Kembali ke Surat Al-Anbiya'

الانبياۤء (Al-Anbiya')

Surat ke-21, Ayat ke-49

الَّذِيْنَ يَخْشَوْنَ رَبَّهُمْ بِالْغَيْبِ وَهُمْ مِّنَ السَّاعَةِ مُشْفِقُوْنَ

(Yaitu) orang-orang yang takut (azab) Tuhannya, sekalipun mereka tidak melihat-Nya, dan mereka merasa takut akan (tibanya) hari Kiamat.

📚 Tafsir Al-Muyassar

48-49. Dan sungguh Kami telah memberikan kepada Musa dan Harun hujjah dan pertolongan untuk menghadapi musuh mereka dan kitab (yaitu Taurat) yang dengannya Kami membedakan antara kebenarana dan kebatilan, dan cahaya yang menjadi sumber petunjuk bagi orang-orang yang bertakwa. Yang takut akan siksaan Tuhan mereka, sedang mereka itu khawatir terhadap Hari perhitungan amal yang terjadi ketika datangnya Hari Kiamat.

Sumber: https://tafsirweb.com/5561-surat-al-anbiya-ayat-49.html

📚 Tafsir as-Sa'di

49. Selanjutnya Allah menerangkan siapa orang-orang yang bertakwa itu. Allah berfirman, “(Yaitu) orang-orang yang takut akan (azab) Rabb mereka sedang mereka tidak melihatNya,” maksudnya, mereka takut kepada Allah saat mereka sendirian, tidak ada pandangan orang lain yang mengarah kepada mereka, sehingga pasti saat bersama orang lain, akan lebih takut kepada Allah.

Mereka menahan diri (wara’) dari apa yang diharamkan oleh Allah dan melaksanakan perkara-perkara yang harus dikerjakan. “Dan mereka merasa takut akan (tibanya) Hari KIamat,” maksudnya, mereka takut lagi khawatir. Hal ini muncul karena kesempurnaan ma’rifat (pengetahuan) mereka tentang Rabb mereka. Sehingga mereka memadukan sikap untuk berbuat baik dan merasa takut kepaddaNya.

Bentuk ‘athaf (kata sambung “dan”) di sini untuk menghubungkan sifat-sifat yang diperuntukkan bagi sesuatu yang (berjumlah) satu dan obyek yang satu.

Sumber: https://tafsirweb.com/5561-surat-al-anbiya-ayat-49.html

📚 Tafsir Al-Wajiz

49. Yaitu orang-orang yang takut dengan azab Tuhannya dalam keadaan sembunyi dan tidak dilihat olehNya. Maksunya yaitu mereka adalah orang-orang ikhlas yang tidak pamer kepada manusia dan maereka itu takut terhadap kengerian hari kiamat.

Sumber: https://tafsirweb.com/5561-surat-al-anbiya-ayat-49.html

📚 Tafsir Ibnu Katsir (Ringkas)

Ayat 48-50 Telah disebutkan peringatan bahwa Allah SWT sering mengiringkan penyebutan nabi Musa AS dan nabi Muhammad SAW da antara kitabnya masing-masing. Oleh akrena itu Allah SWT berfirman: (Dan sesungguhnya telah Kami berikan kepada Musa dan Harun kitab Taurat) Mujahid berkata bahwa yang dimaksud adalah Kitab. Qatadah berkata bahwa kitab Taurat kandungannya adalah tentang halal dan haram, serta sesuatu yang dibedakan oleh Allah antara kebenaran dan kebathilan.

Ibnu Zaid berkata bahwa makna yang dimaksud adalah pertolongan. Kesimpulan semua pendapat ini adalah bahwa semua kitab samawi mengandung pemisah antara kebenaran dan kebathilan, petunjuk dan kesesatan, halal dan haram. Begitu juga mengandung cahaya dalam hati, petunjuk, ketakutan, dan taubat.

Oleh karena itu Allah SWT berfirman: (kitab Taurat dan penerangan serta pengajaran bagi orang-orang yang bertakwa) yaitu peringatan dan nasehat untuk mereka. Kemudian Allah menggambarkan mereka dan berfirman: (orang-orang yang takut akan (azab) Tuhan mereka, sedangkan mereka tidak melihat-Nya) sebagaimana firmanNya: ((Yaitu) orang yang takut kepada Tuhan Yang Maha Pemurah, sedangkan Dia tidak kelihatan (olehnya) dan dia datang dengan hati yang bertaubat (33)) (Surah Qaf) (dan mereka merasa takut akan (tibanya) hari kiamat) yaitu takut dan gentar.

Kemudian Allah SWT berfirman: (Dan Al-Qur’an ini adalah suatu kitab (peringatan) yang mempunyai berkah yang telah Kami turunkan) yaitu Al-Qur'an yang tidak datang kepadanya kebatilan, baik dari depan maupun belakang, yang diturunkan dari Tuhan Yang Maha Bijaksana lagi Maha Terpuji (Maka mengapakah kalian mengingkarinya?) yaitu apakah kalian mengingkari kebenaran Al-Qur'an, padahal Al-Qur'an begitu jelas dan terang?

Sumber: https://tafsirweb.com/5561-surat-al-anbiya-ayat-49.html

Informasi Tambahan

Juz

17

Halaman

326

Ruku

281

Apabila kamu membaca Al-Quran, hendaklah kamu meminta perlindungan kepada Allah dari syaitan yang terkutuk

Surah An-Nahl: 98

Adab Membaca Al-Quran

1. Suci dari Hadats

Pastikan dalam keadaan suci dari hadats besar dan kecil sebelum memegang dan membaca Al-Quran. Berwudhu terlebih dahulu merupakan salah satu bentuk penghormatan kepada kitab suci Al-Quran.

2. Niat yang Ikhlas

Membaca Al-Quran dengan niat mencari ridha Allah SWT, bukan untuk pamer atau mencari pujian. Niat yang ikhlas akan membawa keberkahan dalam membaca Al-Quran.

3. Menghadap Kiblat

Diutamakan menghadap kiblat saat membaca Al-Quran sebagai bentuk penghormatan dan mengikuti sunnah Rasulullah SAW. Posisi duduk yang sopan dan tenang juga dianjurkan.

4. Membaca Ta'awudz

Memulai dengan membaca ta'awudz dan basmalah sebelum membaca Al-Quran. Ta'awudz merupakan permintaan perlindungan kepada Allah dari godaan syaitan yang terkutuk.

5. Khusyuk dan Tenang

Membaca dengan tenang dan penuh penghayatan, memahami makna ayat yang dibaca. Tidak tergesa-gesa dan memperhatikan tajwid dengan baik.

6. Menjaga Kebersihan

Membaca Al-Quran di tempat yang bersih dan suci, serta menjaga kebersihan diri dan pakaian. Hindari membaca Al-Quran di tempat yang tidak pantas.

7. Memperindah Suara

Membaca Al-Quran dengan suara yang indah dan tartil, sesuai dengan kemampuan. Tidak perlu memaksakan diri, yang terpenting adalah membaca dengan benar sesuai tajwid.

Masukan & Feedback:info@finlup.id
© 2025 quran.finlup.id - All rights reserved