Kembali ke Surat Al-Mu'minun

المؤمنون (Al-Mu'minun)

Surat ke-23, Ayat ke-80

وَهُوَ الَّذِيْ يُحْيٖ وَيُمِيْتُ وَلَهُ اخْتِلَافُ الَّيْلِ وَالنَّهَارِۗ اَفَلَا تَعْقِلُوْنَ

Dan Dialah yang menghidupkan dan mematikan, dan Dialah yang (mengatur) pergantian malam dan siang. Tidakkah kamu mengerti?

📚 Tafsir Al-Muyassar

Dan Dia-lah satu-satuNya Dzat yang menghidupkan dari tidak ada dan mematikan setelah hidup, dan bagiNya (kekuasaan) mempergantikan malam dan siang dan membedakan waktu-waktu keduanya. Apakah kalian tidak memahami Kuasa dan keesaanNya?

Sumber: https://tafsirweb.com/5972-surat-al-muminun-ayat-80.html

📚 Tafsir as-Sa'di

80 “dan Dia-lah,” Allah yang Mahatinggi satu-satunya “yang menghidupkan dan mematikan,” maksudnya yang memegang kendali kehidupan dan kematian adalah Allah sendiri. “dan Dia-lah (yang mengatur) pertukaran malam dan siang,” maksudnya, (mengatur) urutan dan silih bergantinya siang dan malam. Kalau Allah menghendaki, untuk menjadikan siang hari kekal selama-lamanya, sesembahan mana selain Allah yang mendatangkan malam kepada kalian agar kalian bisa melepaskan kepenatan di dalamnya? Jika Allah berkehendak menjadikan malam kekal abadi, maka sesembahan mana selain Allah yang berkuasa mendatangkan sinar cahaya.

Maka tidaklah kalian memperhatikan? Diantara cermin rahmat Allah (kepada hambaNya) adalah Dia menjadikan malam dan siang, supaya kalian bisa beristirahat di dalamnya dan mencari kemurahan rizkiNya, agar kalian bersyukur. karena itu, disini Allah berfirman, ”maka apakah kamu tidak memahaminya,” sehingga kalian mengenal Dzat yang telah menganugerahi kalian kenikmatan-kenikmatan; pendengaran, penglihatan, dan hati, dan yang menyebarkan kalian di permukaan bumi sendieianNya, dan yang menghidupkan dan mematikan sendirianNYa dan yang mengendalikan malam dan siang.

Sesungguhnya itu semua mengikhlaskan kalian semua beribadah kepadaNya semata, tiada sekutu bagiNya, dan kalian meninggalkan peribadah obyek yang tidak dapat memberikan manfaat dan mendatangkan bahaya, serta tidak memegang wewenang apapun. Bahkan ia merupakan makhluk yang tidak memiliki daya dari segala segi, dan kalau memang kalian memiliki akal sehat, niscaya kalian tidak akan melakukannya.

Sumber: https://tafsirweb.com/5972-surat-al-muminun-ayat-80.html

📚 Tafsir Al-Wajiz

80. Dialah yang berkuasa menghidupkan dan mematikan. Dialah yang mengatur pertukaran malam dan siang, serta perbedaan gelap dan terang diantara keduanya, juga pengurangan maupun penambahan.

Maka apakah kamu tidak mengetahui penciptaan Allah itu dan juga tidak berusaha memahami kekuasaan-Nya?

Sumber: https://tafsirweb.com/5972-surat-al-muminun-ayat-80.html

📚 Tafsir Ibnu Katsir (Ringkas)

