Kembali ke Surat Al-Anbiya'

الانبياۤء (Al-Anbiya')

Surat ke-21, Ayat ke-35

كُلُّ نَفْسٍ ذَاۤىِٕقَةُ الْمَوْتِۗ وَنَبْلُوْكُمْ بِالشَّرِّ وَالْخَيْرِ فِتْنَةً ۗوَاِلَيْنَا تُرْجَعُوْنَ

Setiap yang bernyawa akan merasakan mati. Kami akan menguji kamu dengan keburukan dan kebaikan sebagai cobaan. Dan kamu akan dikembalikan hanya kepada Kami.

📚 Tafsir Al-Muyassar

Dan tiap-tiap jiwa itu akan merasakan kematian, tidak mungkin tidak, berapa tahun pun usianya diperpanjang di dunia. Dan keberadaannya di dunia ini tiada lain menjadi cobaan dengan menjalankan aturan-aturan syariat dalam bentuk perintah dan larangan, dan dengan terjadinya perubahan kondisi-kondisi, terkadang baik dan buruk. Kemudian tempat kembali dan tempat kesudahan itu adalah kepada Allah semata untuk perhitungan amal perbuatan dan pembalasannya.

Sumber: https://tafsirweb.com/5547-surat-al-anbiya-ayat-35.html

📚 Tafsir as-Sa'di

35. Oleh karenanya, Allah berfirman, “Tiap-tiap yang berjiwa akan merasakan mati.” Pengertian ini mencakup segenap nyawa para makhluk.

Dan bahwa ajal ibarat gelas yang harus ditenggak oleh setiap makhluk, kendatipun masa hidup seseorang hamba lama dan dikarunia umur panjang. Akan tetapi, Allah menciptakan para ahambaNya di dunia, untuk diperintah dan dikekang dengan larangan. Serta untuk menguji mereka dengan tadir yang baik ataupun buruk, dengan kekayaan dan kemiskinan, dengan kemuliaan dan kehinaan, dengan kehidupan dan kematian, sebagai bentuk ujian dari Allah, (Al-Kahfi:7), siapa orang yang akhirnya terjebak dalam lubang-lubang fitnah, dan siapa yang berhasil selamat.

Selanjutnya, “hanya kepada Kami-lah kamu dikembalikan.” Kemudian Kami akan membalas mereka sesuai dengan amalan-amalan mereka. Apabila baik, maka balasannya baik pula. Jika amalannya buruk, niscaya balasannya buruk pula.

Allah tidak berbuat aniaya terhadap para hambaNya. Ayat ini menunjukkan kebatilan perkataan orang yang menyatakan kelanggengan hidup Khidir, bahwasanya beliau abadi di dunia ini. Ini merupakan pernyataan yang tidak ada buktinya, bertentangan dengan dalil-dalil agama.

Sumber: https://tafsirweb.com/5547-surat-al-anbiya-ayat-35.html

📚 Tafsir Al-Wajiz

35. Dan ketika keabadian untuk selain Allah itu sudah ditiadakan, maka setiap jiwa itu akan mati di dunia. Dan Kami berinteraksi dengannya dengan mengujinya menggunakan cobaan dan kenikmatan, serta kesengsaraan dan kesejahteraan supaya Kami bisa melihat apakah kalian akan bersabar saat menderita dan bersyukur saat mendapat nikmat?

Dan hanya kepad Kami, kalian akan dikembalikan untuk dihisab dan dibalas.

Sumber: https://tafsirweb.com/5547-surat-al-anbiya-ayat-35.html

📚 Tafsir Ibnu Katsir (Ringkas)

Ayat 34-35 Allah SWT berfirman: (Dan Kami tidak menjadikan bagi seorang manusia sebelum engkau (Muhammad)) wahai Muhammad (kekal) di dunia bahkan (Semua yang ada di bumi itu akan binasa (26) tetapi wajah Tuhanmu yang memiliki kebesaran dan kemuliaan tetap kekal (27)) (Surah Ar-Rahman) Firman Allah: (maka jika engkau wafat) wahai Muhammad (apakah mereka akan kekal?) yaitu apakah mereka berangan-angan kalau mereka hidup sesudahmu?

Hal ini tidak lain melainkan akan menuju kefanaan. Oleh karena itu Allah SWT berfirman (Setiap yang bernyawa akan merasakan mati) (Kami akan menguji kalian dengan keburukan dan kebaikan sebagai cobaan) yaitu, Kami benar-benar akan menguji kalian, terkadang dengan musibah dan terkadang dengan nikmat, lalu Kami melihat siapakah yang bersyukur dan siapakah yang ingkar, siapakah yang bersabar dan siapakah yang berputus asa. Sebagaimana Ali bin Abi Thalhah meriwayatkan dari Ibnu Abbas tentang firmanNya: (Kami akan menguji kalian) dia berkata yaitu menguji kalian (dengan keburukan dan kebaikan sebagai cobaan) yaitu dengan kesengsaraan dan kemakmuran, dengan kesehatan dan sakit, dengan kekayaan dan kemiskinan, dengan halal dan haram, dengan ketaatan dan kemaksiatan, serta dengan petunjuk dan kesesatan.

Firman Allah: (Dan hanya kepada Kamilah kalian dikembalikan) yaitu Kami akan membalas kalian sesuai dengan amal kalian.

Sumber: https://tafsirweb.com/5547-surat-al-anbiya-ayat-35.html

Informasi Tambahan

Juz

17

Halaman

324

Ruku

280

Apabila kamu membaca Al-Quran, hendaklah kamu meminta perlindungan kepada Allah dari syaitan yang terkutuk

Surah An-Nahl: 98

Adab Membaca Al-Quran

1. Suci dari Hadats

Pastikan dalam keadaan suci dari hadats besar dan kecil sebelum memegang dan membaca Al-Quran. Berwudhu terlebih dahulu merupakan salah satu bentuk penghormatan kepada kitab suci Al-Quran.

2. Niat yang Ikhlas

Membaca Al-Quran dengan niat mencari ridha Allah SWT, bukan untuk pamer atau mencari pujian. Niat yang ikhlas akan membawa keberkahan dalam membaca Al-Quran.

3. Menghadap Kiblat

Diutamakan menghadap kiblat saat membaca Al-Quran sebagai bentuk penghormatan dan mengikuti sunnah Rasulullah SAW. Posisi duduk yang sopan dan tenang juga dianjurkan.

4. Membaca Ta'awudz

Memulai dengan membaca ta'awudz dan basmalah sebelum membaca Al-Quran. Ta'awudz merupakan permintaan perlindungan kepada Allah dari godaan syaitan yang terkutuk.

5. Khusyuk dan Tenang

Membaca dengan tenang dan penuh penghayatan, memahami makna ayat yang dibaca. Tidak tergesa-gesa dan memperhatikan tajwid dengan baik.

6. Menjaga Kebersihan

Membaca Al-Quran di tempat yang bersih dan suci, serta menjaga kebersihan diri dan pakaian. Hindari membaca Al-Quran di tempat yang tidak pantas.

7. Memperindah Suara

Membaca Al-Quran dengan suara yang indah dan tartil, sesuai dengan kemampuan. Tidak perlu memaksakan diri, yang terpenting adalah membaca dengan benar sesuai tajwid.

Masukan & Feedback:info@finlup.id
© 2025 quran.finlup.id - All rights reserved