Kembali ke Surat Al-Hajj

الحج (Al-Hajj)

Surat ke-22, Ayat ke-16

وَكَذٰلِكَ اَنْزَلْنٰهُ اٰيٰتٍۢ بَيِّنٰتٍۙ وَّاَنَّ اللّٰهَ يَهْدِيْ مَنْ يُّرِيْدُ

Dan demikianlah Kami telah menurunkannya (Al-Qur'an) yang merupakan ayat-ayat yang nyata; sesungguhnya Allah memberikan petunjuk kepada siapa yang Dia kehendaki.

📚 Tafsir Al-Muyassar

Dan sebagaimana Allah menegakkan hujjah berupa bukti-bukti KuasaNya di hadapan orang-orang kafir untuk membangkitkan mereka, Dia (juga) menurunkan al-Qur’an, yang ayat-ayatnya jelas dalam lafaz-lafaz yang digunakannya dan maknanya, Allah memberikan hidayah dengannya kepada orang-orang yang Allah kehendaki unruk memperoleh hidayah; sebab tidak ada yang sanggup memberikan hidayah selainNya.

Sumber: https://tafsirweb.com/5752-surat-al-hajj-ayat-16.html

📚 Tafsir as-Sa'di

16. Maksudnya, begitu pula saat Kami menerangkan dalam al-Quran penjelasan-penjelasan yang telah Kami uraikan, Kami menjadikannya sebagai ayat-ayat yang nyata lagi terang, yang menunjukkan kepada segenap kebutuhan-kebutuhan dan permasalahan-permasalahan yang bermanfaat. Hanya saja, hidayah hanya di Tangan Allah.

Siapa saja yang dikehendaki oleh Allah untuk dikaruniai hidayah, niscaya dia akan mendapat hidayah melalui al-Quran. Ia akan menjadikannya sebagai petunjuk arah dan sumber keteladanannya dan ia menerangi diri dengan cahayanya. Dan orang yang Allah tidak berkehendak untuk memberinya hidayah, kendatipun setiap ayat telah mendatanginya, niscaya dia tidak akan beriman.

Al-Quran tidak bermanfaat baginya sedikit pun.

Bahkan akan menjadi penggugat baginya.

Sumber: https://tafsirweb.com/5752-surat-al-hajj-ayat-16.html

📚 Tafsir Al-Wajiz

16. Sebagaimana Kami telah menurunkan ayat yang lebih dulu Kami juga menurunkan kepadamu ayat-ayat yang membawa bukti sangat jelas wahai Rasul. Bahwasanya Allah memberikan petunjuk dan menetapkan mereka dalam jalan-Nya kepada siapa yang Dia kehendaki.

Sumber: https://tafsirweb.com/5752-surat-al-hajj-ayat-16.html

📚 Tafsir Ibnu Katsir (Ringkas)

Ayat 15-16 Ibnu Abbas berkata bahwa barangsiapa yang menyangka bahwa Allah tidak akan menolong nabi Muhammad SAW di dunia dan akhirat. maka hendaklah dia merentangkan tali (ke langit) yaitu langit-langit rumahnya (kemudian hendaklah ia melaluinya) dia berkata,”Kemudian dia menggantung dirinya dengan tali itu” Demikian juga dikatakan Mujahid, Ikrimah, Qatadah, dan lainnya. Abdurrahman bin Zaid bin Aslam berkata tentang firmanNya: (maka hendaklah ia merentangkan tali ke langit) yaitu untuk dia jadikan sebagai sarana mencapai langit, karena sesungguhnya pertolongan itu datang kepada nabi Muhammad dari langit. (kemudian hendaklah ia melaluinya) yaitu hal itu, jika dia mampu melakukan itu. Pendapat Ibnu Abbas dan para sahabatnya lebih utama dan jelas tentang maknanya serta lebih tepat dalam memberikan ejekan.

