Kembali ke Surat An-Nur

النّور (An-Nur)

Surat ke-24, Ayat ke-1

سُوْرَةٌ اَنْزَلْنٰهَا وَفَرَضْنٰهَا وَاَنْزَلْنَا فِيْهَآ اٰيٰتٍۢ بَيِّنٰتٍ لَّعَلَّكُمْ تَذَكَّرُوْنَ

(Inilah) suatu surah yang Kami turunkan dan Kami wajibkan (menjalankan hukum-hukum)nya, dan Kami turunkan di dalamnya tanda-tanda (kebesaran Allah) yang jelas, agar kamu ingat.

📚 Tafsir Al-Muyassar

Ini adalah surat agung dari al-Qur’an yang Kami turunkan dan Kami mewajibkan mengamalkan hokum-hukumnya, dan Kami menurunkan di dalamnya petunjuk-petunjuk yang nyata, supaya kalian (wahai kaum Mukminin) mengingat ayat-ayat yang nyata ini dan kemudian melaksanakannya.

Sumber: https://tafsirweb.com/6129-surat-an-nur-ayat-1.html

📚 Tafsir as-Sa'di

1. Maksudnya, ini “satu surat” yang sangat besar keagungannya. "Kami turunkan,” sebagai rahmat dari kami segenap hamba, dan kami pelihara dari (campur tangan) semua setan. “dan kami wajibkan (menjalankan hukum-hukum yang ada di dalam) nya,” maksudnya kami telah menentukan kadar ukuran dalam hal hukuman-hukuman pidana, persaksian dan lainnya. “dan kami turunkan di dalamnya ayat-ayat yang jelas” yakni hukum-hukum yang jelas, untaian perintah dan larangan serta hikmah-hikmah yang agung. “agar kamu selalu mengingatinya,” tatkala kami menerangkannya kepada kalian dan mengajarkan kepada kalian hal-hal yang belum kalian mengerti.

Sumber: https://tafsirweb.com/6129-surat-an-nur-ayat-1.html

📚 Tafsir Al-Wajiz

Keutamaan: Mujahid menyebutkan bahwa rasulullah SAW bersabda: Ajarkanlah kepada putera-putera kalian surah Al-maidah, dan kepada puteri-puteri kalian surah Annur. Adapun Umar radliyallahu anhu menulis untuk sebagian gubernurnya: Ajarkanlah surah Annisa, surah Al ahzab dan surah Annur. 1. Surah ini adalah satu surah yang Kami turunkan kepada Rasul.

Kami turunkan dalam surah ini berbagai ayat yang jelas. Pengulangan kata anzalna adalah untuk menambah penjagaan atas turunnya surah ini. agar kamu selalu mengingat dan mengambil pelajaran darinya sehingga kalian mengamalkan isinya.

Sumber: https://tafsirweb.com/6129-surat-an-nur-ayat-1.html

📚 Tafsir Ibnu Katsir (Ringkas)

Ayat 1-2 Allah SWT berfirman bahwa ini adalah (suatu surah yang Kami turunkan) mengandung pengertian yang mengisyaratkan perhatian kepada surah ini, tetapi tidak mengesampingkan surah lainnya “dan Kami wajibkan kepadanya” Mujahid dan Qatadah berkata,”Kami telah menjelaskan halal, haram, perintah, larangan, dan batasan-batasan hukum. Imam Bukhari berkata bahwa orang yang membacanya (Wa Faradnaha) yaitu,”Kami wajibkan hukum-hukum kepada kalian, dan kepada orang-orang yang sesudah kalian” (dan Kami turunkan di dalamnya ayat-ayat yang jelas) yaitu ayat-ayat yang jelas dan gamblang (agar kalian selalu mengingatnya) Kemudian Allah SWT berfirman: (Perempuan yang berzina dan laki-laki yang berzina, maka pukullah tiap-tiap seorang dari keduanya seratus kali) Yakni ayat yang mulia ini mengandung hukum had bagi orang yang berzina. Para ulama memiliki pembahasan yang rinci dan segala perbedaan pendapat.

Akan tetapi pezina itu adakalanya seorang yang perawan, yaitu belum pernah menikah atau muhshan yaitu orang yang sudah melakukan hubungan badan melalui pernikahan yang sah dan dia adalah seorang yang merdeka, baligh, dan berakal sehat. Adapun orang yang belum pernah menikah, maka hukuman hadnya seratus kali deraan, sebagaimana di ayat ini. Dan ditambahkan dengan dibuang selama satu tahun di tempat yang jauh dari negerinya, menurut pendapat mayoritas ulama, berbeda dengan pendapat Imam Abu Hanifah, bahwa hukuman pengasingan ini diserahkan kepada imam. yaitu, jika imam berkehendak maka bisa mengasingkannya dan jika berkehendak dia bisa tidak mengasingkannya.

