Kembali ke Surat Al-Mu'minun

المؤمنون (Al-Mu'minun)

Surat ke-23, Ayat ke-67

مُسْتَكْبِرِيْنَۙ بِهٖ سٰمِرًا تَهْجُرُوْنَ

dengan menyombongkan diri dan mengucapkan perkataan-perkataan keji terhadapnya (Al-Qur'an) pada waktu kamu bercakap-cakap pada malam hari.

📚 Tafsir Al-Muyassar

Kalian itu bersikap demikian lantaran menyombongkan diri di hadapan manusia tanpa alasan yang dibenarkan, dikarenakan Baitul Haram. Kalian mengatakan, “Kami adalah orang-orang yang mendiaminya, kami tidak akan kalah di dalamnya,” dan kalian mengungkapkan kata-kata buruk pada malam hari di sekitarnya.

Sumber: https://tafsirweb.com/5959-surat-al-muminun-ayat-67.html

📚 Tafsir as-Sa'di

67 “dengan menyombongkan diri terhadap al-qur’an itu dan mengucapkan perkatan-perkatan keji terhadapnya di waktu kamu bercakap-cakap di malam hari.” Para ulama tafsir menyatakan, “maknanya; mereka bersikap congkak di dalamnya. Kata ganti ketiga ini kembali kepada rumah yang sudah dimaklumi oleh orang-orang yang sedang menjadi lawan pembicaraan, atau tanah haram. Pengertiannya, mereka menunjukkan kesombongan ditengah manusia karena alasan tersebut.

Mereka berdalih: kami adalah penduduk tanah Haram. Maka kami menjadi orang yang terbaik dari pada orang lain dan lebih tinggi kedudukannya. ”orang yang bercakap-cakap di malam hari,” maksudnya sekumpulan orang ada yang mengadakan pembicaraan di malam hari disekitar Ka’bah. “mengucapkan perkataan-perkataan keji,” kalian mengucapkan perkataan yang tak senonoh, maksudnya perkataan buruk tentang al-qur’an ini. Karakter orang-orang yang mendustakan, adalah memalingkan muka drainya, dan saling mengajak untuk melakukannya. “dan orang-orang kafir berkata, ‘janganlah kamu mendengar dengan sungguh-sungguh akan al-qur’an ini dan buatlah hiruk-pikuk terhadapnya, supaya kamu dapat mengalahkan (mereka),” Allah berfirman tentang mereka, ”maka apakah kamu merasa heran terhadap pemberitaan ini?

Dan kamu menertawakan dan tidak menangis. Sedang kamu melengahkan(nya).” Lantaran mereka itu sarat dengan keburukan-keburukan ini, maka tidak diragukan lagi, tentulah hukuman akan menimpa mereka. Ketika mereka telah terjatuh di dalamnya, maka tidak ada seorang penolongpun yang dapat membantu mereka dan tidak ada penyelamat yang menyelamatkan mereka.

Dan mereka menjadi bahan olokan atas tingkah laku mereka yang murahan ini.

Sumber: https://tafsirweb.com/5959-surat-al-muminun-ayat-67.html

📚 Tafsir Al-Wajiz

67. Dengan menyombongkan diri dengan Baitul Haram atas orang mukmin. Mereka adalah kafir Quraisy yang menyombongkan diri bahwa mereka adalah penduduk tanah haram dan penguasanya.

Samirun adalah orang-orang yang berkumpul memberntuk kelompok sambil berbincang di waktu malam, mereka mengucapkan perkataan-perkataan kotor tentang Alquran dan Nabi. Assamir adalah isim jamak yang bermakna saamirina, yaitu keterangan waktu yang menerangkan bahwa mereka melakukan hal itu. Alhur adalah perkataan yang keji dan kotor.

