Kembali ke Surat Al-Mu'minun

المؤمنون (Al-Mu'minun)

Surat ke-23, Ayat ke-99

حَتّٰٓى اِذَا جَاۤءَ اَحَدَهُمُ الْمَوْتُ قَالَ رَبِّ ارْجِعُوْنِ ۙ

(Demikianlah keadaan orang-orang kafir itu), hingga apabila datang kematian kepada seseorang dari mereka, dia berkata, “Ya Tuhanku, kembalikanlah aku (ke dunia),

📚 Tafsir Al-Muyassar

Allah mengabarkan tentang keadaan orang yang sakaratul maut, baik dari orang-orang kafir atau orang-orang yang melalaikan perintah Allah, hingga apabila dia mendekati kematiannya, dan menyaksikan siksaan yang diancamkan kepadanya, dia berkata, “Wahai Tuhanku, kembalikanlah aku ke dunia,

Sumber: https://tafsirweb.com/5991-surat-al-muminun-ayat-99.html

📚 Tafsir as-Sa'di

99-100 Allah memberitahukan tentang kondisi orang-orang yang kedatangan ajalnya, dari kalangan orang-orang yang melalaikan kewajiban-kewajibannya (didunia ini) lagi berbuat aniaya, bahwa dia merasa menyesal, saat menyaksikan tempat kesudahannya, melihat keburukan amalan-amalannya, hingga dia pun meminta untuk balik kembali ke dunia. Tujuannya bukan untuk menikmati kenikmatannya dan memenuhi nafsu-nafsu keinginannya, akan tetapi, dia mengatakan, “Ya Rabbku kembalikanlah aku (kedunia), agar aku berbuat amal yang shalih terhadap yang telah aku tinggalkan,” yaitu amalan-amalan shalih yang kusepelekan di sisi Allah. “sekali-kali tidak,” tidak ada kesempatan untuk balik kembali dan tiada penundaan waktu (lagi). Allah sudah memutuskan bahwa mereka tidak akan kembali lagi kedunia. “sesungguhnya itu,” maksudnya ucapan yang berisi harapannya untuk kembali ke alam dunia “adalah perkataan yang diucapkan saja,” hanya sekedar lontaran dengan mulut saja, tidak memberikan manfaat bagi pengucapannya kecuali kesedihan dan penyeselan.

Begitu pula, dia sendiri sebenarnya tidak percaya pada pernyataannya. Sungguh, bila dia dikembalikan lagi ke kehidupan duniawi, niscaya dia pun kembali melanggar laranganNya. “Dan dihadapan mereka ada dinding sampai hari mereka dibangkitkan.” Maksudnya, di depan dan di hadapan mereka terdapat barzakh yaitu dinding penghalang untuk dua kehidupan; kehidupan dunia dan akhirat. Di barzakh ini (alam kubur), orang-orang yang taat (kepada Allah) akan menikmati keadaan yang nikmat.

Sedangkan orang-orang yang bermaksiat akan didera siksa sejak kematian mereka sampai hari mereka dibangkitkan. Maksudnya, hendaklah mereka mempersiapkan bekal dan mencari persiapan untuknya.

Sumber: https://tafsirweb.com/5991-surat-al-muminun-ayat-99.html

📚 Tafsir Al-Wajiz

99. Sehingga apabila kematian menghampiri seseorang dari mereka, dia berkata: "Ya Tuhanku kembalikanlah aku ke dunia, dimana dia tidak pernah melihat ketakutan sekarat dalam kematian. Irjiuniy dijamakkan, bukan irji’niy: sebagai isyarat pengulangan kalimat tentang dahsyatnya peringatan ini, atau untuk mengagungkan Allah.

Sumber: https://tafsirweb.com/5991-surat-al-muminun-ayat-99.html

📚 Tafsir Ibnu Katsir (Ringkas)

Ayat 99-100 Allah SWT memberitahukan tentang keadaan orang yang sedang menjelang kematian dari kalangan orang-orang kafir atau orang-orang yang melalaikan perintah Allah SWT. Diceritakan juga perkataan mereka saat itu dan permintaan mereka untuk kembali lagi ke dunia untuk memperbaiki apa yang telah dia rusak selama hidupnya. Oleh karena itu dia berkata: (Ya Tuhanku, kembalikanlah aku (ke dunia) (99) agar aku berbuat amal yang saleh terhadap yang telah aku tinggalkan.