Karena sesungguhnya makna yang dimaksud adalah barangsiapa yang menyangka bahwa Allah tidak akan menolong nabi Muhammad, kitabNya, dan agamaNya, maka hendaklah dia pergi bunuh diri, jika pertolongan Allah kepada NabiNya membuatnya sakit hati. Karena sesungguhnya Allah SWT pasti akan menolongnya. Allah SWT berfirman: (Sesungguhnya Kami akan menolong rasul-rasul Kami dan orang-orang yang beriman dalam kehidupan dunia dan pada hari tampilnya para saksi (hari Kiamat) (51) (yaitu) hari ketika permintaan maaf tidak berguna bagi orang-orang zalim dan mereka mendapat laknat dan tempat tinggal yang buruk (52)) (Surah Ghafir) Oleh karena itu Allah berfirman: (kemudian hendaklah ia pikirkan apakah tipu dayanya itu dapat melenyapkan apa yang menyakitkan hatinya) As-Suddi berkata bahwa yang dimaksud adalah tentang nabi nabi Muhammad SAW.

Firman Allah: (Dan demikianlah Kami menurunkan Al-Qur’an) yaitu Al-Qur’an (yang merupakan ayat-ayat yang nyata) yaitu, jelas lafazh dan maknanya sebagai hujjah dari Allah terhadap manusia (dan bahwasanya Allah memberikan petunjuk kepada siapa yang Dia kehendaki) yaitu Dia menyesatkan siapa yang Dia kehendaki dan memberi petunjuk kepada yang Dia kehendaki. Miliknyalah hikmah yang sempurna dan hujjah yang pasti dalam hal itu (Dia tidak ditanya tentang apa yang diperbuat-Nya, dan merekalah yang akan ditanyai (23)) (Surah Al-Anbiya’) Adapun Allah karena hikmah, rahmat, keadilan, pengetahuan, ke­perkasaan, dan kebesaranNya, maka tidak ada yang menanyakan tentang hukumNya.

Dia Maha Cepat perhitunganNya

Sumber: https://tafsirweb.com/5752-surat-al-hajj-ayat-16.html

Informasi Tambahan

Juz

17

Halaman

334

Ruku

286

Apabila kamu membaca Al-Quran, hendaklah kamu meminta perlindungan kepada Allah dari syaitan yang terkutuk

Surah An-Nahl: 98

Adab Membaca Al-Quran

1. Suci dari Hadats

Pastikan dalam keadaan suci dari hadats besar dan kecil sebelum memegang dan membaca Al-Quran. Berwudhu terlebih dahulu merupakan salah satu bentuk penghormatan kepada kitab suci Al-Quran.

2. Niat yang Ikhlas

Membaca Al-Quran dengan niat mencari ridha Allah SWT, bukan untuk pamer atau mencari pujian. Niat yang ikhlas akan membawa keberkahan dalam membaca Al-Quran.

3. Menghadap Kiblat

Diutamakan menghadap kiblat saat membaca Al-Quran sebagai bentuk penghormatan dan mengikuti sunnah Rasulullah SAW. Posisi duduk yang sopan dan tenang juga dianjurkan.

4. Membaca Ta'awudz

Memulai dengan membaca ta'awudz dan basmalah sebelum membaca Al-Quran. Ta'awudz merupakan permintaan perlindungan kepada Allah dari godaan syaitan yang terkutuk.

5. Khusyuk dan Tenang

Membaca dengan tenang dan penuh penghayatan, memahami makna ayat yang dibaca. Tidak tergesa-gesa dan memperhatikan tajwid dengan baik.

6. Menjaga Kebersihan

Membaca Al-Quran di tempat yang bersih dan suci, serta menjaga kebersihan diri dan pakaian. Hindari membaca Al-Quran di tempat yang tidak pantas.

7. Memperindah Suara

Membaca Al-Quran dengan suara yang indah dan tartil, sesuai dengan kemampuan. Tidak perlu memaksakan diri, yang terpenting adalah membaca dengan benar sesuai tajwid.

Masukan & Feedback:info@finlup.id
© 2025 quran.finlup.id - All rights reserved