Kembali ke Surat Al-Hajj

الحج (Al-Hajj)

Surat ke-22, Ayat ke-35

الَّذِيْنَ اِذَا ذُكِرَ اللّٰهُ وَجِلَتْ قُلُوْبُهُمْ وَالصَّابِرِيْنَ عَلٰى مَآ اَصَابَهُمْ وَالْمُقِيْمِى الصَّلٰوةِۙ وَمِمَّا رَزَقْنٰهُمْ يُنْفِقُوْنَ

(yaitu) orang-orang yang apabila disebut nama Allah hati mereka bergetar, orang yang sabar atas apa yang menimpa mereka, dan orang yang melaksanakan salat dan orang yang menginfakkan sebagian rezeki yang Kami karuniakan kepada mereka.

📚 Tafsir Al-Muyassar

Orang-orang yang tawadhu lagi takut kepada Allah, di antara sifat mereka adalah, bila disebut nama Allah semata, mereka takut siksaanNya dan waspada jangan sampai menyelisihiNya. dan apabila tertimpa musibah dan kesulitan, mereka bersabar menghadapinya, dengan berharap pahala dari Allah dan menjalankan ibadah shalat dengan sempurna. Selain itu, mereka membelanjakan sebagian yang Allah karuniakan kepada mereka untuk hal-hal yang wajib atas mereka, seperti menunaikan zakat dan menafkahi keluarga dan nafkah orang yang menjadi kewajiban mereka, berinfak di jalan Allah dan infak-infak sunnah.

Sumber: https://tafsirweb.com/5771-surat-al-hajj-ayat-35.html

📚 Tafsir as-Sa'di

35. Selanjutnya, Allah menerangkan karakteristik orang-orang yang tunduk. Allah berfirman,”(Yaitu) orang-orang yang apabila disebut nama Allah, niscaya gemetarlah hati mereka,” lantaran takut dan pengagungan terhadapNya.

Karena itu, mereka meninggalkan perkara-perkara yang diharamkan, lantaran rasa takut dan kekhawatiran mereka kepada Allah semata. “Orang-orang yang sabar terhadap apa yang menimpa mereka,” berupa malapetaka, bahaya dan berbagai macam gangguan, sehingga tidak menyeret mereka untuk geram terhadap salah satu peristiwa yang terjadi. Mereka bersabar untuk mencari Wajah Rabb mereka, mengharapkan ganjaran dariNya dan menunggu-nunggu pahalaNya. “Dan orang-orang yang mendirikan shalat,” yaitu orang-orang yang mengaplikasikannya secara tegak, lurus lagi sempurna, dengan cara, melaksanakan perkara-perkara yang wajib dan mustahab serta ubudiyah (penghambaan diri kepada Allah) yang lahiriah maupun batiniah di dalamnya. “Dan orang-orang yang menafkahkan sebagian dari apa yang telah Kami rizkikan kepada mereka.” Keterangan ini mencakup seluruh jenis nafkah yang wajib (dibayarkan), seperti zakat, kaffarah (denda), nafkah bagi para istri, budak dan kaum kerabat (dan mencakup) nafkah-nafkah yang mustahab, misalnya mengeluarkan sedekah dengan berbagai caranya. Allah mengemukakannya dengan kata (min) yang mengandung pengertian tab’idh (sebagian dari harta), agar diketahui kemudahan esensi perintah Allah dan anjuranNya.

Kadarnya (berjumlah) sebagian kecil saja dari limpahan rizki dari Allah. Seorang hamba tidak mempunyai kemampuan untuk menghasilkannya kalau tidak ada orang yang diberi rizki yang Allah karuniakan kepadamu, niscaya Allah akan mencurahkan rizki kepadamu dan menambahi kemurahanNya kepadamu.

Sumber: https://tafsirweb.com/5771-surat-al-hajj-ayat-35.html

📚 Tafsir Al-Wajiz

35. Orang-orang yang taat dan tunduk yaitu orang-orang yang apabila disebut nama Allah maka gemetarlah hati mereka. Orang-orang yang takut untuk membangkang kepada-Nya, juga orang-orang yang sabar terhadap cobaan dan kesulitan yang menimpa mereka.

Serta orang-orang yang mendirikan sholat dengan rukun dan sesuai waktunya. Juga orang-orang yang menafkahkan sebagian dari apa yang telah Kami rezekikan kepada mereka dalam kebaikan

Sumber: https://tafsirweb.com/5771-surat-al-hajj-ayat-35.html

📚 Tafsir Ibnu Katsir (Ringkas)

Ayat 34-35 Allah SWT memberitahukan bahwa penyembelihan hewan kurban dengan menyebut nama Allah itu telah disyariatkan di semua agama. Ali bin Abi Thalhah meriwayatkan dari Ibnu Abbas tentang firmanNya: (Dan bagi tiap-tiap umat telah Kami syariatkan penyembelihan (kurban)) dia berkata bahwa yang dimaksud adalah hari raya. Ikrimah berkata bahwa maknannya adalah menyembelih hewan kurban.