Sekali-kali tidak) Sebagaimana ALlah SWT berfirman: (Dan infakkanlah sebagian dari apa yang telah Kami berikan kepadamu sebelum kematian datang kepada salah seorang di antara kamu; lalu dia berkata (menyesali), "Ya Tuhanku, sekiranya Engkau berkenan menunda (kematian)ku sedikit waktu lagi, maka aku dapat bersedekah dan aku akan termasuk orang-orang yang saleh." (10) Dan Allah tidak akan menunda (kematian) seseorang apabila waktu kematiannya telah datang. Dan Allah Mahateliti terhadap apa yang kamu kerjakan (11)) (Surah Al-Munafiqun) Allah SWT menyebutkan bahwa orang-orang kafir itu meminta untuk kembali ke dunia, tetapi permintaan mereka tidak diperkenankan saat menjelang kematian, pada hari kebangkitan, dan di waktu mereka dihadapkan di depan peradilan Dzat Yang Maha Perkasa, serta saat ditampilkan ke hadapan mereka neraka dan saat mereka mengalami siksaan neraka” Firman Allah di sini: (Sekali-kali tidak. Sesungguhnya itu adalah perkataan yang diucapkan saja) (Kalla) adalah huruf tolakan dan bantahan, yaitu,”Kami tidak memperkenankan permintaannya dan tidak menerimanya.” Firman Allah: (Sesungguhnya itu adalah perkataan yang diucapkan saja) Abdurrahman bin Zaid bin Aslam berkata bahwa kalimat tersebut pasti diucapkan oleh setiap orang zalim yang sedang menjelang kematiannya.

Bisa juga ditafsirkan bahwa itu adalah illat dari firmanNya, "Kalla” Karena permintaan kembali ke dunia untuk beramal shalih dari orang kafir itu hanya ucapan saja yang tidak disertai amal perbuatan. Seandainya dia dikembalikan ke dunia, maka dia tidak akan mengerjakan perbuatan shalih, dan dia pasti berdusta dengan apa yang dia ucapkan. Sebagaimana Allah berfirman: (Sekiranya mereka dikembalikan (ke dunia), tentulah mereka kembali kepada apa yang mereka telah dilarang menger­jakannya.

Dan sesungguhnya mereka itu adalah pendusta-pendusta belaka (Surah Al-An'am: 28) Diriwayatkan dari Abu Hurairah, dia berkata bahwa apabila orang kafir diletakkan di dalam kuburnya, maka dia melihat tempatnya di neraka, lalu dia berkata,"Ya Tuhanku, kembalikanlah aku ke dunia, maka aku akan bertaubat dan beramal shalih." Abu Hurairah berkata,”Lalu dikatakan kepadanya,"Sesungguhnya kamu telah diberi usia yang cukup" Maka disempitkanlah kuburnya dan menangkup menjadi satu, sedangkan dia seperti sekarat, semua serangga yang ada di dalam bumi, ular-ular dan kalajengking-kalajengkingnya mematukinya.

Dalam firman Allahn: (Dan di hadapan mereka ada dinding) ada ancaman bagi orang-orang zalim yang menjelang ajalnya, berupa azab di alam barzakh, sebagaimana Allah SWT berfirman: (Di hadapan mereka neraka Jahannam) (Surah Al-Jatsiyah: 10) dan (dan di hadapannya masih ada azab yang berat) (Surah Ibrahim: 17) Firman Allah: (sampai hari mereka dibangkitkan) yaitu azab itu terus-menerus sampai hari kebangkitan, sebagaimana disebutkan dalam hadits,”Maka dia terus-menerus disiksa di dalam kuburnya” yaitu di dalam tanah

Sumber: https://tafsirweb.com/5991-surat-al-muminun-ayat-99.html

Informasi Tambahan

Juz

18

Halaman

348

Ruku

300

Apabila kamu membaca Al-Quran, hendaklah kamu meminta perlindungan kepada Allah dari syaitan yang terkutuk

Surah An-Nahl: 98

Adab Membaca Al-Quran

1. Suci dari Hadats

Pastikan dalam keadaan suci dari hadats besar dan kecil sebelum memegang dan membaca Al-Quran. Berwudhu terlebih dahulu merupakan salah satu bentuk penghormatan kepada kitab suci Al-Quran.

2. Niat yang Ikhlas

Membaca Al-Quran dengan niat mencari ridha Allah SWT, bukan untuk pamer atau mencari pujian. Niat yang ikhlas akan membawa keberkahan dalam membaca Al-Quran.

3. Menghadap Kiblat

Diutamakan menghadap kiblat saat membaca Al-Quran sebagai bentuk penghormatan dan mengikuti sunnah Rasulullah SAW. Posisi duduk yang sopan dan tenang juga dianjurkan.

4. Membaca Ta'awudz

Memulai dengan membaca ta'awudz dan basmalah sebelum membaca Al-Quran. Ta'awudz merupakan permintaan perlindungan kepada Allah dari godaan syaitan yang terkutuk.

5. Khusyuk dan Tenang

Membaca dengan tenang dan penuh penghayatan, memahami makna ayat yang dibaca. Tidak tergesa-gesa dan memperhatikan tajwid dengan baik.

6. Menjaga Kebersihan

Membaca Al-Quran di tempat yang bersih dan suci, serta menjaga kebersihan diri dan pakaian. Hindari membaca Al-Quran di tempat yang tidak pantas.

7. Memperindah Suara

Membaca Al-Quran dengan suara yang indah dan tartil, sesuai dengan kemampuan. Tidak perlu memaksakan diri, yang terpenting adalah membaca dengan benar sesuai tajwid.

Masukan & Feedback:info@finlup.id
© 2025 quran.finlup.id - All rights reserved