Kembali ke Surat Al-Hajj

الحج (Al-Hajj)

Surat ke-22, Ayat ke-32

ذٰلِكَ وَمَنْ يُّعَظِّمْ شَعَاۤىِٕرَ اللّٰهِ فَاِنَّهَا مِنْ تَقْوَى الْقُلُوْبِ

Demikianlah (perintah Allah). Dan barangsiapa mengagungkan syiar-syiar Allah, maka sesungguhnya hal itu timbul dari ketakwaan hati.

📚 Tafsir Al-Muyassar

Demikian itulah yang diperintahkan Allah, yaitu mentauhidkanNya dan mengikhlaskan ibadah bagiNya. Dan barangsiapa melaksanakan perintah Allah dan mengagungkan setiap simbol-simbol agama termasuk di dalamnya rangkaian manasik haji dan tempat-tempatnya, serta hewan-hewan kurban yang disembelih padanya, yaitu dengan cara memperlakukannya dengan baik dan menggemukannya, bentuk pengagungan ini, termasuk perbuatan orang-orang yang memiliki hati yang menyandang sifat takwa kepada Allah dan takut kepadaNya.

Sumber: https://tafsirweb.com/5768-surat-al-hajj-ayat-32.html

📚 Tafsir as-Sa'di

32. Maksudnya, itu adalah hal-hal yang telah Kami kemukakan kepada kalian yang berupa pengagungan hal-hal yang patut dihormati dan sya’airNya. Yang dimaksud dengan sya’air, yakni symbol-simbol agama yang terlihat oleh mata. •Termasuk di dalamnya, pelaksanaan manasik haji seluruhnya, sebagaimana allah berfirman "Sesungguhnya Safa dan Marwah adalah sebahagian dari syi`ar Allah." (Al-Baqarah:158) •Termasuk juga binatang-binatang kurban dan segala yang dipersembahkan kepada Baitullah.

Telah berlalu, bahwa makna pengagungan terhadapnya, yaitu memuliakannya dan melaksanakannya serta menyempurnakan pelaksanaannya sebisa mungkin. •Selain itu, hewan-hewan kurban (hadyu). Cara pengagungannya adalah dengan cara bertindak baik terhadapnya dan berusaha menggemukannya serta hendaknya berujud sempurna ditinjau dari segala sisi. Pengagungan sya’arillah ini tumbuh dari ketakwaan hati.

Orang yang mengagungkannya, yaitu orang yang telah membuktikan ketakwaan dan kebenaran imannya. Pasalnya, sikap mengagungkannya muncul dari pengaruh pengagungan kepada Allah dan pemuliaan kepadaNya.

Sumber: https://tafsirweb.com/5768-surat-al-hajj-ayat-32.html

📚 Tafsir Al-Wajiz

32. Demikianlah perintah Allah. Barangsiapa mengagungkan syi´ar-syi´ar agama dan hukum Allah yaitu petunjuk, cara berhaji, masjid-masjid dan ibadah, maka sesungguhnya itu adalah rasa takut kepada Allah yang timbul dari ketakwaan hati, yang dilakukan orang-orang yang bertakwa

Sumber: https://tafsirweb.com/5768-surat-al-hajj-ayat-32.html

📚 Tafsir Ibnu Katsir (Ringkas)

Ayat 32-33 Firman Allah SWT (demikianlah, dan barang siapa mengagungkan syiar-syiar Allah) yaitu perintah-perintahNya (maka sesungguhnya itu timbul dari ketakwaan hati (32)) di antaranya adalah hewan hadyu dan hewan kurban, sebagaimana apa yang dikatakan Ibnu Abbas yaitu membesarkan, menggemukkan dan menguruskannya. Abu Umamah bin Sahl,"Kami dahulu menggemukkan hewan-hewan kurban di Madinah, dan orang-orang muslim menggemukkannya" Firman Allah: (Bagi kalian pada binatang-binatang hadyu itu ada beberapa manfaat) yaitu pada hewan-hewan kurban itu terdapat beberapa manfaat dari air susunya, bulunya, kulitnya, dan bisa dijadikan untuk dinaiki. (Bagi kalian pada binatang-binatang hadyu itu ada beberapa manfaat sampai kepada waktu yang ditentukan) Miqsam meriwayatkan dari Ibnu Abbas tentang firmanNya: (sampai kepada waktu yang ditentukan) dia berkata, yaitu hewan yang tidak digunakan untuk kurban. Firman Allah: (kemudian tempat wajib (serta akhir masa) menyembelihnya ialah setelah sampai ke Baitul 'Atiq (Baitullah)) yaitu tempat tujuan terakhir dari hewan hadyu itu adalah Baitul 'Atiq, yaitu Ka’bah.

Sebagaimana Allah SWT berfirman: (sebagai hadyu yang dibawa sampai ke Ka'bah) (Surah Al-Maidah: 95) dan (dan menghalangi hewan kurban sampai ke tempat (penyem­belihan)nya) (Surah Al-Fath: 25) Telah disebutkan pembahasan makna Bait Al-'Atiq sebelumnya.

Diriwayatkan dari ‘Atha’ bahwa Ibnu Abbas berkata,"Setiap orang yang melakukan thawaf di Baitullah maka dia telah bertahallul" Allah SWT berfirman: (kemudian tempat wajib (serta akhir masa) menyembelihnya ialah setelah sampai ke Bait Al'Atiq (Baitullah))

Sumber: https://tafsirweb.com/5768-surat-al-hajj-ayat-32.html

Informasi Tambahan

Juz

17

Halaman

336

Ruku

288

Apabila kamu membaca Al-Quran, hendaklah kamu meminta perlindungan kepada Allah dari syaitan yang terkutuk

Surah An-Nahl: 98

Adab Membaca Al-Quran

1. Suci dari Hadats

Pastikan dalam keadaan suci dari hadats besar dan kecil sebelum memegang dan membaca Al-Quran. Berwudhu terlebih dahulu merupakan salah satu bentuk penghormatan kepada kitab suci Al-Quran.

2. Niat yang Ikhlas

Membaca Al-Quran dengan niat mencari ridha Allah SWT, bukan untuk pamer atau mencari pujian. Niat yang ikhlas akan membawa keberkahan dalam membaca Al-Quran.

3. Menghadap Kiblat

Diutamakan menghadap kiblat saat membaca Al-Quran sebagai bentuk penghormatan dan mengikuti sunnah Rasulullah SAW. Posisi duduk yang sopan dan tenang juga dianjurkan.

4. Membaca Ta'awudz

Memulai dengan membaca ta'awudz dan basmalah sebelum membaca Al-Quran. Ta'awudz merupakan permintaan perlindungan kepada Allah dari godaan syaitan yang terkutuk.

5. Khusyuk dan Tenang

Membaca dengan tenang dan penuh penghayatan, memahami makna ayat yang dibaca. Tidak tergesa-gesa dan memperhatikan tajwid dengan baik.

6. Menjaga Kebersihan

Membaca Al-Quran di tempat yang bersih dan suci, serta menjaga kebersihan diri dan pakaian. Hindari membaca Al-Quran di tempat yang tidak pantas.

7. Memperindah Suara

Membaca Al-Quran dengan suara yang indah dan tartil, sesuai dengan kemampuan. Tidak perlu memaksakan diri, yang terpenting adalah membaca dengan benar sesuai tajwid.

Masukan & Feedback:info@finlup.id
© 2025 quran.finlup.id - All rights reserved