Zaid bin Aslam berkata tentang firmanNya: (Dan bagi tiap-tiap umat telah Kami syariatkan penyembelihan (kurban)) Sesungguhnya yang dimaksud adalah Makkah. Allah sama sekali belum pernah menjadikan bagi suatu umat suatu tempat peribaatan pun selain Makkah. Firman Allah: (supaya mereka menyebut nama Allah terhadap binatang ternak yang telah direzekikan Allah kepada mereka) Sebagaimana yang telah disebutkan dalam hadits shahih Bukhari Muslim dari Anas, dia berkata bahwa telah didatangkan kepada Rasulullah SAW dua ekor domba yang berbulu putih, berbelang hitam lagi bertanduk, lalu beliau menyebut nama Allah dan bertakbir, serta meletakkan kakinya pada lambung kedua domba itu” Imam Ahmad bin Hanbal telah meriwayatkan dari Zaid bin Arqam, dia berkata,”Aku bertanya, atau mereka pernah bertanya,"Wahai Rasulullah, apakah yang dimaksud dengan hewan-hewan kurban ini?” Rasulullah SAW menjawab:"Ini adalah sunnah bapak moyang kalian, yaitu nabi Ibrahim” Mereka bertanya, "Lalu apakah yang kami dapatkan darinya?” Rasulullah SAW menjawab,"Pada setiap helai bulunya terdapat satu pahala kebaikan” Mereka bertanya,"Bagaimanakah dengan bulunya?” Rasulullah SAW menjawab,"Pada setiap helai bulunya terdapat satu pahala kebaikan” Abu Abdullah Muhammad bin Yazid bin Majah meriwayatkan hadits ini dalam kitab sunannya melalui hadits Salam bin Miskin dengan sanad yang sama.

Firman Allah: (maka Tuhan kalian ialah Tuhan Yang Maha Esa, karena itu berserah dirilah kalian kepadanya) yaitu sembahan kalian adalah satu, sekalipun syariat para nabi itu bermacam-macam, dan sebagian ini menghapuskan sebagian yang lain; tetapi semuanya menyeru untuk menyembah hanya kepada Allah, tidak ada sekutu bagiNya. (Dan Kami tidak mengutus seorang rasul pun sebelum kamu, melainkan Kami wahyukan kepadanya, "Bahwasanya tidak ada Tuhan melainkan Aku, maka sembahlah oleh kalian akan Aku" (25)) (Surah Al-Anbiya’) Oleh karena itu Allah berfirman: (karena itu berserah dirilah kalian kepadaNya) yaitu ikhlas dan berserah dirilah kalian kepada hukumNya dan taat kepadaNya (Dan berilah kabar gembira kepada orang-orang yang tunduk patuh (kepada Allah)) Mujahid berkata bahwa, yang dimaksud adalah orang-orang yang tenang.

Qatadah berkata bahwa maksudnya adalah orang-orang yang tunduk. Pendapat yang terbaik adalah apa yang dijelaskan setelahnya, yaitu firman Allah: ((yaitu) orang-orang yang apabila disebut nama Allah, gemetarlah hati mereka) yaitu, hati mereka bergetar karena takut kepada Allah. (orang-orang yang sabar terhadap apa yang menimpa mereka) yaitu musibah-musibah yang menimpa mereka. Hasan Al-Bashri berkata,”Demi Allah bahwa hendaknya kita bersabar dalam menghadapi musibah atau kita binasa” (Orang-orang yang mendirikan shalat) Mayoritas ulama membacanya dengan dimudhafkan.

Dan ulama QIra’ah sab'ah dan ulama 'asyrah membacanya juga demikian. Ibnus Samaiqa' membacanya “Wal Muqimiina Ash-Shalata dengan menjadi nashab. (dan orang-orang yang menafkahkan sebagian dari apa yang telah Kami rezekikan kepada mereka) yaitu, mereka membelanjakan apa yang diberikan Allah kepada mereka berupa rezeki yang baik kepada keluarga, kerabat, orang-orang fakir dan orang-orang miskin mereka. Mereka berbuat baik kepada semua makhluk, juga memelihara batasan-batasan Allah.

Hal ini berbeda dengan sifat-sifat orang-orang munafik, mereka berkebalikan dari ini, sebagaimana yang telah disebutkan dalam surah At-Taubah.

Sumber: https://tafsirweb.com/5771-surat-al-hajj-ayat-35.html

Informasi Tambahan

Juz

17

Halaman

336

Ruku

289

Apabila kamu membaca Al-Quran, hendaklah kamu meminta perlindungan kepada Allah dari syaitan yang terkutuk

Surah An-Nahl: 98

Adab Membaca Al-Quran

1. Suci dari Hadats

Pastikan dalam keadaan suci dari hadats besar dan kecil sebelum memegang dan membaca Al-Quran. Berwudhu terlebih dahulu merupakan salah satu bentuk penghormatan kepada kitab suci Al-Quran.

2. Niat yang Ikhlas

Membaca Al-Quran dengan niat mencari ridha Allah SWT, bukan untuk pamer atau mencari pujian. Niat yang ikhlas akan membawa keberkahan dalam membaca Al-Quran.

3. Menghadap Kiblat

Diutamakan menghadap kiblat saat membaca Al-Quran sebagai bentuk penghormatan dan mengikuti sunnah Rasulullah SAW. Posisi duduk yang sopan dan tenang juga dianjurkan.

4. Membaca Ta'awudz

Memulai dengan membaca ta'awudz dan basmalah sebelum membaca Al-Quran. Ta'awudz merupakan permintaan perlindungan kepada Allah dari godaan syaitan yang terkutuk.

5. Khusyuk dan Tenang

Membaca dengan tenang dan penuh penghayatan, memahami makna ayat yang dibaca. Tidak tergesa-gesa dan memperhatikan tajwid dengan baik.

6. Menjaga Kebersihan

Membaca Al-Quran di tempat yang bersih dan suci, serta menjaga kebersihan diri dan pakaian. Hindari membaca Al-Quran di tempat yang tidak pantas.

7. Memperindah Suara

Membaca Al-Quran dengan suara yang indah dan tartil, sesuai dengan kemampuan. Tidak perlu memaksakan diri, yang terpenting adalah membaca dengan benar sesuai tajwid.

Masukan & Feedback:info@finlup.id
© 2025 quran.finlup.id - All rights reserved