Firman Allah SWT: (dan janganlah belas kasihan kepada keduanya mencegah kalian untuk (menjalankan) agama Allah) yaitu menjalankan hukum Allah. yaitu, janganlah mengasihi keduanya dalam menjalankan syariat Allah. Hal yang dilarang bukanlah belas kasihan saat menimpa­kan hukuman had. melainkan belas kasihan yang mendorong hakim untuk membatalkan hukuman had. Maka hal itu tidak diperbolehkan.

Mujahid berkata tentang firmanNya: (dan janganlah belas kasihan kepada keduanya mencegah kalian untuk (menjalankan) agama Allah2) yaitu untuk menjalankan hukuman had ketika kasusnya telah dilaporkan kepada penguasa, maka hukuman harus dijalankan dan tidak boleh diabaikan. Dikatakan bahwa makna (dan janganlah belas kasihan kepada keduanya mencegah kalian untuk (menjalankan) agama Allah) yaitu, janganlah menegakkan hukuman had sebagaimana melakukan pukulan yang keras untuk mencegah perbuatan dosa. Dan maknanya bukanlah melakukan pukulan yang membuat yang dihukum terluka berat.

Amir Asy-Sya'bi berkata tentang firmanNya: (dan janganlah belas kasihan kepada keduanya mencegah kalian untuk (menjalankan) agama Allah) yaitu belas kasihan untuk melakukan pukulan yang keras. ‘Atha’ berkata bahwa pukulan itu adalah pukulan yang tidak melukai Firman Allah: (jika kalian beriman kepada Allah dan hari akhirat) yaitu lakukan dan tegakkanlah hukuman-hukuman had terhadap orang-orang yang berzina, dan pukullah mereka dengan keras, tetapi tidak dengan pukulan yang membuat mereka lumpuh. yaitu agar dia dan orang lain yang hendak melakukan perbuatan seperti itu jera. Firman Allah: (dan hendaklah (pelaksanaan) hukuman mereka disaksikan oleh sekumpulan dari orang-orang yang beriman) Hal ini merupakan pembalasan bagi pezina jika keduanya didera di hadapan orang banyak. Hal itu lebih keras pengaruhnya terhadap keduanya agar keduanya benar-benar jera.

Sesungguhnya hal itu adalah kecaman dan cemoohan terhadap orang yang dihukum, jika banyak orang menyaksikan hukuman­nya. Hasan Al-Bashri berkata tentang firmanNya: ()dan hendaklah (pelaksanaan) hukuman mereka disaksikan oleh sekumpulan dari orang-orang yang beriman) yaitu secara terang-terangan. Ali bin Abi Thalhah meriwayatkan dari Ibnu Abbas tentang firmanNya: (dan hendaklah (pelaksanaan) hukuman mereka disaksikan oleh sekumpulan dari orang-orang yang beriman) Kata “Ath-Thaifah” adalah satu orang laki-laki dan lebih dari itu.

Sumber: https://tafsirweb.com/6129-surat-an-nur-ayat-1.html

Informasi Tambahan

Juz

18

Halaman

350

Ruku

301

Apabila kamu membaca Al-Quran, hendaklah kamu meminta perlindungan kepada Allah dari syaitan yang terkutuk

Surah An-Nahl: 98

Adab Membaca Al-Quran

1. Suci dari Hadats

Pastikan dalam keadaan suci dari hadats besar dan kecil sebelum memegang dan membaca Al-Quran. Berwudhu terlebih dahulu merupakan salah satu bentuk penghormatan kepada kitab suci Al-Quran.

2. Niat yang Ikhlas

Membaca Al-Quran dengan niat mencari ridha Allah SWT, bukan untuk pamer atau mencari pujian. Niat yang ikhlas akan membawa keberkahan dalam membaca Al-Quran.

3. Menghadap Kiblat

Diutamakan menghadap kiblat saat membaca Al-Quran sebagai bentuk penghormatan dan mengikuti sunnah Rasulullah SAW. Posisi duduk yang sopan dan tenang juga dianjurkan.

4. Membaca Ta'awudz

Memulai dengan membaca ta'awudz dan basmalah sebelum membaca Al-Quran. Ta'awudz merupakan permintaan perlindungan kepada Allah dari godaan syaitan yang terkutuk.

5. Khusyuk dan Tenang

Membaca dengan tenang dan penuh penghayatan, memahami makna ayat yang dibaca. Tidak tergesa-gesa dan memperhatikan tajwid dengan baik.

6. Menjaga Kebersihan

Membaca Al-Quran di tempat yang bersih dan suci, serta menjaga kebersihan diri dan pakaian. Hindari membaca Al-Quran di tempat yang tidak pantas.

7. Memperindah Suara

Membaca Al-Quran dengan suara yang indah dan tartil, sesuai dengan kemampuan. Tidak perlu memaksakan diri, yang terpenting adalah membaca dengan benar sesuai tajwid.

Masukan & Feedback:info@finlup.id
© 2025 quran.finlup.id - All rights reserved