الحج (Al-Hajj)
Surat ke-22, Ayat ke-46
اَفَلَمْ يَسِيْرُوْا فِى الْاَرْضِ فَتَكُوْنَ لَهُمْ قُلُوْبٌ يَّعْقِلُوْنَ بِهَآ اَوْ اٰذَانٌ يَّسْمَعُوْنَ بِهَاۚ فَاِنَّهَا لَا تَعْمَى الْاَبْصَارُ وَلٰكِنْ تَعْمَى الْقُلُوْبُ الَّتِيْ فِى الصُّدُوْرِ
Maka tidak pernahkah mereka berjalan di bumi, sehingga hati (akal) mereka dapat memahami, telinga mereka dapat mendengar? Sebenarnya bukan mata itu yang buta, tetapi yang buta ialah hati yang di dalam dada.
📚 Tafsir Al-Muyassar
Tidaklah orang-orang yang mendustakan dari suku Quraisy itu berjalan di muka bumi untuk menyaksikan bekas-bekas kehancuran orang-orang yang di binasakan, sehingga mereka mau berpikir dengan akal-akal mereka, dan kemudian mengambil pelajaran darinya dan mendengarkan berita-berita mereka dengan penuh perenungan, sehingga dapat memetik pelajaran darinya? Karena sesungguhnya hakikat kebutaan bukanlah kebutaan penglihatan, akan tetapi kebutaan yang membinasakan adalah kebutaan mata hati untuk menangkap kebenaran dan mengambil pelajaran.
Sumber: https://tafsirweb.com/5782-surat-al-hajj-ayat-46.html
📚 Tafsir as-Sa'di
46. Oleh karena itu, Allah menyeru para hambaNYa untuk mengembara di bumi supaya mereka merenung dan mengambil pelajaran. Allah berfirman, “Maka apakah mereka tidak berjalan di muka bumi,” dengan fisik dan hati yang dengan itu mereka dapat memahami,” ayat-ayat Allah dan mencermati sumber-sumber pelajaran dengannya “atau mempunyai tellinga yang dengan itu mereka mendengar,” berita-berita umat yang telah berlalu dan kabar-kabar mengenai bangsa-bangsa yang dilanda siksaan.
Kalau tidak ditujukan untuk maksud demikian, maka pandangan mata, pendengaran telinga dan gerakan tubuh yang nihil dari upaya perenungan dan pengambilan pelajaran tidak bermanfaat dan tidak mengantarkan kepada tujuan yang mesti dicapai. Karena alasan itu, Allah berfirman, “Karena sesungguhnya bukanlah mata itu yang buta, tetapi yang buta, ialah hati yang di dalam dada,” maksudnya model kebutaan yang membahayakan dalam agama ini adalah kebutaan hati terhadap kebenaran.
Akibatnya tidak mampu menyaksikannya sebagaimana orang buta tidak dapat melihat obyek-obyek pandangan. Sementara itu, kebutaan pandangan indra mata, maka puncak (pengaruh negatifnya) hanya mengganggu mata pencaharian dan kemanfaatan duniawi saja.
Sumber: https://tafsirweb.com/5782-surat-al-hajj-ayat-46.html
📚 Tafsir Al-Wajiz
46. Maka apakah mereka tidak berjalan di muka bumi, lalu mereka mempunyai hati yang dengan itu mereka dapat memahami atau mempunyai telinga yang dengan itu mereka dapat mendengar? Karena sesungguhnya bukanlah mata itu yang buta, tetapi yang buta, ialah hati yang di dalam dada.
Mereka sangat buruk dalam menggunakan akal, karena mereka menuruti hawa nafsu mereka. Dada disebutkan sebagai penekanan.
Sumber: https://tafsirweb.com/5782-surat-al-hajj-ayat-46.html
📚 Tafsir Ibnu Katsir (Ringkas)
Ayat 42-46 Allah SWT berfirman seraya menghibur nabi Muhammad SAW dari pendustaan dari orang yang menentangnya dari kaum beliau: (Dan jika mereka (orang-orang musyrik) mendustakan kamu, maka sesungguhnya telah mendustakan juga sebelum kaum Nuh), hingga allah berfirman (dan Musa juga didustakan) yaitu dengan semua yantg dia bawa berupa mukjizat yang jelas dan dalil yang terang. (lalu Aku tangguhkan (azab-Ku) untuk orang-orang kafir) yaitu maka Kami menangguhkan mereka (kemudian Aku azab mereka, maka (lihatlah) bagaimana besarnya kebencianKu (kepada mereka itu)) yaitu, bagaimana bisa kebencian dan azabKu terhadap mereka. Disebutkan dalam hadits shahih Bukhari Muslim dari Abu Musa, dari Nabi SAW bersabda:”Sesungguhnya Allah benar-benar memberi tangguh kepada orang yang zalim, hingga ketika Dia mengazabnya, maka dia tidak dapat luput dariNya” Kemudian Nabi SAW membaca firmanNya: (Dan begitulah azab Tuhanmu, apabila Dia mengazab penduduk negeri-negeri yang berbuat zalim. Sesungguhnya azab-Nya itu adalah sangat pedih lagi keras (102)) (Surah Hud) Kemudian Allah SWT berfirman: (Berapalah banyaknya kota yang Kami telah membinasakannya) yaitu, berapa banyak penduduk kota-kota yang telah Aku binasakan (yang penduduknya dalam keadaan zalim) yaitu mendustakan para rasulNya (maka (tembok-tembok) kota itu roboh menutupi atap-atapnya) Adh-Dhahhak berkata maknannya adalah atap, yaitu tempat tinggal mereka hancur berantakan dan seluruh bangunan kota dan keramaiannya telah musnah. (dan (berapa banyak pula) sumur yang telah ditinggalkan) yaitu airnya tidak bisa digunakan untuk mengairi dan dan tidak ada seorang pun yang datang kepadanya, padahal sebelumnya banyak orang datang kepadanya (dan istana yang tinggi) Ikrimah berkata bahwa yang dimaksud adalah gedung dengan batu putih.
Diriwayatkan dari Mujahid, ‘Atha’ dan Sa'id bin Jubair hal yang serupa. Dan yang lainnya berkata bahwa Al-masyid artinya bangunan yang dibangun tinggi. Lainnya berkata bahwa Al-masyid adalah benteng.
Semua pendapat ini saling berdekatan dan tidak bertentangan, karena pengertiannya menunjukkan bahwa bangunan-bangunan yang kokoh, tinggi dan kuat itu tidak dapat melindungi para penghuninya dari azab Allah yang datang menimpa mereka. Sebagaimana Allah SWT berfirman: (Di mana saja kalian berada, kematian akan mendapatkan kalian, kendatipun kalian di dalam benteng yang tinggi lagi kokoh) (Surah An-Nisa: 78) Firman Allah: (maka apakah mereka tidak berjalan di muka bumi) yaitu, dengan tubuh dan pikiran mereka juga.
Demikian itu merupakan sesuatu yang cukup, (lalu mereka mempunyai hati yang dengan itu mereka dapat memahami, atau mempunyai telinga yang dengan itu mereka dapat mendengar?) yaitu mengambil pelajaran darinya (Karena sesungguhnya bukanlah mata itu yang buta, tetapi yang buta ialah hati yang di dalam dada) yaitu bukan buta mata, melainkan buta pandangan hati. Sekalipun pandangan matanya sehat dan tajam, tetapi tidak dapat memanfaatkan dan menyadari informasi itu.
Sumber: https://tafsirweb.com/5782-surat-al-hajj-ayat-46.html
Informasi Tambahan
Juz
17
Halaman
337
Ruku
290