Kembali ke Surat Al-Mu'minun

المؤمنون (Al-Mu'minun)

Surat ke-23, Ayat ke-40

قَالَ عَمَّا قَلِيْلٍ لَّيُصْبِحُنَّ نٰدِمِيْنَ ۚ

Dia (Allah) berfirman, “Tidak lama lagi mereka pasti akan menyesal.”

📚 Tafsir Al-Muyassar

Dan Allah berfirman untuk mengabulkan permohonannya, “Sebentar lagi, mereka benar-benar akan menjadi orang-orang yang menyesal.” Artinya, tidak berapa lama lagi, orang-orang yang mendustakan akan penuh penyesalan.

Sumber: https://tafsirweb.com/5932-surat-al-muminun-ayat-40.html

📚 Tafsir as-Sa'di

40-41 Allah berfirman untuk mengabulkan doanya, ”dalam sedikit waktu lagi, pasti mereka akan menjadi orang-orang yang menyesal.

Maka dimusnahkanlah mereka oleh suara yang mengguntur dengan (dasar) hak,” bukan atas dasar aniaya dan kecurangan (dari Allah). Akan tetapi, berdasarkan keadilan dan ulah kezhaliman mereka. Suara yang mengguntur memusnahkan mereka dan membinasakan mereka sampai tuntas. “dan kami jadikan mereka (sebagai) sampah banjir,” yaitu rumput yang kering ibarat buih di lautan yang terlempar kecelah-celah lembah. “maka kebinasaanlah bagi orang-orang yang zhalim itu,” maksudnya selain siksaan yang menimpa mereka, maka disertai pula dengan pengusiran dan kutukan serta celaan dari makhluk semesta alam.

"Maka langit dan bumi tidak menangisi mereka dan mereka pun tidak diberi tangguh." (QS. Ad-Dukhon : 29)

Sumber: https://tafsirweb.com/5932-surat-al-muminun-ayat-40.html

📚 Tafsir Al-Wajiz

40. Allah berfirman: "Sebentar lagi pasti mereka akan menjadi orang-orang yang menyesal atas kekufuran dan pendustaan mereka ketika azab telah menimpa mereka.”

Sumber: https://tafsirweb.com/5932-surat-al-muminun-ayat-40.html

📚 Tafsir Ibnu Katsir (Ringkas)

Ayat 31-41 Allah SWT memberitahukan bahwa Dia menjadikan umat lain setelah kaum nabi Nuh. Dikatakan bahwa yang dimaksud dengan mereka adalah kaum 'Ad, karena sesungguhnya merekalah yang berkuasa setelah kaum nabi Nuh. Dikatakan juga bahwa mereka adalah kaum Tsamud, berdasarkan firmanNya: (Maka dimusnahkanlah mereka oleh suara yang mengguntur dengan hak) Dan bahwa Allah SWT mengutus seorang rasul di antara mereka yang menyeru mereka untuk menyembah hanya kepada Allah, tidak ada sekutu bagiNya.

Lalu mereka mendustakannya, menentangnya, dan menolak mengikutinya hanya karena dia adalah seorang manusia seperti mereka. Mereka enggan mengikuti rasul yang merupakan seorang manusia, mereka mendustakan pertemuan dengan Allah pada hari kiamat, dan mereka mengingkari hari kebangkitan di mana manusia dibangkitkan kembali. Mereka berkata: (Apakah ia menjanjikan kepada kamu sekalian bahwa bila kamu telah mati dan telah menjadi tanah dan tulang-belulang, kamu sesungguhnya akan dikeluarkan (dari kuburmu)? (35) Jauh, jauh sekali (dari kebenaran) apa yang diancamkan kepada kamu itu (36)) yaitu hal itu sangat mustahil sekali (Ia tidak lain hanyalah seorang yang mengada-adakan ke­bohongan terhadap Allah) yaitu dalam apa yang disampaikan kepada kalian berupa risalah, peringatan, dan berita tentang hari kiamat ("dan kami sekali-kali tidak akan beriman kepadanya” (38) Rasul itu berdoa, "Ya Tuhanku, tolonglah aku karena mereka mendustakanku” (39)) yaitu rasul itu memohon pertolongan dan bantuan kepada Allah dalam menghadapi mereka, dan Allah mengabulkan doanya (Allah berfirman, "Dalam sedikit waktu lagi pasti mereka akan menjadi orang-orang yang menyesal” (40)) yaitu mereka menentangmu dan mengingkari apa yang kamu sampaikan kepada mereka (Maka dimusnahkanlah mereka oleh suara yang mengguntur dengan hak) yaitu mereka memang berhak mendapatkan hal itu dari Allah karena kekafiran dan kesewenang-wenangan mereka.

