الانبياۤء (Al-Anbiya')
Surat ke-21, Ayat ke-30
اَوَلَمْ يَرَ الَّذِيْنَ كَفَرُوْٓا اَنَّ السَّمٰوٰتِ وَالْاَرْضَ كَانَتَا رَتْقًا فَفَتَقْنٰهُمَاۗ وَجَعَلْنَا مِنَ الْمَاۤءِ كُلَّ شَيْءٍ حَيٍّۗ اَفَلَا يُؤْمِنُوْنَ
Dan apakah orang-orang kafir tidak mengetahui bahwa langit dan bumi keduanya dahulunya menyatu, kemudian Kami pisahkan antara keduanya; dan Kami jadikan segala sesuatu yang hidup berasal dari air; maka mengapa mereka tidak beriman?
📚 Tafsir Al-Muyassar
Apakah orang-orang kafir itu tidak mengetahui bahwa sesungguhnya langit dan bumi itu keduanya merupakan suatu obyek yang saling menyatu, tanpa ada pemisah antara keduanya? Maka Tidak ada hujan dari langit dan tidak ada tanaman dari muka bumi. Kemudian Kami memisahkan keduanya dengan Kuasa Kami.
Dan Kami turunkan hujan dari langit dan Kami keluarkan tanaman dari dalam tanah, serta Kami menjadikan segala sesuatu hidup dari air. Apakah orang-orang yang ingkar itu tidak mau beriman, lalu mengimani apa yang mereka saksikan dengan menghususkan ibadah bagi Allah saja?
Sumber: https://tafsirweb.com/5542-surat-al-anbiya-ayat-30.html
📚 Tafsir as-Sa'di
30. Apakah mereka (yang kafir terhadap Rabb mereka dan mengingkari pengikhlasan ibadah bagiNya) tidak menyaksikan sebuah obyek kasat mata yang akan mengantarkan mereka menuju keyakinan bahawa Allah, Dia-lah Rabb segala sesuatu, Dzat Yang Maha Terpuji, Dzat Yang Mahamulia dan Dzat yang disembah semata. Dengan menyaksikan langit dan bumi, maka mereka akan menjumpainya dalam keadaan “suatu yang padu,” bagian ini (langit) tidak terlihat adanya mendung maupun hujan.
Sementara itu, bagian yang lain (bumi) terlihat diam mati, tanpa tumbuh-tumbuhan padanya. “Kemudian Kami pisahkan,” langit dengan hujan dan bumi dengan tumbuhan. Bukankah Dzat yang menciptakan mendung di langit, setelah kondisi cuaca cerah tanpa ada awan-awan tipis, dan menempatkan air yang deras di dalamnya, kemudian menghalaunya menuju daerah yang mati, yang penjuru-penjuru wilayahnya sudah penuh dengan debu dan airnya sudah semakin menipis, selanjutnya Dia menurunkan hujan di tempat itu, sehingga tanah menjadi bergoyang dan begerak serta berkembang dan menumbuhkan tanaman indah dari setiap jenisnya, yang beragam bentuk dan manfaatnya, bukankah demikian itu merupakan petunjuk bahwa Dia-lah Dzat yang Mahabenar, sedangkan selainNya merupakan sesembahan yang batil. Dia-lah Dzat Yang Menghidupkan orang-orang yang mati dan Dia-lah Dzat Yang Maha Pengasih lagi Maha Penyayang?
Karena itu, Allah berfirman, “Maka mengapa mereka tiada juga beriman,” dengan keimanan yang benar, tanpa diselipi unsur keraguan dan kesyirikan.
Kemudian Allah menyebutkan sejumlah dalil cakrawala seraya berfirman,
Sumber: https://tafsirweb.com/5542-surat-al-anbiya-ayat-30.html
📚 Tafsir Al-Wajiz
30. Apakah orang-orang kafir dan musyrik yang menyekutukan Allah dengan tuhan lain tidak mengetahui bahwa sesungguhnya langit dan bumi itu merupakan dua hal yang melekat menjadi satu satuan. Kemudian Kami memisahkan keduanya dan memberi jarak satu sama lain dengan gumpalan udara.
