Kembali ke Surat An-Nur

النّور (An-Nur)

Surat ke-24, Ayat ke-30

قُلْ لِّلْمُؤْمِنِيْنَ يَغُضُّوْا مِنْ اَبْصَارِهِمْ وَيَحْفَظُوْا فُرُوْجَهُمْۗ ذٰلِكَ اَزْكٰى لَهُمْۗ اِنَّ اللّٰهَ خَبِيْرٌۢ بِمَا يَصْنَعُوْنَ

Katakanlah kepada laki-laki yang beriman, agar mereka menjaga pandangannya, dan memelihara kemaluannya; yang demikian itu, lebih suci bagi mereka. Sungguh, Allah Maha Mengetahui apa yang mereka perbuat.

📚 Tafsir Al-Muyassar

Katakanlah wahai Nabi, kepada laki-laki Mukmin agar mereka menundukkan pandangan-pandangan mereka dari wanita-wanita dan aurat-aurat yang tidak halal bagi mereka, memelihara kemaluan mereka dari perkara yang diharamkan Allah, seperti zina, homoseksual dan membuka aurat serta perkara terlarang lainnya. Yang demikian itu lebih suci bagi mereka. Sesungguhnya Allah Maha Mengetahui apa yang mereka perbuat terkait perkara yang Allah perintahkan kepada mereka dan perkara yang Allah melarang mereka darinya.

Sumber: https://tafsirweb.com/6158-surat-an-nur-ayat-30.html

📚 Tafsir as-Sa'di

30 maksudnya, berilah pengarahan dan katakan kepada kaum Mukminin, yang masih mempunyai keimanan yang dapat mencegah mereka terjerumus dalam perbuatan yang menodai keimanan mereka, “hendaklah mereka menahan pandangannya,” dari melihat aurat-aurat (hal-hal yang tak pantas dilihat) dan wanita-wanita asing (yang bukan mahram) dan anak-anak kecil yang rupawan, yang ditakutkan terjadi fitnah bila melihatnya, atau (menahan) dari melihat perhiasan dunia yang dapat memperdayai dan menjerumuskan pada perkara yang diharamkan “dan memelihara kemaluannya,” dari perbuatan jimak yang haram, baik lewat jalan depan (qubul) ataupun jalan belakang (dubur) atau selainnya, dan usaha untuk memegang dan melihat kepadanya (kemaluan). “yang demikian itu,” yaitu menjaga pandangan dan kemaluan “adalah lebih suci bagi mereka,” lebih suci, lebih baik serta lebih meningkatkan amal-amal mereka. Karena sesungguhnya orang yang menjaga kemaluan dan pandangannya, akan tersucikan dari kejelekan yang mengotori para pelaku kemaksiatan, amalan-amalan mereka menjadi bersih lantaran telah meninggalkan sesuatu yang haram, yang disukai oleh hawa nafsu secara bawaan dan mengajak kesana. Barangsiapa yang meninggalkan suatu kejelekan karena Allah, niscaya Allah akan memberikan ganti baginya dengan sesuatu yang lebih baik darinya.

Barangsiapa yang menjaga pandangannya dari perkara haram, maka Allah akan menyinari mata hatinya. Dan lantaran seorang hamba jika dia berhasil menjaga kemaluan dan pandangannya dari perkara haram dan pencetus rangsangan syahwat, maka penjagaan terhadap perkara lainnya, akan lebih maksimal. Karenanya, Allah menyebutnya dengan istilah hifzh (penjagaan).

Sesuatu yang terjaga, jika pemiliknya tidak serius dalam mengawasinya dan menjaganya, dan menempuh usaha-usaha yang akan membantu pemeliharaannya, maka tidak akan dapat terpelihara. Begitu pula pandangan dan kemaluannya, bila tidak ada usaha dari seorang hamba untuk menjaga keduanya, maka akan menjatuhkan dirinya kepada malapetaka dan musibah. Perhatikanlah, bagaimana Allah memerintahkan penjagaan kemaluan secara mutlak, karena ia tidak boleh (ditelantarkan) dalam keadaan apapun.

Sementara itu, berkaitan dengan pandangan, Allah berfirman, ”hendaklah mereka menahan sebagian pandangannya,” Allah menggunakan kata yang menunjukan arti sebagian, karena dalam keadaan tertentu diperbolehkan untuk melihat (sesuatu yang diharamkan) untuk suatu kebutuhan, seperti melihatnya ketika menjadi saksi, orang yang mengoperasi, peminang dan lain sebagainya.

Kemudian Allah mengingatkan mereka tentang ilmuNya terhadap amal-amal mereka, supaya mereka berusaha secara maksimal dalam menjaga diri mereka dari hal-hal yang diharamkan.

Sumber: https://tafsirweb.com/6158-surat-an-nur-ayat-30.html

📚 Tafsir Al-Wajiz

30. Wahai Nabi, Katakanlah kepada orang-orang mukmin: “Tahanlah pandangan kalian dari sesuatu yang tidak dihalalkan untuk dipandang (Menahan pandangan adalah menundukkan sebagian pandangan yaitu menahan pandangan untuk menutup keinginan berzina) dan jagalah farji kalian dari sesuatu yang tidak halal bagi kalian. Menahan pandangan dan menjaga farji itu lebih baik baik bagi diri kalian daripada terlibat dalam sesuatu yang haram.