Yang jelas bahwa ini menunjukkan bahwa azab ini merupakan berupa gabungan antara angin kencang, sangat kuat dan sangat dingin (yang menghancurkan segala sesuatu dengan perintah Tuhan­nya, maka jadilah mereka tidak ada yang kelihatan lagi kecuali (bekas-bekas) tempat tinggal mereka) (Surah Al-Ahqaf: 25) Firman Allah: (dan Kami jadikan mereka (sebagai) sampah banjir) yaitu mati dan binasa seperti buih banjir, yaitu sesuatu yang hina dan tidak ada artinya dan manfaatnya sama sekali (maka kebinasaanlah bagi orang-orang yang zalim itu) sebagaimana firmanNya: (Dan tidaklah Kami menganiaya mereka, tetapi merekalah yang menganiaya diri mereka sendiri. (76)) (Surah Az-Zukhruf) karena kekafiran, keingkaran, dan pertentangan mereka kepada Rasulallah SAW.

Maka orang-orang yang mendengarnya itu menghindari dari perbuatan mendustakan rasul mereka

Sumber: https://tafsirweb.com/5932-surat-al-muminun-ayat-40.html

Informasi Tambahan

Juz

18

Halaman

344

Ruku

297

Apabila kamu membaca Al-Quran, hendaklah kamu meminta perlindungan kepada Allah dari syaitan yang terkutuk

Surah An-Nahl: 98

Adab Membaca Al-Quran

1. Suci dari Hadats

Pastikan dalam keadaan suci dari hadats besar dan kecil sebelum memegang dan membaca Al-Quran. Berwudhu terlebih dahulu merupakan salah satu bentuk penghormatan kepada kitab suci Al-Quran.

2. Niat yang Ikhlas

Membaca Al-Quran dengan niat mencari ridha Allah SWT, bukan untuk pamer atau mencari pujian. Niat yang ikhlas akan membawa keberkahan dalam membaca Al-Quran.

3. Menghadap Kiblat

Diutamakan menghadap kiblat saat membaca Al-Quran sebagai bentuk penghormatan dan mengikuti sunnah Rasulullah SAW. Posisi duduk yang sopan dan tenang juga dianjurkan.

4. Membaca Ta'awudz

Memulai dengan membaca ta'awudz dan basmalah sebelum membaca Al-Quran. Ta'awudz merupakan permintaan perlindungan kepada Allah dari godaan syaitan yang terkutuk.

5. Khusyuk dan Tenang

Membaca dengan tenang dan penuh penghayatan, memahami makna ayat yang dibaca. Tidak tergesa-gesa dan memperhatikan tajwid dengan baik.

6. Menjaga Kebersihan

Membaca Al-Quran di tempat yang bersih dan suci, serta menjaga kebersihan diri dan pakaian. Hindari membaca Al-Quran di tempat yang tidak pantas.

7. Memperindah Suara

Membaca Al-Quran dengan suara yang indah dan tartil, sesuai dengan kemampuan. Tidak perlu memaksakan diri, yang terpenting adalah membaca dengan benar sesuai tajwid.

Masukan & Feedback:info@finlup.id
© 2025 quran.finlup.id - All rights reserved