Dan Kami ciptakan setiap sesuatu berupa hewan, tumbuhan dan makhluk lain selain keduanya dari air. Apakah mereka tetap tidak membenarkan kekuasaanKu dan keesaanKu?!
Sumber: https://tafsirweb.com/5542-surat-al-anbiya-ayat-30.html
📚 Tafsir Ibnu Katsir (Ringkas)
Ayat 30-33 Allah SWT berfirman seraya mengingatkan atas kekuasaanNya yang sempurna dan agung dalam menciptakan segala sesuatu dan semua makhluk tunduk kepada kekuasaanNya. Maka Allah berfirman: (Dan apakah orang-orang yang kafir tidak mengetahui) yaitu orang-orang yang mengingkari ketuhananNya dan menyembah tuhan lain bersama Dia.
Apakah mereka tidak mengetahui bahwa Allah Maha sendiri dalam menciptakan makhlukNya, dan Maha Kuasa dalam mengatur makhlukNya. Maka bagaimana bisa Dia disembah bersama dengan yang selain Dia, atau menyekutukanNya dengan selain Dia? Apakah mereka tidak melihat bahwa langit dan bumi itu pada asalnya menyatu?
Yaitu semuanya saling terhubung satu sama lain menyatu dan bertumpuk-tumpuk pada awalnya. Lalu yang ini dipisahkan dari yang itu, lalu Dia menjadikan langit menjadi tujuh lapis, dan bumi menjadi tujuh lapis. Dia memisahkan antara langit yang terdekat dan bumi dengan udara, sehingga langit menurunkan hujannya dan bumi menumbuhkan sesuatu.
Oleh karena itu Allah berfirman: (Dan dari air Kami jadikan segala sesuatu yang hidup. Maka mengapakah mereka tiada juga beriman?) yaitu mereka menyaksikan semua makhluk tumbuh sedikit demi sedikit dengan jelas.
Semua itu menunjukkan adanya Pencipta, Dzat yang berbuat, memilih, dan Maha Kuasa atas segala sesuatu. “Pada segala sesuatu terdapat tanda yang menunjukkan kekuasaanNya, bahwa Dia Maha Esa” Al-Hasan dan Qatadah berkata bahwa langit dan bumi merupakan sesuatu yang bersatu, lalu dipisahkan antara keduanya dengan udara. Firman Allah: (Dan dari air Kami jadikan segala sesuatu yang hidup) yaitu asal dari semua kehidupan itu berasal darinya Diriwayatkan dari Abu Hurairah, dia berkata,"Wahai Rasulullah SAW, ketika aku melihatmu jiwaku menjadi nyaman dan pandanganku menjadi tenang. Maka ceritakanlah kepadaku tentang segala sesuatu" Beliau bersabda,”Segala sesuatu diciptakan dari air” Firman Allah: (Dan telah Kami jadikan di bumi ini gunung-gunung) yaitu gunung-gunung yang dipancangkan di bumi untuk meneguhkan dan memperkokohnya, agar tidak guncang bersama manusia. yaitu agar bumi tidak berguncang dan bergerak sehingga manusia tidak bisa tenang di permukaannya, karena bumi itu tenggelam di dalam air kecuali hanya seperempat bagiannya saja yang tampak di atas untuk mendapatkan udara dan sinar matahari, agar penduduknya bisa melihat langit dan segala sesuatu yang ada padanya berupa tanda-tanda yang luar biasa, hikmah-hikmah dan dalil-dalil atas kekuasaanNya.