Ayat 76-83 Allah SWT berfirman: (Dan sesungguhnya Kami telah pernah menimpakan azab kepada mereka) yaitu Kami telah menguji mereka dengan berbagai macam musibah dan bencana (maka mereka tidak tunduk kepada Tuhan mereka, dan (juga) tidak memohon (kepada-Nya) dengan merendahkan diri) yaitu, maka hal itu tidak membuat mereka sadar dari kekafirannya dan pertentangan, bahkan mereka terus dalam kesesatan mereka. (maka mereka tidak tunduk) yaitu mereka tidak tunduk (dan (juga) tidak memohon (kepada-Nya) dengan merendahkan diri) yaitu tidak pernah berdoa, sebagaimana Allah SWT berfirman: (Tetapi mengapa mereka tidak memohon (kepada Allah) dengan kerendahan hati ketika siksaan Kami datang menimpa mereka? Bahkan hati mereka telah menjadi keras dan setan pun menjadikan terasa indah bagi mereka apa yang selalu mereka kerjakan (43)) (Al-An'am: 43). Diriwayatkan dari Ibnu Abbas, dia berkata bahwa Abu Sufyan datang kepada Rasulullah SAW, lalu berkata,"Wahai Muhammad, aku memohon kepadamu demi Allah dan demi persaudaraan, sesungguhnya kami telah memakan “Al-'alhaz” yitu bulu dan darah unta” Laly Allah SWT menurunkan firmanNya: (Dan sesungguhnya Kami telah pernah menimpakan azab kepada mereka, maka mereka tidak tunduk (76)).

Asalnya pada hadits shahih Bukhari Muslim, bahwa Rasulullah SAW pernah mendoakan kebinasaan kaum Quraisy ketika mereka membangkang yaitu bersabda,”Ya Allah, tolonglah aku dalam menghadapi mereka dengan (menimpakan) musim tujuh tahun paceklik seperti pacekliknya nabi Yusuf). Firman Allah: (Hingga apabila Kami bukakan untuk mereka suatu pintu yang ada azab yang amat sangat (di waktu itulah) tiba-tiba mereka menjadi putus asa (77)) yaitu manakala datang kepada mereka perintah Allah dan kiamat dengan tiba-tiba, sehingga azab azab Allah tanpa mereka duga-duga itu menimpa mereka, maka saat itu juga mereka merasa putus asa dari semua kebaikan dan putus asa dari semua keadaan yang mengenakkan, serta terputuslah semua cita-cita dan harapan mereka. Kemudian Allah menyebutkan nikmat-nikmatNya kepada para hambaNya, bahwa Dia telah menjadikan pendengaran, penglihatan, dan hati bagi mereka, yang mana itu merupakan akal dan pemahaman yang membuat mereka menyadari dan mengambil pelajaran dari semua yang ada di alam semesta berupa tanda-tanda yang menunjukkan kepada keesaan Allah, dan bahwa Dia adalah yang melakukan segala sesuatunya.sesuai dengan yang Dia kehendaki.

Firman Allah: (Amat sedikitlah kalian bersyukur) yaitu alangkah sedikitnya rasa syukur kalian kepada Allah atas semua nikmatNya kepada kalian. Sebagaimana firmanNya: (Dan sebagian besar manusia tidak akan beriman, walaupun kamu sangat menginginkannya (103)) (Surah Yusuf) Kemudian Allah SWT memberitahukan tentang kuasaNya Yang Maha ­besar dan Yang Maha perkasa terhadap makhlukNya, bahwa Dialah yang telah menciptakan mereka dan menyebarkan mereka ke segala penjuru dunia dengan berbagai jenis, bahasa, dan sifat-sifat mereka.

Kemudian pada hari kiamat Dia akan mengumpulkan orang-orang yang terdahulu dan orang-orang yang terakhir dari mereka di suatu tempat yang telah pada hari yang telah diketahui. Maka tidak ada seorang pun dari mereka yang tertinggal, baik yang kecil maupun besar, yang laki-laki maupun perempuan, yang terhormat maupun hina; melainkan dihidupkan kembali sebagaimana penciptaan awalnya. Oleh karena itu Allah berfirman: (Dan Dialah yang menghidupkan dan mematikan) yaitu menghidupkan kembali tulang belulang mereka yang telah hancur dan mematikan semua umat (dan Dialah yang (mengatur) pertukaran malam dan siang) yaitu berdasarkan perintahNya ditundukkan malam dan siang; masing-masing dari keduanya mengejar satu sama lain dengan cepat secara silih berganti, tidak berhenti dan terpisah oleh waktu pun yang menyela keduanya Sebagaimana firmanNya: (Tidaklah mungkin bagi matahari mendapatkan bulan dan malam pun tidak dapat mendahului siang, Masing-masing beredar pada garis edarnya (40) (Surah Yasin).

