Kembali ke Surat Al-Hajj

الحج (Al-Hajj)

Surat ke-22, Ayat ke-62

ذٰلِكَ بِاَنَّ اللّٰهَ هُوَ الْحَقُّ وَاَنَّ مَا يَدْعُوْنَ مِنْ دُوْنِهٖ هُوَ الْبَاطِلُ وَاَنَّ اللّٰهَ هُوَ الْعَلِيُّ الْكَبِيْرُ

Demikianlah (kebesaran Allah) karena Allah, Dialah (Tuhan) Yang Hak. Dan apa saja yang mereka seru selain Dia, itulah yang batil, dan sungguh Allah, Dialah Yang Mahatinggi, Mahabesar.

📚 Tafsir Al-Muyassar

Demikian itu, karena sesungguhnya Allah itulah Tuhan Yang Haq, yang tidak layak ditujukan sebuah peribadahan kecuali kepadaNya, dan sesungguhnya obyek yang disembah oleh kaum musyrikin selain Allah, berupa berhala-berhala dan tandingan-tandingan itulah kebatilan yang tidak membawa manfaat dan mendatangkan bahaya. Dan sesungguhnya Allah, Dia-lah Yang MahaTinggi di atas MakhlukNya, Yang MahaTinggi dari keserupaan-keserupaan dan tandingan-tandingan, lagi MahaBesar dalam Dzat, Nama-namaNya, dan sifat-sifatNya; Dia lebih besar dari segala sesuatu.

Sumber: https://tafsirweb.com/5798-surat-al-hajj-ayat-62.html

📚 Tafsir as-Sa'di

62. “(Kuasa Allah) yang demikian itu,” Dzat yang memegang kekuasaan dan menetapkan hukum-hukum “adalah karena sesungguhnya Dia-lah (Rabb) Yang Haq,” maksudnya yang tetap eksis, senantiasa ada dan tidak akan pupus. Allah bernama al-Awwal, yang tidak ada sesuatu pun yang mendahuluiNya. Dia-lah al-Akhir, yang tidak ada sesuatu pun setelahNya, sempurna dalam nama-nama dan sifat-sifatNya, jujur dalam janjiNya, yang janjiNya benar-benar terjadi, perjumpaan denganNya pasti, agamaNya benar, peribadahan untukNya itulah (pilihan) yang benar, yang akan bermanfaat lagi lestari dalam keabadian. “Dan sesungguhnya apa saja yang mereka seru selain Allah,” berupa arca-arca, tandingan-tandingan dari bangsa binatang dan benda-benda mati “itulah yang batil,” yang memang keberadaannya merupakan kebatilan dan peribadahan untuknya pun satu bentuk kebatilan.

Lantaran ia bertumpu pada benda yang lemah lagi binasa, maka ia menjadi batil pula akibat terpengaruh dengan tujuan dan maksudnya yang batil. “Dan bahwasanya Allah Mahatinggi lagi Mahabesar.” Yang Mahatinggi dalam DzatNya, Dia Mahatinggi di atas segala makhlukNya, (Mahatinggi) dalam kemuliaanNya. Dia Mahasempurna dalam sifat-sifatNya, yang termasuk petunjuk keagungan dan kebesaranNya, bahwa bumi berada di GenggamanNya di Hari Kiamat, langit-langit terlipat-lipat di Tangan kananNya. Dan termasuk tanda kebesaranNya bahwa kursiNya telah memenuhi langit dan bumi.

Termasuk pertanda keagungan dan kebesaranNya, bahwa ubun-ubun para hambaNya berada di TanganNya. Tidaklah mereka menjalankan apa ppun melainkan tergantung kehendakNYa, tidaklah mereka bergerak dan diam melainkan dengan iradahNya. Dan hakikat kibriya’ (kebesaran) Allah tidak di ketahui kecuali oleh Allah saja, tidak diketahui oleh malaikat terdekat, nabi yang diutus; yaitu setiap sifat kesempurnaan, kemuliaan, kebesaran dan keagungan.

Sifat-sifat itu melekat pada Allah. Kepemilikan Allah terhadap sifat-sifat itu, adalah yang paling sempurna dari sifat-sifat itu. Di antara (indiikasi) kebesaranNya, bahwasanya seluruh ibadah yang berasal dari penghuni langit dan bumi secara keseluruhan, tujuannya untuk membesar-besarkan, mengagungkan, memuliakan, dan menghormatiNya.

Untuk itu, takbir menjadi symbol bagi ibadah-ibadah yang utama seperti shalat dan ibadah lainnya.

Sumber: https://tafsirweb.com/5798-surat-al-hajj-ayat-62.html

📚 Tafsir Al-Wajiz

62. Kuasa Allah yang demikian itu, adalah karena sesungguhnya Allah adalah Tuhan Yang Haq dan sesungguhnya apa saja yang mereka seru selain dari Allah, itulah yang batil, dan sesungguhnya Allah adalah Yang Maha Tinggi lagi Maha Besar atas segala sesuatu dengan kekuasaan dan keagungan-Nya. Yang Maha Agung dari segala apapun yang tidak akan ada persekutuan bagi-Nya

Sumber: https://tafsirweb.com/5798-surat-al-hajj-ayat-62.html

📚 Tafsir Ibnu Katsir (Ringkas)

Ayat 61-62 Allah SWT berfirman seraya mengingatkan bahwa Dialah Dzat yang Maha Pencipta dan Maha Mengatur makhlukNya sesuai dengan apa yang Dia kehendaki. Sebagaimana Allah SWT berfirman: (Katakanlah, "Wahai Tuhan Yang mempunyai kerajaan, Engkau beri kerajaan kepada orang yang Engkau kehendaki dan Engkau cabut kerajaan dari orang yang Engkau kehendaki. Engkau muliakan orang yang Engkau kehendaki dan Engkau hinakan orang yang Engkau kehendaki. Di tangan Engkaulah segala kebajikan. Sesungguhnya Engkau Maha Kuasa atas segala sesuatu (26) Engkau masukkan malam ke dalam siang, dan Engkau masukkan siang ke dalam malam. Engkau keluarkan yang hidup dari yang mati, dan Engkau keluarkan yang mati dari yang hidup.

