Kembali ke Surat Al-Anbiya'

الانبياۤء (Al-Anbiya')

Surat ke-21, Ayat ke-83

۞ وَاَيُّوْبَ اِذْ نَادٰى رَبَّهٗٓ اَنِّيْ مَسَّنِيَ الضُّرُّ وَاَنْتَ اَرْحَمُ الرَّاحِمِيْنَ ۚ

Dan (ingatlah kisah) Ayub, ketika dia berdoa kepada Tuhannya, “(Ya Tuhanku), sungguh, aku telah ditimpa penyakit, padahal Engkau Tuhan Yang Maha Penyayang dari semua yang penyayang.”

📚 Tafsir Al-Muyassar

Dan ingatlah (wahai Rasul) hamba kami Ayyub, ketika Kami mengujinya dengan kondisi buruk dan penyakit parah dalam tubuhnya. Dia telah kehilangan istri, harta benda, dan anaknya. Maka dia bersabar dan mengharapkan pahala (dari Allah).

Dan dia memanggil Tuhannya, “Sesungguhnya kondisi buruk telah menimpaku, sedang Engkau adalah Tuhan Yang Maha Penyayang diantara semua penyayang. Maka singkirkanlah penyakit ini dariku.”

Sumber: https://tafsirweb.com/5595-surat-al-anbiya-ayat-83.html

Sumber:

📚 Tafsir Al-Wajiz

83. Dan ingatlah Wahai nabi tentang kisah Ayub ketika berdoa kepada Tuhannya tentang penyakit yang menimpanya sudah sangat parah dan lama: “Wahai Tuhanku, sesungguhnya aku telah kesulitan berupa penyakit, badan kurus, dan kehilangan keluarga dan harta benda. Dan Engkau adalah Dzat yang Maha Pengasih untuk mengabulkan doa” Adh-Dhurru adalah sesuatu yang menimpa diri manusia seperti penyakit, kekurusan.

Sedangkan Adh-Dharru adalah kerusakan pada setiap sesuatu

Sumber: https://tafsirweb.com/5595-surat-al-anbiya-ayat-83.html

📚 Tafsir Ibnu Katsir (Ringkas)

Hal 83-84 Allah SWT menyebutkan tentang nabi Ayub dan musibah yang menimpanya sebagai cobaan atas harta, anak-anak, dan tubuhnya. Demikian itu karena nabi Ayub adalah seseorang yang memiliki banyak ternak dan lahan pertanian, serta banyak anak dan tempat tinggal yang menyenangkan. Lalu Allah mengujinya dalam semua itu, dan semuanya lenyap tidak ada yang tersisa.

Kemudian cobaan ditimpakan kepada tubuhnya. Nabi Ayub adalah seorang nabi Allah yang sangat sabar sehingga kesabarannya dijadikan teladan Firman Allah: (dan Kami kembalikan keluarganya kepadanya, dan Kami lipat gandakan bilangan mereka) Telah disebutkan dari Ibnu Abbas bahwa Allah berfirman,"Kembalikanlah kepadanya semua miliknya dalam keadaan utuh" Demikian juga diriwayatkan Al-Aufi, dari Ibnu Abbas.

Diriwayatkan hal yang sama dari Ibnu Mas'ud dan Mujahid. Pendapat yang sama juga diriwayatkan dari Al-Hasan dan Qatadah. Firman Allah: (sebagai suatu rahmat dari sisi Kami) yaitu Kami lakukan hal itu kepadanya sebagai rahmat dari sisi Kami untuknya (dan untuk menjadi peringatan bagi semua yang menyembah Allah) Kami menjadikan kisah nabi Ayub sebagai teladan agar orang-orang yang tertimpa musibah tidak beranggapan bahwa sesungguhnya Kami melakukan cobaan itu kepada mereka karena mereka hina menurut Kami.

Dan agar mereka meniru nabi Ayub dalam kesabarannya menghadapi takdir dan cobaanNya terhadap hamba-hambaNya dengan apa yang Dia kehendaki. Miliknyalah hikmah dalam hal itu.

Sumber: https://tafsirweb.com/5595-surat-al-anbiya-ayat-83.html

Informasi Tambahan

Juz

17

Halaman

329

Ruku

283

Apabila kamu membaca Al-Quran, hendaklah kamu meminta perlindungan kepada Allah dari syaitan yang terkutuk

Surah An-Nahl: 98

Adab Membaca Al-Quran

1. Suci dari Hadats

Pastikan dalam keadaan suci dari hadats besar dan kecil sebelum memegang dan membaca Al-Quran. Berwudhu terlebih dahulu merupakan salah satu bentuk penghormatan kepada kitab suci Al-Quran.

2. Niat yang Ikhlas

Membaca Al-Quran dengan niat mencari ridha Allah SWT, bukan untuk pamer atau mencari pujian. Niat yang ikhlas akan membawa keberkahan dalam membaca Al-Quran.

3. Menghadap Kiblat

Diutamakan menghadap kiblat saat membaca Al-Quran sebagai bentuk penghormatan dan mengikuti sunnah Rasulullah SAW. Posisi duduk yang sopan dan tenang juga dianjurkan.

4. Membaca Ta'awudz

Memulai dengan membaca ta'awudz dan basmalah sebelum membaca Al-Quran. Ta'awudz merupakan permintaan perlindungan kepada Allah dari godaan syaitan yang terkutuk.

5. Khusyuk dan Tenang

Membaca dengan tenang dan penuh penghayatan, memahami makna ayat yang dibaca. Tidak tergesa-gesa dan memperhatikan tajwid dengan baik.

6. Menjaga Kebersihan

Membaca Al-Quran di tempat yang bersih dan suci, serta menjaga kebersihan diri dan pakaian. Hindari membaca Al-Quran di tempat yang tidak pantas.

7. Memperindah Suara

Membaca Al-Quran dengan suara yang indah dan tartil, sesuai dengan kemampuan. Tidak perlu memaksakan diri, yang terpenting adalah membaca dengan benar sesuai tajwid.

Masukan & Feedback:info@finlup.id
© 2025 quran.finlup.id - All rights reserved