Oleh karena itu Allah SWT berfirman: (supaya bumi itu (tidak) guncang bersama mereka) yaitu, agar bumi tidak mengguncang mereka. Firman Allah (dan telah Kami jadikan (pula) di bumi itu jalan-jalan yang luas) yaitu celah di gunung-gunung itu yang mereka tempuh sebagai jalan-jalan dari suatu daerah ke daerah lain dan dari suatu kawasan ke kawasan lain. Sebagaimana hal itu bisa disaksikan, bahwa gunung itu menjadi pembatas alam antara satu negeri dengan negeri lain.
Maka Allah menjadikan padanya celah dan lereng agar manusia dapat menempuhnya dari sini ke sana. Oleh karena itu Allah berfirman: (agar mereka mendapat petunjuk) Firman Allah: (Dan Kami menjadikan langit itu sebagai atap yang terpelihara) yaitu di atas bumi, langit bagaikan kubah di atasnya.
Sebagaimana Allah SWT berfirman: (Dan langit itu Kami bangun dengan kekuasaan (Kami) dan sesungguhnya Kami benar-benar meluaskannya (47)) (Surah Adz-Dzariyat) dan (dan langit serta pembinaannya (5)) (Surah Asy-Syams) Kata “Al-bina’” adalah pilar kubah, Sebagaimana Rasulullah SAW bersabda,”Islam dibangun di atas lima pilar” yaitu, lima pilar penyangga.
Hal ini tidak lain karena bangunan kemah seperti kebiasaan orang-orang Arab. (yang terpelihara) yaitu tinggi dan terjaga agar tidak dapat dicapai. Mujahid berkata bahwa maknanya adalah ditinggikan Firman Allah: (sedangkan mereka berpaling dari segala tanda-tanda (kekuasaan Allah) yang terdapat padanya) sebagaimana firmanNya: (Dan banyak sekali tanda-tanda (kekuasaan Allah) di langit dan di bumi yang mereka melaluinya, sedangkan mereka berpaling dari padanya (105)) (Surah Yusuf) yaitu mereka tidak memikirkan apa yang diciptakan Allah padanya, berupa keluasannya yang sangat besar dan ketinggiannya yang sangat luar biasa, dan apa yang menghiasnya berupa bintang-bintang yang tetap maupun yang beredar pada malam dan siang harinya dari matahari ini yang menempuh cakrawala langit seluruhnya dalam waktu sehari semalam, maka matahari beredar dengan kecepatan yang tidak ada seorang pun yang mengetahuinya selain Allah yang telah menakdirkan, menundukkan dan memperjalankannya.
Kemudian Allah berfirman seraya memperingatkan tentang sebagian ayat-ayatNya (Dan Dialah yang telah menciptakan malam dan siang) yaitu ini dalam kegelapan dan ketenangannya, dan itu dalam cahaya dan keramaiannya.
Terkadang yang ini lebih panjang, dan yang lainnya lebih pendek, dan sebaliknya (matahari dan bulan) Matahari mempunyai cahaya dan garis edarnya sendiri, serta waktu dan pergerakan tersendiri. Dan Bulan mempunyai cahaya, garis edar, dan waktu yang lain (Masing-masing dari keduanya itu beredar di dalam garis edarnya) (Surah Yasin: 40) yaitu beredar Mujahid berkata, maka tidaklah berputar kecuali jika bandulnya berputar, begitu juga bandul alat tenun itu tidak berputar kecuali jika alat tenunnya berputar.
Demikian juga bintang-bintang, matahari dan bulan, yang beredar hanya pada garis edarnya masing-masing. Sebagaimana Allah SWT berfirman: (Dia menyingsingkan pagi dan menjadikan malam untuk beristirahat, dan (menjadikan) matahari dan bulan untuk perhitungan. Itulah ketentuan Allah Yang Maha Perkasa lagi Maha Mengetahui (96)) (Surah Al-An'am)
Sumber: https://tafsirweb.com/5542-surat-al-anbiya-ayat-30.html
Informasi Tambahan
Juz
17
Halaman
324
Ruku
280