Dan engkau beri rezeki siapa yang Engkau kehendaki tanpa hisab" (27)) (Surah Ali Imran) yaitu memasukkan malam ke dalam siang dan memasukkan siang ke dalam malam, yaitu memasukkan yang ini ke dalam yang itu dan dari yang itu ke dalam yang ini.

Terkadang malam lebih panjang dari­pada siang hari, sebagaimana di musim dingin, terkadang dan siang lebih panjang daripada malam hari, sebagaimana yang terjadi di musim panas. Firman Allah: (dan bahwa Allah Maha Mendengar lagi Maha Melihat) yaitu Maha Mendengar semua ucapan hamba-hambaNya, lagi Maha Melihat keadaan mereka. Tidak ada sesuatu pun dari urusan mereka yang tersembunyi dariNya, baik keadaan, gerakan, maupun diam mereka.

Setelah menjelaskan bahwa Dia adalah Dzat Yang Mengatur semua yang ada dan Memberikan keputusan sehingga tidak ada yang menghalangi keputusanNya. Maka Allah berfirman: (Yang demikian itu adalah karena sesungguhnya Allah, Dialah (Tuhan) Yang Hak) yaitu Tuhan Yang Maha Benar yang tidak ada sesuatu pun yang berhak untuk disembah selain Dia, karena Dia mempunyai kekuasaan Yang Maha agung, maka sesuatu yang Dia kehendaki pasti ada, dan yang tidak Dia kehendaki maka tidak ada.

Segala sesuatu butuh kepadaNya, dan hina di hadapanNya (dan sesungguhnya apa saja yang mereka seru selain Allah, itulah yang bathil) yaitu berhala, tandingan-tandingan, berhala-berhala, dan semua yang disembah selain Allah SWT itu adalah kebathilan karena tidak memiliki mudharat dan manfaat. Firman Allah: (dan sesungguhnya Allah, Dialah Yang Maha Tinggi lagi Maha Besar) sebagaimana Allah berfirman: (dan Allah Maha Tinggi lagi Maha Besar) (Surah Al-Baqarah: 255) Allah SWT berfirman: (Yang Maha Besar lagi Maha Tinggi) (Surah Ar-Ra'd: 9) Segala sesuatu berada di bawah kekuasaan, pengaruh, dan kebesaranNya.

Tidak ada Tuhan dan Rabb selain Dia. Dialah Dzat Yang Maha Besar yang tidak ada sesuatu pun yang lebih besar dari Dia. Dia Maha Tinggi, tidak ada yang lebih tinggi dari Dia.

Dia Maha Besar tidak ada yang lebih besar dari Dia. Maha Tinggi dan Maha Suci Allah dari semua yang dikatakan orang-orang zalim dan melampaui batas dengan ketinggian yang Maha Besar.

Sumber: https://tafsirweb.com/5798-surat-al-hajj-ayat-62.html

Informasi Tambahan

Juz

17

Halaman

339

Ruku

292

Apabila kamu membaca Al-Quran, hendaklah kamu meminta perlindungan kepada Allah dari syaitan yang terkutuk

Surah An-Nahl: 98

Adab Membaca Al-Quran

1. Suci dari Hadats

Pastikan dalam keadaan suci dari hadats besar dan kecil sebelum memegang dan membaca Al-Quran. Berwudhu terlebih dahulu merupakan salah satu bentuk penghormatan kepada kitab suci Al-Quran.

2. Niat yang Ikhlas

Membaca Al-Quran dengan niat mencari ridha Allah SWT, bukan untuk pamer atau mencari pujian. Niat yang ikhlas akan membawa keberkahan dalam membaca Al-Quran.

3. Menghadap Kiblat

Diutamakan menghadap kiblat saat membaca Al-Quran sebagai bentuk penghormatan dan mengikuti sunnah Rasulullah SAW. Posisi duduk yang sopan dan tenang juga dianjurkan.

4. Membaca Ta'awudz

Memulai dengan membaca ta'awudz dan basmalah sebelum membaca Al-Quran. Ta'awudz merupakan permintaan perlindungan kepada Allah dari godaan syaitan yang terkutuk.

5. Khusyuk dan Tenang

Membaca dengan tenang dan penuh penghayatan, memahami makna ayat yang dibaca. Tidak tergesa-gesa dan memperhatikan tajwid dengan baik.

6. Menjaga Kebersihan

Membaca Al-Quran di tempat yang bersih dan suci, serta menjaga kebersihan diri dan pakaian. Hindari membaca Al-Quran di tempat yang tidak pantas.

7. Memperindah Suara

Membaca Al-Quran dengan suara yang indah dan tartil, sesuai dengan kemampuan. Tidak perlu memaksakan diri, yang terpenting adalah membaca dengan benar sesuai tajwid.

Masukan & Feedback:info@finlup.id
© 2025 quran.finlup.id - All rights reserved