari Allah tentang apa yang diputuskan Allah untuk makhlukNya, berupa apa yang DIa perintahkan dan Dia larang. Firman Allah: (Kemudian Kami tepati janji (yang telah Kami janjikan)) yaitu apa yang telah dijanjikan Tuhan mereka, bahwa sungguh Dia akan membinasakan orang-orang yang zalim. Allah memenuhi dan melaksanakan janjiNya itu.

Oleh karena itu Allah SWT berfirman: (Maka Kami selamatkan mereka dan orang-orang yang Kami kehendaki) yaitu para pengikut mereka dari kalangan orang-orang mukmin (dan Kami binasakan orang-orang yang melampaui batas) yaitu orang-orang yang mendustakan apa yang disampaikan para rasul.

Sumber: https://tafsirweb.com/5519-surat-al-anbiya-ayat-7.html

Informasi Tambahan

Juz

17

Halaman

322

Ruku

278

Apabila kamu membaca Al-Quran, hendaklah kamu meminta perlindungan kepada Allah dari syaitan yang terkutuk

Surah An-Nahl: 98

Adab Membaca Al-Quran

1. Suci dari Hadats

Pastikan dalam keadaan suci dari hadats besar dan kecil sebelum memegang dan membaca Al-Quran. Berwudhu terlebih dahulu merupakan salah satu bentuk penghormatan kepada kitab suci Al-Quran.

2. Niat yang Ikhlas

Membaca Al-Quran dengan niat mencari ridha Allah SWT, bukan untuk pamer atau mencari pujian. Niat yang ikhlas akan membawa keberkahan dalam membaca Al-Quran.

3. Menghadap Kiblat

Diutamakan menghadap kiblat saat membaca Al-Quran sebagai bentuk penghormatan dan mengikuti sunnah Rasulullah SAW. Posisi duduk yang sopan dan tenang juga dianjurkan.

4. Membaca Ta'awudz

Memulai dengan membaca ta'awudz dan basmalah sebelum membaca Al-Quran. Ta'awudz merupakan permintaan perlindungan kepada Allah dari godaan syaitan yang terkutuk.

5. Khusyuk dan Tenang

Membaca dengan tenang dan penuh penghayatan, memahami makna ayat yang dibaca. Tidak tergesa-gesa dan memperhatikan tajwid dengan baik.

6. Menjaga Kebersihan

Membaca Al-Quran di tempat yang bersih dan suci, serta menjaga kebersihan diri dan pakaian. Hindari membaca Al-Quran di tempat yang tidak pantas.

7. Memperindah Suara

Membaca Al-Quran dengan suara yang indah dan tartil, sesuai dengan kemampuan. Tidak perlu memaksakan diri, yang terpenting adalah membaca dengan benar sesuai tajwid.

Masukan & Feedback:info@finlup.id
© 2025 quran.finlup.id - All rights reserved