النّور (An-Nur)
Surat ke-24, Ayat ke-21
۞ يٰٓاَيُّهَا الَّذِيْنَ اٰمَنُوْا لَا تَتَّبِعُوْا خُطُوٰتِ الشَّيْطٰنِۗ وَمَنْ يَّتَّبِعْ خُطُوٰتِ الشَّيْطٰنِ فَاِنَّهٗ يَأْمُرُ بِالْفَحْشَاۤءِ وَالْمُنْكَرِۗ وَلَوْلَا فَضْلُ اللّٰهِ عَلَيْكُمْ وَرَحْمَتُهٗ مَا زَكٰى مِنْكُمْ مِّنْ اَحَدٍ اَبَدًاۙ وَّلٰكِنَّ اللّٰهَ يُزَكِّيْ مَنْ يَّشَاۤءُۗ وَاللّٰهُ سَمِيْعٌ عَلِيْمٌ
Wahai orang-orang yang beriman! Janganlah kamu mengikuti langkah-langkah setan. Barangsiapa mengikuti langkah-langkah setan, maka sesungguhnya dia (setan) menyuruh mengerjakan perbuatan yang keji dan mungkar. Kalau bukan karena karunia Allah dan rahmat-Nya kepadamu, niscaya tidak seorang pun di antara kamu bersih (dari perbuatan keji dan mungkar itu) selama-lamanya, tetapi Allah membersihkan siapa yang Dia kehendaki. Dan Allah Maha Mendengar, Maha Mengetahui.
📚 Tafsir Al-Muyassar
Wahai orang-orang yang beriman kepada Allah dan RasulNya serta melaksanakan syariatNya, janganlah kalian menapaki jalan-jalan setan. Dan barangsiapa menapaki jalan-jalan setan, maka sesungguhnya setan itu memerintahkannya melakukan perbuatan-perbuatan buruk dan perbuatan-perbuatan munkar. Dan sekiranya bukan karena karunia Allah pada kaum Mukminin dan rahmatNya pada mereka, niscaya tidak ada seorang pun dari mereka yang suci dari kotoran dosa selamanya.
Akan tetapi, Allah dengan karuniaNya, menyucikan siapa saja yang Dia kehendaki. Dan Allah Maha Mendengar ucapan-ucapan kalian, lagi Maha Mengetahui niat-niat dan perbuatan-perbuatan kalian.
Sumber: https://tafsirweb.com/6149-surat-an-nur-ayat-21.html
📚 Tafsir as-Sa'di
21 Setelah melarang dosa ini secara khusus, Allah juga melarang (kalian) dari dosa secara umum. Dia berfirman, ”hai orang-orang yang beriman, janganlah kamu mengikuti langkah-langkah setan,” maksudnya, jalan-jalan dan godaan-godaannya. Langkah-langkah setan ini mencakup seluruh perbuatan maksiat yang berhubungan dengan hati, lisan, dan badan.
Diantara hikmah Allah, dalam menerangkan hukum ini –yakni larangan untuk mengikuti langkah-langkah setan adalah, penjelasan mengenai kejelekan yang ditimbulkan dan motivator untuk meninggalkan larangan itu. Allah berfirman, “barangsiapa yang mengikuti langakah-langkah setan, maka sesungguhnya dia,” yaitu setan “menyuruh mengerjakan perbuatan yang keji,” yaitu segala perbuatan yang dianggap jelek oleh akal dan syariat berupa dosa-dosa besar disertai adanya kecondongan hati kepadanya “dan yang mungkar” yaitu segala yang diingkari oleh akal dan tidak dikenal (sebagai perbuatan baik).
Jadi, perbuatn-perbuatan maksiat yang merupakan langkah-langkah setan, tidak keluar dari bingkai ini. Maka Allah melarang hambaNya dari hal tersebut sebagai wujud kenikmatanNYa atas mereka, supaya bersyukur dan mengingatNya. Karena yang demikian merupakan tameng penjaga bagi mereka dari noda, kenistaan, dan kejelekan-kejelekan mereka.
Dan termasuk dari kebaikan Allah atas mereka, adalah melarang mereka dari semua itu sebagaimana Allah melarang mereka dari (mkaan) racun-racun pembunuh dan semacamnya. “sekiranya tidaklah karena karunia Allah dan rahmatNya kepada kamu sekalian, niscaya tidak seorangpun dari kamu bersih (dari perbuatan-perbuatan keji dan mungkar itu) selama-lamanya.” Maksudnya, tidak ada seorangpun yang bersih (selamat) dari mengikuti langkah-langkah setan. Karena setan bersama tentaranya itu akan selalu berupaya untuk menyeru kepadanya dan memolesnya menjadi indah. Sementara itu, jiwa selalu cenderung kepada keburukan dan menyeru kepadanya.
