Kembali ke Surat Al-Anbiya'

الانبياۤء (Al-Anbiya')

Surat ke-21, Ayat ke-57

وَتَاللّٰهِ لَاَكِيْدَنَّ اَصْنَامَكُمْ بَعْدَ اَنْ تُوَلُّوْا مُدْبِرِيْنَ

Dan demi Allah, sungguh, aku akan melakukan tipu daya terhadap berhala-berhalamu setelah kamu pergi meninggalkannya.

📚 Tafsir Al-Muyassar

“Dan demi Allah, aku akan benar-benar melancarkan makar terhadap patung-patung kalian dan menghancurkannya setelah kalian berlalu meninggalkannya.”

Sumber: https://tafsirweb.com/5569-surat-al-anbiya-ayat-57.html

📚 Tafsir as-Sa'di

57. Setelah Ibrahim menjelaskan bahwa patung-patung mereka tidak mempunyai kewenangan pengaturan alam semesta sedikit pun, maka beliau ingin memperlihatkan secara nyata kepada mereka tentang kelemahan dan ketidakberdayaan patung-patung itu. Dan untuk memperdayai mereka dengan cara yang akan membuat mereka mengeluarkan pengakuan tentang itu, maka beliau berkata, “Demi Allah, sesungguhnya aku akan melakukan tipu daya terhadap berhala-berhala kalian,” maksudnya saya akan memecahkannya unttuk memperdayai mereka “sesudah kamu pergi meninggalkannya,” untuk merayakan salah satu hari raya mereka.

Sumber: https://tafsirweb.com/5569-surat-al-anbiya-ayat-57.html

📚 Tafsir Al-Wajiz

57. Dan Demi Allah, Aku akan benar-benar meruntuhkan berhala-berhala kalian setelah kalian meninggalkannya dan kembali dari peribadatan kalian.

Sumber: https://tafsirweb.com/5569-surat-al-anbiya-ayat-57.html

📚 Tafsir Ibnu Katsir (Ringkas)

Ayat 57-63 Kemudian nabi Ibrahim bersumpah yang didengar oleh sebagian kaumnya bahwa sesungguhnya dia akan membuat tipu daya terhadap berhala-berhala mereka, yakni dia benar-benar akan menyakiti hati mereka dan memecahkan berhala-berhala mereka setelah mereka pergi, yaitu menuju ke tempat perayaan mereka. Mereka mempunyai perayaan hari raya yang harus mereka datangi Firman Allah: (Maka Ibrahim membuat berhala-berhala itu hancur terpotong-potong) yaitu hancur berkeping-keping (kecuali berhala yang paling besar) yaitu berhal yang paling besar bagi mereka, sebagaimana Allah berfirman (Lalu dihadapinya berhala-berhala itu sambil memukulinya dengan tangan kanannya (dengan kuat) (93)) (Surah Ash-Shaffat) (Mereka berkata, "Siapakah yang melakukan perbuatan ini terhadap tuhan-tuhan kami?

Sesungguhnya dia termasuk orang-orang yang zalim” (59)) yaitu setelah mereka kembali dan menyaksikan apa yang telah dilakukan oleh nabi Ibrahim terhadap berhala-berhala mereka sebagai suatu penghinaan dan ejekan yang menunjukkan bahwa berhala-berhala itu tidak memiliki ketuhanan dan menunjukkan ketidak waras akalnya orang-orang yang menyembahnya. (Mereka berkata, "Siapakah yang melakukan perbuatan ini terhadap tuhan-tuhan kami? Sesungguhnya dia termasuk orang-orang yang zalim (59)) orang yang berbuat ini (Mereka berkata, "Kami dengar ada seorang pemuda yang mencela berhala-berhala ini yang bernama Ibrahim” (60)) yaitu seseorang yang mendengar nabi Ibrahim bersumpah, bahwa dia akan membuat tipu daya terhadap mereka. (Kami dengar ada seorang pemuda) yaitu pemuda (yang mencela berhala-berhala ini yang bernama Ibrahim) Firman Allah: (Mereka berkata, "(Kalau demikian) bawalah dia dengan cara yang dapat dilihat orang banyak”) yaitu disaksikan banyak orang, yang saat itu semua orang hadir. Hal ini merupakan hal besar yang menjadi maksud nabi Ibrahim dimana dia di pertemuan yang besar ini akan menjelaskan kepada mereka atas kebodohan dan kekurangan akal mereka karena menyembah berhala-berhala itu yang tidak dapat mencegah kemudharatan yang menimpa dirinya, dan tidak mampu memberikan pembelaan.