Firman Allah SWT: (Maka apakah kalian tidak memahaminya?) yaitu apakah kalian tidak memiliki akal yang menunjukkan kepada Tuhan Yang Maha Perkasa dan Maha Mengetahui yang mengalahkan segala sesuatu dan Maha Agung atas segala sesuatu, serta segala sesuatu tunduk kepadaNya? Kemudian Allah SWT berfirman, seraya memberitahukan tentang orang-orang yang ingkar kepada hari kebangkitan, yaitu orang-orang yang meniru sikap para pendahulu mereka yang mendustakan: (Sebenarnya mereka mengucapkan perkataan yang serupa dengan perkataan yang diucapkan oleh orang-orang terdahulu (81) Mereka berkata, "Apakah betul, apabila kami telah mati dan kami telah menjadi tanah dan tulang belulang, apakah sesungguhnya kami benar-benar akan dibangkitkan? (82)) yaitu mereka menganggap mustahil terjadi hari kebangkitan setelah tubuh mereka hancur. ("Sesungguhnya kami dan bapak-bapak kami telah diberi an­caman (dengan) ini dahulu, ini tidak lain hanyalah dongengan-dongengan orang-orang dahulu kala” (83)) yaitu, hari kebangkitan itu mustahil. Sesungguhnya orang yang memberitahunya dari kitab-kitab terdahulu dan pertentangan mereka.

Ini adalah pengingkaran dan pendustaan mereka sebagaimana pemberitahuan tentang mereka: (Apakah (akan dibangkitkan juga) apabila kami telah menjadi tulang belulang yang hancur lumat? (11) Mereka berkata, "Kalau demikian, itu adalah suatu pengembalian yang merugikan” (12) Sesungguhnya pengembalian itu hanyalah dengan satu kali tiupan saja (13) maka dengan serta merta mereka hidup kembali di permukaan bumi (14)) (Surah An-Nazi'at)

Sumber: https://tafsirweb.com/5972-surat-al-muminun-ayat-80.html

Informasi Tambahan

Juz

18

Halaman

347

Ruku

299

Apabila kamu membaca Al-Quran, hendaklah kamu meminta perlindungan kepada Allah dari syaitan yang terkutuk

Surah An-Nahl: 98

Adab Membaca Al-Quran

1. Suci dari Hadats

Pastikan dalam keadaan suci dari hadats besar dan kecil sebelum memegang dan membaca Al-Quran. Berwudhu terlebih dahulu merupakan salah satu bentuk penghormatan kepada kitab suci Al-Quran.

2. Niat yang Ikhlas

Membaca Al-Quran dengan niat mencari ridha Allah SWT, bukan untuk pamer atau mencari pujian. Niat yang ikhlas akan membawa keberkahan dalam membaca Al-Quran.

3. Menghadap Kiblat

Diutamakan menghadap kiblat saat membaca Al-Quran sebagai bentuk penghormatan dan mengikuti sunnah Rasulullah SAW. Posisi duduk yang sopan dan tenang juga dianjurkan.

4. Membaca Ta'awudz

Memulai dengan membaca ta'awudz dan basmalah sebelum membaca Al-Quran. Ta'awudz merupakan permintaan perlindungan kepada Allah dari godaan syaitan yang terkutuk.

5. Khusyuk dan Tenang

Membaca dengan tenang dan penuh penghayatan, memahami makna ayat yang dibaca. Tidak tergesa-gesa dan memperhatikan tajwid dengan baik.

6. Menjaga Kebersihan

Membaca Al-Quran di tempat yang bersih dan suci, serta menjaga kebersihan diri dan pakaian. Hindari membaca Al-Quran di tempat yang tidak pantas.

7. Memperindah Suara

Membaca Al-Quran dengan suara yang indah dan tartil, sesuai dengan kemampuan. Tidak perlu memaksakan diri, yang terpenting adalah membaca dengan benar sesuai tajwid.

Masukan & Feedback:info@finlup.id
© 2025 quran.finlup.id - All rights reserved