Sesungguhnya Allah Maha Memberi Kabar tentang apa yang kalian perbuat berupa menahan pandangan dan menjaga farji.” Ini adalah peringatan bagi orang yang melanggar hal tersebut. Ayat ini diturunkan untuk seorang laki-laki yang berjalan di salah satu jalan Madinah, lalu dia saling bertukar pandang dengan wanita dan melanjutkan hal itu sampai dia menabrak tembok sehingga merusak hidungnya. Lalu dia mengabarkan hal ini kepada Nabi SAW tentang hal itu.

Kemudian Nabi bersabda kepadanya: “Ini adalah akibat dari dosamu” Lalu Allah menurunkan ayat ini.

Sumber: https://tafsirweb.com/6158-surat-an-nur-ayat-30.html

📚 Tafsir Ibnu Katsir (Ringkas)

Ini merupakan perintah Allah SWT kepada hamba-hambaNya yang beriman agar mereka menahan pandangan mereka dari hal-hal yang diharamkan bagi mereka. Maka janganlah mereka melihat kecuali kepada apa yang dihalalkan bagi mereka untuk dilihat, dan hendaklah mereka menahan pandangannya dari hal-hal yang diharamkan. Jadi apabila pandangan mata mereka melihat sesuatu yang diharamkan tanpa sengaja, maka hendaklah dia memalingkan pandangan matanya dengan segera.

Sebagaimana yang diriwayatkan Imam Muslim di dalam hadits shahihnya dari Jarir bin Abdullah Al-Bajali, dia berkata,”Aku pernah bertanya kepada Nabi SAW tentang pandangan yang tiba-tiba, lalu beliau memerintahkan kepadaku memalingkan pandanganku” Berdasarkan bahwa pandangan mata merupakan sumber bagi rusaknya hati, sebagaimana yang dikatakan sebagian ulama Salaf, bahwa pandangan mata itu adalah panah beracun yang menembus hati. Oleh karena itu Allah memerintahkan untuk menjaga kemaluan, sebagaimana Dia memerintahkan untuk menjaga pandangan yang mengantarkan kepada hal itu. Jadi Allah SWT berfirman: (Katakanlah kepada orang laki-laki yang beriman, "Hendaklah mereka menahan pandangannya dan memelihara kemaluannya”) Memelihara kemaluan itu terkadang mengekangnya dari perbuatan zina, sebagaimana Allah SWT berfirman: (dan orang-orang yang memelihara kemaluannya (30) kecuali terhadap istri-istri mereka atau hamba sahaya yang mereka miliki maka sesungguhnya mereka tidak tercela) (Surah Al-Ma’arij) terkadang juga dengan memelihara pandangan mata dari hal itu.

Sebagaimana yang disebutkan dalam hadits dalam Musnad Imam Ahmad dan kitab Sunan, yaitu:”Peliharalah aurat (kemaluan)mu kecuali terhadap istri atau budak perempuan yang dimiliki olehmu” (yang demikian itu adalah lebih suci bagi mereka) yaitu lebih suci bagi hati mereka dan lebih bersih bagi agama mereka, sebagaimana dikatakan,"Barangsiapa yang memelihara pandangan matanya, maka Allah akan menganugerahkan cahaya pada pandangannya" dan diriwayatkan juga “dalam hatinya” Firman Allah: ("Sesungguhnya Allah Maha Mengetahui apa yang mereka perbuat” (30)) Sebagaimana Aliah SWT berfirman: (Dia mengetahui (pandangan) mata yang khianat dan apa yang disembunyikan oleh hati (Surah Ghafir: 19)

Sumber: https://tafsirweb.com/6158-surat-an-nur-ayat-30.html

Informasi Tambahan

Juz

18

Halaman

353

Ruku

304

Apabila kamu membaca Al-Quran, hendaklah kamu meminta perlindungan kepada Allah dari syaitan yang terkutuk

Surah An-Nahl: 98

Adab Membaca Al-Quran

1. Suci dari Hadats

Pastikan dalam keadaan suci dari hadats besar dan kecil sebelum memegang dan membaca Al-Quran. Berwudhu terlebih dahulu merupakan salah satu bentuk penghormatan kepada kitab suci Al-Quran.

2. Niat yang Ikhlas

Membaca Al-Quran dengan niat mencari ridha Allah SWT, bukan untuk pamer atau mencari pujian. Niat yang ikhlas akan membawa keberkahan dalam membaca Al-Quran.

3. Menghadap Kiblat

Diutamakan menghadap kiblat saat membaca Al-Quran sebagai bentuk penghormatan dan mengikuti sunnah Rasulullah SAW. Posisi duduk yang sopan dan tenang juga dianjurkan.

4. Membaca Ta'awudz

Memulai dengan membaca ta'awudz dan basmalah sebelum membaca Al-Quran. Ta'awudz merupakan permintaan perlindungan kepada Allah dari godaan syaitan yang terkutuk.

5. Khusyuk dan Tenang

Membaca dengan tenang dan penuh penghayatan, memahami makna ayat yang dibaca. Tidak tergesa-gesa dan memperhatikan tajwid dengan baik.

6. Menjaga Kebersihan

Membaca Al-Quran di tempat yang bersih dan suci, serta menjaga kebersihan diri dan pakaian. Hindari membaca Al-Quran di tempat yang tidak pantas.

7. Memperindah Suara

Membaca Al-Quran dengan suara yang indah dan tartil, sesuai dengan kemampuan. Tidak perlu memaksakan diri, yang terpenting adalah membaca dengan benar sesuai tajwid.

Masukan & Feedback:info@finlup.id
© 2025 quran.finlup.id - All rights reserved