Maka bagaimana bisa berhala-berhala itu dimintai sesuatu dari hal itu? (Mereka bertanya, "Apakah kamu yang melakukan perbuatan ini terhadap tuhan-tuhan kami, hai Ibrahim?” (62) Ibrahim menjawab,"Sebenarnya patung yang besar itu yang melakukannya) yaitu berhala yang dibiarkan dan tidak dihancurkan itu (maka tanyakanlah kepada berhala itu, jika mereka dapat berbicara) Sesungguhnya nabi Ibrahim bermaksud agar mereka menyadari bahwa berhala itu tidak dapat bicara karena berhala itu berupa patung yang terbuat dari benda mati. Disebutkan dalam hadits shahih Bukhari Muslim dari Abu Hurairah bahwa Rasulullah SAW bersabda,” Sesungguhnya nabi Ibrahim tidak berdusta selain dalam tiga hal. Dua di antaranya terhadap Dzat Allah, yaitu dalam firmanNya, ("Sebenarnya patung yang besar itu yang melakukannya") dan, ("Sesungguhnya aku sakit") (Surah Ash-Shaffat: 89)

Sumber: https://tafsirweb.com/5569-surat-al-anbiya-ayat-57.html

Informasi Tambahan

Juz

17

Halaman

326

Ruku

282

Apabila kamu membaca Al-Quran, hendaklah kamu meminta perlindungan kepada Allah dari syaitan yang terkutuk

Surah An-Nahl: 98

Adab Membaca Al-Quran

1. Suci dari Hadats

Pastikan dalam keadaan suci dari hadats besar dan kecil sebelum memegang dan membaca Al-Quran. Berwudhu terlebih dahulu merupakan salah satu bentuk penghormatan kepada kitab suci Al-Quran.

2. Niat yang Ikhlas

Membaca Al-Quran dengan niat mencari ridha Allah SWT, bukan untuk pamer atau mencari pujian. Niat yang ikhlas akan membawa keberkahan dalam membaca Al-Quran.

3. Menghadap Kiblat

Diutamakan menghadap kiblat saat membaca Al-Quran sebagai bentuk penghormatan dan mengikuti sunnah Rasulullah SAW. Posisi duduk yang sopan dan tenang juga dianjurkan.

4. Membaca Ta'awudz

Memulai dengan membaca ta'awudz dan basmalah sebelum membaca Al-Quran. Ta'awudz merupakan permintaan perlindungan kepada Allah dari godaan syaitan yang terkutuk.

5. Khusyuk dan Tenang

Membaca dengan tenang dan penuh penghayatan, memahami makna ayat yang dibaca. Tidak tergesa-gesa dan memperhatikan tajwid dengan baik.

6. Menjaga Kebersihan

Membaca Al-Quran di tempat yang bersih dan suci, serta menjaga kebersihan diri dan pakaian. Hindari membaca Al-Quran di tempat yang tidak pantas.

7. Memperindah Suara

Membaca Al-Quran dengan suara yang indah dan tartil, sesuai dengan kemampuan. Tidak perlu memaksakan diri, yang terpenting adalah membaca dengan benar sesuai tajwid.

Masukan & Feedback:info@finlup.id
© 2025 quran.finlup.id - All rights reserved