Said Bin Jabir berkata: Suku Qurays dulu berkumpul di sekeliling Ka’bah pada malam hari, mereka tidak sedang thawaf, namun mereka menyombongkan diri atas Ka’bah, sehingga turunlah ayat ini

Sumber: https://tafsirweb.com/5959-surat-al-muminun-ayat-67.html

📚 Tafsir Ibnu Katsir (Ringkas)

Ayat 62-67 Allah SWT memberitahukan tentang keadilan dalam syariatNya terhadap hamba-hambaNya di dunia, bahwa Dia sama sekali tidak pernah mem­bebankan kepada seseorang melainkan sesuai kemampuannya. yaitu melainkan sesuai dengan apa yang kuat dia tanggung dan kerjakan. Dan bahwa pada hari kiamat Dia akan menghisab perbuatan mereka yang telah tercatat di dalam catatan amal mereka; tidak ada sesuatu pun dari amal mereka yang tidak tercatat atau hilang. Oleh karena itu Allah berfirman: (dan pada sisi Kami ada suatu kitab yang membicarakan kebenaran) yaitu catatan amal (dan mereka tidak dianiaya) yaitu, tidak dirugikan sedikitpun dari kebaikannya.

Adapun amal buruknya, maka Allah Maha pemaaf dan mengampuni bagi hamba-hambaNya yang beriman. Kemudian Allah berfirman seraya mengingkari orang-orang kafir dan orang-orang musyrik dari kalangan Quraisy: (Tetapi hati orang-orang kafir itu dalam kesesatan) yaitu dalam kelengahan dan kesesatan.(Dari (memahami kenyataan) ini) yaitu, Al-Qur'an yang diturunkan kepada Rasulullah SAW Firman Allah: (dan mereka banyak mengerjakan perbuatan-perbuatan (buruk) selain dari itu, mereka tetap mengerjakannya) yaitu telah tercatat atas mereka perbuatan-perbuatan buruk yang harus mereka kerjakan sebelum mereka mati, sebagai suatu kepastian agar mereka layak mendapat azab Allah Pendapat yang serupa dengan itu diriwayatkan dari Muqatil bin Hayyan, As-Suddi, dan Abdurrahman bin Zaid bin Aslam.

Ini adalah pendapat yang jelas, kuat, dan baik. Firman Allah: (Hingga apabila Kami timpakan azab kepada orang-orang yang hidup mewah di antara mereka, dengan serta-merta mereka memekik minta tolong (64)) yaitu sehingga ketika datang kepada orang-orang yang hidup mewah di antara mereka (yaitu otang-orang yang menikmati dunia) azab dan pembalasan Allah yang menimpa mereka (dengan serta-merta mereka memekik minta tolong) yaitu menjerit dan meminta tolong, sebagaimana Allah SWT berfirman: (Dan biarkanlah Aku (yang bertindak) terhadap orang-orang yang mendustakan, yang memiliki segala kenikmatan hidup, dan berilah mereka penangguhan sebentar (11) Sungguh, di sisi Kami ada belenggu-belenggu (yang berat) dan neraka yang menyala-nyala (12) dan (ada) makanan yang menyumbat di kerongkongan dan azab yang pedih (13)) (Surah Al-Muzzammil) dan (Berapa banyaknya umat sebelum mereka yang telah Kami binasakan, lalu mereka meminta tolong, padahal (waktu itu) bukanlah saat lari untuk melepaskan diri (3)) (Surah Shad) Firman Allah: (Janganlah kalian memekik minta tolong pada hari ini. Sesungguhnya kalian tiada akan mendapat pertolongan dari Kami (65)) yaitu, tidak ada seorang pun yang bisa melindungi kalian dari keburukan yang menimpa kalian, baik kalian menjerit meminta tolong maupun kalian diam, tidak ada jalan selamat dan tidak ada penolong.

