Kembali ke Surat Al-Mu'minun

المؤمنون (Al-Mu'minun)

Surat ke-23, Ayat ke-110

فَاتَّخَذْتُمُوْهُمْ سِخْرِيًّا حَتّٰٓى اَنْسَوْكُمْ ذِكْرِيْ وَكُنْتُمْ مِّنْهُمْ تَضْحَكُوْنَ

Lalu kamu jadikan mereka buah ejekan, sehingga kamu lupa mengingat Aku, dan kamu (selalu) menertawakan mereka,

📚 Tafsir Al-Muyassar

Kemudian kalian larut dalam menghina mereka sampai kalian lupa mengingat Allah, dan kemudian kalian tetap bertahan dalam pendustaan kalian, sedang kalian menertawakan mereka sebagai olok-olokan dan penghinaan.

Sumber: https://tafsirweb.com/6002-surat-al-muminun-ayat-110.html

📚 Tafsir as-Sa'di

110 “lalu kami menjadikan mereka,” wahai orang-orang kafir yang nista lagi kerdil akal-akal dan pikiran-pikirannya “buah ejekan,” kalian mengejek dan mengolok-olok mereka hingga kalian sibuk dengan ucapan-ucapan yang tolol. “sehingga (kesibukan) kamu mengejek mereka, menjadikan kamu lupa mengingat Aku,” inilah faktor penyebab mereka lupa mengingat Allah; yaitu kesibukan mereka melancarkan olokan kepada orang-orang baik itu, sebagaimana halnya kelalaian mereka dari mengingat Allah memicu mereka untuk melontarkan ejekan. Masing-masing kejadian ini saling mendukung. Apakah ada sikap kesembronoan yang lebih fatal dari ini?

Sumber: https://tafsirweb.com/6002-surat-al-muminun-ayat-110.html

📚 Tafsir Al-Wajiz

110. Lalu kamu menjadikan mereka buah ejekan, sehingga kesibukan kamu mengejek mereka itu menjadikan kalian lupa mengingat Allah, adapun kalian selalu mentertawakan mereka. Kalian mentertawakan mereka di dunia, mereka adalah Bilal, Suhaib, Ammar dan Salman

Sumber: https://tafsirweb.com/6002-surat-al-muminun-ayat-110.html

📚 Tafsir Ibnu Katsir (Ringkas)

Ayat 108-111 Ini adalah jawaban Allah SWT kepada orang-orang kafir saat mereka meminta ketika dikeluarkan dari neraka dan dikembalikan ke dunia. Allah SWT berfirman: (Tinggallah dengan hina di dalamnya) yaitu menetaplah di dalam neraka dalam keadaan hina dan direndahkan (dan janganlah kalian berbicara dengan Aku) yaitu, janganlah kalian mengulangi permintaan kalian ini, karena sesungguhnya kalian tidak akan dikabulkan olehKu. Al-Aufi meriwayatkan dari Ibnu Abbas tentang firmanNya: (Tinggallah dengan hina di dalamnya, dan janganlah kalian berbicara dengan Aku) Ini adalah jawaban Tuhan Yang Maha Penyayang ketika mereka tidak diperkenankan dan berbicara denganNya.

Abdullah bin Mas'ud berkata,"Apabila Allah SWT menghendaki untuk tidak mengeluarkan seseorang pun dari neraka Jahannam, maka Allah mengubah wajah dan warna tubuh mereka, kemudian didatangkan seseorang laki-laki dari kalangan orang-orang mukmin. Orang itu memohon memberi syafaat. Dan berkata,”Ya Tuhanku” Maka Allah SWT berfirman,”Barang siapa yang mengetahui seseorang , maka dia dapat mengeluarkannya” Kemudian lelaki mukmin itu didatangkan ke neraka dan melihat-lihat neraka, dan tidak mengenal seorang pun, padahal ada seseorang dari yang menyerunya, “Wahai Fulan, aku adalah Fulan” Lalu orang itu menjawab,”Saya tidak mengenalmu" dia berkata bahwa pada saat itu orang-orang itu berkata: (Ya Tuhan kami, keluarkanlah kami darinya (dan kembalikanlah kami ke dunia).