Kekurangan terus menguasai diri seorang hamba dari segala penjuru, sementara iman tidak kuat. Bila ia dibiarkan terpengaruh oleh faktor-faktor itu, niscaya tidak ada seorangpun yang suci dengan membersihkan diri dari dosa-dosa dan kejelekan-kejelekanya serta (tidak mmapu) meningkatkan amal kebaikannya. Sesungguhnya penyucian diri itu memuat unsur pembersihan dan peningkatan diri.
Akan tetapi, karunia dan rahmatNyalah yang menjadikan seseorang menyucukan dirinya. Termasuk doa nabi, “ya Allah berikanlah pada diriku ketakwaan, dan sucikanlah ia karena Engkaulah sebaik-baik yang menyucikannya. Engkau adalah penolong dan penguasanya.” Oleh karena itu, Allah berfirman, “tetapi Allah membersihkan siapa yang dikehendakiNya,” yaitu orang yang Allah ketahui akan membersihkan diri dengan menyucikan jiwanya.
Oleh sebab itu, Allah berfirman,” dan Allah Mhaamendengar lagi Maha Mengetahui.”
Sumber: https://tafsirweb.com/6149-surat-an-nur-ayat-21.html
📚 Tafsir Al-Wajiz
21. Wahai orang-orang yang beriman janganlah kalian mengikuti langkah setan yang selalu membujuk kalian agar mengikutinya, seperti menyebarluaskan aib. Maka barangsiapa mengikuti langkah setan maka sesungguhnya setan menyuruh untuk mengerjakan sesuatu yang bisa memperbesar keburukannya berupa dosa (perbuatan keji) dengan menginkari syariat (berbuat mungkar), mengikutinya (setan), menaatinya dan selalu memberatkan hati kepadanya.
Kalau bukan karena adanya keutamaan dan rahmat Allah untuk kalian dengan menerima taubat yang dapat menghapus dosa, niscaya tidak ada satupun yang bisa suci dari kotornya dosa. Namun Allah membersihkan dosa orang yang dikehendaki dengan menerima taubatnya. Allah itu Maha Mendengar ucapan mereka dan Maha Mengetahui niat dan segala pengetahuan tentang mereka
Sumber: https://tafsirweb.com/6149-surat-an-nur-ayat-21.html
📚 Tafsir Ibnu Katsir (Ringkas)
Ayat 20-21 Allah SWT berfirman: (Dan sekiranya tidaklah karena karunia Allah dan rahmat-Nya kepada kalian semua, dan Allah Maha Penyantun dan Maha Penyayang (20)) jika tidak demikian maka akan terjadi hal lain. Tetapi Allah SWT Maha Pengasih dan Maha Penyayang kepada hamba-hambaNya, maka Dia menerima taubat orang yang mau bertaubat kepadaNya dari berita bohong, dan menyucikan orang yang disucikan dari mereka melalui hukuman had yang ditegakkan terhadap mereka. Kemudian Allah SWT berfirman: (Hai orang-orang yang beriman, janganlah kalian mengikuti langkah-langkah setan) yaitu jalan-jalan, dan apa yang diperintahkan olehnya (Barang siapa yang mengikuti langkah-langkah setan, maka sesungguhnya setan itu menyuruh mengerjakan perbuatan yang keji dan yang mungkar) menjauhkan dan mewaspadai hal itu dengan ungkapan yang paling jelas dan paling baik.
Ali bin Abi Thalhah meriwayatkan dari Ibnu Abbas tentang firmanNya: (langkah-langkah setan) yaitu amal perbuatannya. Ikrimah berkata bahwa maknannya adalah bisikan setan. Qatadah setiap perbuatan maksiat termasuk langkah-langkah setan.
Kemudian Allah SWT berfirman: (Seandainya tidaklah karena Karunia Allah dan rahmatNya kepada kamu sekalian, niscaya tidak seorang pun dari kalian bersih (dari perbuatan-perbuatan keji dan mungkar itu) selama-lamanya) yaitu, seandainya Allah tidak memberikan petunjuk kepada siapa yang Dia kehendaki untuk bertaubat dan kembali kepadaNya, serta membersihkan diri dari keburukan, kekotoran, dan semua akhlak yang rendah, yang masing-masing orang disesuaikan dengan keadaannya, maka pasti tidak akan ada seorang pun yang bersih dan mendapatkan kebaikan (tetapi Allah membersihkan siapa yang dikehendakiNya) yaitu dari kalangan makhlukNya dan menyesatkan siapa saja yang Dia kehendaki, lalu menjerumuskannya ke dalam kesesatan yang membinasakan. Firman Allah: (Dan Allah Maha Mendengar) yaitu Maha Mendengar semua ucapan hamba-hambaNya (lagi Maha Mengetahui) siapa di antara mereka yang layak mendapatkan petunjuk dan kesesatan
Sumber: https://tafsirweb.com/6149-surat-an-nur-ayat-21.html
Informasi Tambahan
Juz
18
Halaman
352
Ruku
303