Perintah telah ditetapkan dan azab wajib dilaksanakan. Kemudian Allah menyebutkan dosa paling besar mereka, dan berfirman: (Sesungguhnya ayat-ayat-Ku (Al-Qur'an) selalu dibacakan kepada kamu sekalian, maka kalian selalu berpaling ke belakang (66)) yaitu apabila kalian diseru, kalian menolak, dan apabila diperintah, kalian membangkang. (Yang demikian itu adalah karena kamu kafir apabila Allah saja disembah. Dan kamu percaya apabila Allah dipersekutukan. Maka putusan (sekarang ini) adalah pada Allah Yang Maha Tinggi lagi Maha Besar (12)) (Surah Ghafir) Firman Allah: (dengan menyombongkan diri terhadap Al-Qur'an itu dan mengucapkan perkataan-perkataan keji terhadapnya di waktu kalian bercakap-cakap di malam hari (67)) tentang tafsirnya terdapat dua pendapat.

Salah satunya mengatakan, bahwa (mustakbirin) menjadi haal saat mereka berpaling ke belakang dari kbenaran dan menolaknya karena kesombongan mereka terhadapnya. Mereka menganggap rendah kebenaran dan orang-orang yang melakukannya. Dikatakan bahwa maksud dari firmanNya: (dengan menyombongkan diri terhadapnya) yaitu menyombongkan diri di Baitullah dan yakin bahwa diri mereka adalah orang-orang yang mengurusnya, padahal tidak demikian.

Seperti yang dikatakan Imam Nasa’i dari Ibnu Abbas, dia berkata bahwa sesungguhnya begadang itu dimakruhkan sejak ayat ini diturunkan, yaitu(dengan menyombongkan diri terhadapnya dan mengucapkan perkataan-perkataan yang keji di waktu kamu bercakap-cakap di malam hari (67)) yaitu mereka membanggakan diri di Baitullah seraya mengatakan,”Kami adalah yang mengurusnya sepanjang malam” Ibnu Abbas berkata”Mereka membangga-banggakan diri dan begadang di dalamnya, tidak memakmurkannya, dan mereka mengucapkan perkataan-perkataan yang keji di dalamnya. Di sini Ibnu Abu Hatim menjelaskan tentang kesimpulan dari pendapat ini

Sumber: https://tafsirweb.com/5959-surat-al-muminun-ayat-67.html

Informasi Tambahan

Juz

18

Halaman

346

Ruku

298

Apabila kamu membaca Al-Quran, hendaklah kamu meminta perlindungan kepada Allah dari syaitan yang terkutuk

Surah An-Nahl: 98

Adab Membaca Al-Quran

1. Suci dari Hadats

Pastikan dalam keadaan suci dari hadats besar dan kecil sebelum memegang dan membaca Al-Quran. Berwudhu terlebih dahulu merupakan salah satu bentuk penghormatan kepada kitab suci Al-Quran.

2. Niat yang Ikhlas

Membaca Al-Quran dengan niat mencari ridha Allah SWT, bukan untuk pamer atau mencari pujian. Niat yang ikhlas akan membawa keberkahan dalam membaca Al-Quran.

3. Menghadap Kiblat

Diutamakan menghadap kiblat saat membaca Al-Quran sebagai bentuk penghormatan dan mengikuti sunnah Rasulullah SAW. Posisi duduk yang sopan dan tenang juga dianjurkan.

4. Membaca Ta'awudz

Memulai dengan membaca ta'awudz dan basmalah sebelum membaca Al-Quran. Ta'awudz merupakan permintaan perlindungan kepada Allah dari godaan syaitan yang terkutuk.

5. Khusyuk dan Tenang

Membaca dengan tenang dan penuh penghayatan, memahami makna ayat yang dibaca. Tidak tergesa-gesa dan memperhatikan tajwid dengan baik.

6. Menjaga Kebersihan

Membaca Al-Quran di tempat yang bersih dan suci, serta menjaga kebersihan diri dan pakaian. Hindari membaca Al-Quran di tempat yang tidak pantas.

7. Memperindah Suara

Membaca Al-Quran dengan suara yang indah dan tartil, sesuai dengan kemampuan. Tidak perlu memaksakan diri, yang terpenting adalah membaca dengan benar sesuai tajwid.

Masukan & Feedback:info@finlup.id
© 2025 quran.finlup.id - All rights reserved