Maka jika kami kembali (juga kepada kekafiran), sesungguh­nya kami adalah orang-orang yang zalim (107)) Maka pada saat itu Allah SWT berfirman: (Tinggallah dengan hina di dalamnya, dan janganlah kalian berbicara dengan Aku) Ketika dikatakan demikian, maka pintu neraka ditutup menyekap mereka semuanya, tidak ada seorang pun di antara mereka yang dikeluarkan. Kemudian Allah SWT mengingatkan mereka atas dosa-dosa di dunia, dan ejekan-ejekan mereka terhadap hamba-hambaNya yang beriman dan kekasih-kekasihNya. Lalu Allah SWT berfirman: (Sesungguhnya ada segolongan dari hamba-hamba-Ku berdoa (di dunia), "Ya Tuhan kami, kami telah beriman, maka ampunilah kami dan berilah kami rahmat dan Engkau adalah Pemberi rahmat yang paling baik (109) Lalu kalian menjadikan mereka buah ejekan) yaitu kalian mengejek doa dan sanjungan mereka kepadaKu: (sehingga (kesibukan) kalian mengejek mereka menjadikan kalian lupa mengingat Aku) yaitu, kebencian kalian kepada hamba-hambaKu yang beriman membuat kalian lupa akan mengingatKu (dan kalian selalu menertawakan mereka) yaitu perbuatan dan ibadah mereka, sebagaimana Allah SWT berfirman: (Sesungguhnya orang-orang yang berdosa adalah mereka dahulu menertawakan orang-orang yang beriman (29) Dan apabila orang-orang yang beriman itu lewat di hadapan mereka, mereka saling mengedip-ngedipkan matanya (di antara sesama mereka) (30)) (Surah Al-Muthaffifin) yaitu mencela mereka.

Kemudian Allah SWT memberitahukan tentang apa yang Dia balas kepada kekasih-kekasihNya dan hamba-hambaNya yang shalih. Jadi Allah SWT berfirman: (Sesungguhnya Aku memberi balasan kepada mereka di hari ini, karena kesabaran mereka) dalam menghadapi gangguan dan ejekan kalian terhadap mereka (sesungguhnya mereka itulah orang-orang yang menang) yaitu kebahagiaan, kesejahteraan, surga, dan selamat dari neraka. Kami memohon perlindungan kepada Allah SWT dari itu

Sumber: https://tafsirweb.com/6002-surat-al-muminun-ayat-110.html

Informasi Tambahan

Juz

18

Halaman

349

Ruku

300

Apabila kamu membaca Al-Quran, hendaklah kamu meminta perlindungan kepada Allah dari syaitan yang terkutuk

Surah An-Nahl: 98

Adab Membaca Al-Quran

1. Suci dari Hadats

Pastikan dalam keadaan suci dari hadats besar dan kecil sebelum memegang dan membaca Al-Quran. Berwudhu terlebih dahulu merupakan salah satu bentuk penghormatan kepada kitab suci Al-Quran.

2. Niat yang Ikhlas

Membaca Al-Quran dengan niat mencari ridha Allah SWT, bukan untuk pamer atau mencari pujian. Niat yang ikhlas akan membawa keberkahan dalam membaca Al-Quran.

3. Menghadap Kiblat

Diutamakan menghadap kiblat saat membaca Al-Quran sebagai bentuk penghormatan dan mengikuti sunnah Rasulullah SAW. Posisi duduk yang sopan dan tenang juga dianjurkan.

4. Membaca Ta'awudz

Memulai dengan membaca ta'awudz dan basmalah sebelum membaca Al-Quran. Ta'awudz merupakan permintaan perlindungan kepada Allah dari godaan syaitan yang terkutuk.

5. Khusyuk dan Tenang

Membaca dengan tenang dan penuh penghayatan, memahami makna ayat yang dibaca. Tidak tergesa-gesa dan memperhatikan tajwid dengan baik.

6. Menjaga Kebersihan

Membaca Al-Quran di tempat yang bersih dan suci, serta menjaga kebersihan diri dan pakaian. Hindari membaca Al-Quran di tempat yang tidak pantas.

7. Memperindah Suara

Membaca Al-Quran dengan suara yang indah dan tartil, sesuai dengan kemampuan. Tidak perlu memaksakan diri, yang terpenting adalah membaca dengan benar sesuai tajwid.

Masukan & Feedback:info@finlup.id
© 2025 quran.finlup.id - All rights reserved