Kembali ke Surat An-Nur

النّور (An-Nur)

Surat ke-24, Ayat ke-44

يُقَلِّبُ اللّٰهُ الَّيْلَ وَالنَّهَارَۗ اِنَّ فِيْ ذٰلِكَ لَعِبْرَةً لِّاُولِى الْاَبْصَارِ

Allah mempergantikan malam dan siang. Sesungguhnya pada yang demikian itu, pasti terdapat pelajaran bagi orang-orang yang mempunyai penglihatan (yang tajam).

📚 Tafsir Al-Muyassar

Dan di antara bukti Kuasa Allah, Dia mempergantikan malam dan siang, dengan kedatangan salah satunya setelah yang lain, dan pergantian keduanya dalam panjang pendek waktunya. Sesungguhnya pada hal tersebut benar-benar terdapat petunjuk yang dapat dipetik oleh orang yang memiliki mata hati.

Sumber: https://tafsirweb.com/6172-surat-an-nur-ayat-44.html

📚 Tafsir as-Sa'di

44 “Allah mempergantikan malam dan siang,” dari cuaca panas ke hawa dingin, dan dari hawa dingin ke hawa panas, dari malam ke siang dan dari siang ke malam, dan memutar hari-hari di antara para hambaNya. “sesungguhnya pada yang demikian itu, terdapat pelajaran yang besar bagi orang-orang yang mempunyai penglihatan,” yaitu para pemilik mata hati dan akal yang mampu menembus perkara-perkara yang diinginkan, sebagaimana pandangan mata mengenai obyek-obyek konkret inderawi. Orang yang memiliki penglihatan mata hati menyaksikan makhluk-makhluk ciptaan ini dengan pandangan perenungan, berpikir dan penghayatan tentang tujuan (penciptaan) dan (kegunaan) nya. Sementara itu, orang yang berpaling lagi bodoh, pandangannya terhadap cipataan Allah adalah pandangan kelalaian, ibarat pandangan hewan-hewan ternak.

Sumber: https://tafsirweb.com/6172-surat-an-nur-ayat-44.html

📚 Tafsir Al-Wajiz

44. Allah mengubah keadaan malam dan siang dengan membuatnya lama dan singkat, dingin dan panas, serta bertambah dan berkurang. Sesungguhnya dalam perubahan dan pengaturan ini terdapat petunjuk yang terang atas adanya sang Pencipta, kesempurnaan kuasaNya, dan kelengkapan ilmuNya untuk orang-orang yang mempunyai penglihatan dan akal yang digunakan untuk berpikir.

Sumber: https://tafsirweb.com/6172-surat-an-nur-ayat-44.html

📚 Tafsir Ibnu Katsir (Ringkas)

Ayat 43-44 Allah SWT menyebutkan bahwa Dia adalah Dzat yang menggiring awan dengan kekuasaanNya sejak permulaan pembentukannya yang masih lemah (Kemudian mengumpulkan antara (bagian-bagian)nya) yaitu menghimpunkannya setelah terpisah-pisah (kemudian menjadikannya saling bertindih) yaitu saling tumpang tindih, yaitu sebagian menindihi sebagian yang lain (maka kelihatanlah olehmu hujan) yaitu hujan (keluar dari celah-celahnya) yaitu dari celah-celahnya. Ubaid bin Umair Al-Laitsi berkata bahwa Allah mengirimkan angin mutsirah, sehingga angin ini menerpa permukaan bumi. Kemudian Allah mengirimkan angin nasyi'ah, maka angin ini menimbulkan awan.

Kemudian Allah mengirimkan angin mu'allifah, maka angin ini menghimpunkan antara bagian-bagian awan itu. Kemudian Allah mengirimkan angin lawaqih yang membuahi awan dengan air. Demikian itu diriwayatkan oleh Ibnu Abu Hatim dan Ibnu Jarir.

Firman Allah SWT: (dan Allah (juga) menurunkan (butiran-butiran) es dari langit, (yaitu) dari (gumpalan-gumpalan awan seperti) gunung-gunung) Sebagian ahli Nahwu berkata bahwa (min) pertama mengandung makna permulaan suatu tujuan, sedangkan min yang kedua mengandung makna sebagian, dan min yang ketiga mengandung makna penjelasan jenis. Ini berdasarkan pendapat para mufasir bahwa firman Allah: ((butiran-butiran) es, (yaitu) dari (gumpalan-gumpalan awan seperti) gunung-gunung) Maknanya adalah bahwa sesungguhnya di langit itu terdapat gunung-gunung es, lalu Allah menurunkan sebagian darinya ke bumi. Adapun orang yang menjadikan lafazh Al-Jibal di sini sebagai ungkapan konotasi dari awan, maka sesungguhnya (min) yang kedua menunjukkan makna permulaan suatu tujuan, akan tetapi dia sebagai badal dari min yang pertama.

Hanya Allah yang lebih Mengetahui. Firman Allah: (maka ditimpakan-Nya (butiran-butiran) es itu kepada siapa yang dikehendaki-Nya dan dipalingkan-Nya dari siapa yang di­kehendaki-Nya) bisa juga dimaknai bahwa yang dimaksud firmanNya: (maka ditimpakan-Nya (butiran-butiran) es itu) yaitu apa yang Dia turunkan dari langit berupa air hujan dan butiran-butiran es. Sehingga firmanNya: (maka ditimpakan-Nya (butiran-butiran) es itu kepada siapa yang dikehendaki-Nya) sebagai rahmat untuk mereka (dan dipalingkan-Nya dari siapa yang dikehendaki-Nya) yaitu menangguhkan hujan dari mereka.

Bisa juga ditafsirkan bahwa maksud dari firmanNya: (maka ditimpakan-Nya (butiran-butiran) es itu) yaitu butiran-butiran es itu sebagai siksaan atas siapa saja yang Dia kehendaki, sebab butiran-butiran es dapat menghancurkan buah-buahan mereka dan merusak tanaman serta pepohonan mereka. (Dan dipalingkan-Nya dari siapa yang dikehendaki-Nya) sebagai rahmat bagi mereka. Firman Allah: (Kilauan kilat awan itu hampir-hampir menghilangkan penglihatan) yaitu, hampir saja kilauan kilat menghilangkan penglihatan ketika mata terus memandanginya. Firman Allah: (Allah mempergantikan malam dan siang) yaitu mengatur keduanya, maka Dia mengambil dari kepanjangan waktu yang ini diletakkan kepada yang pendek, sehingga keduanya sama.

Kemudian mengambil sebagian dari waktu yang ini kepada yang itu, sehingga yang berwaktu pendek menjadi lebih panjang, sedangkan yang berwaktu panjang menjadi pendek. Allah adalah Dzat yang mengatur hal ini dengan perintah, kekuasaan, keagungan, dan ilmuNya (Sesungguhnya pada yang demikian itu terdapat pelajaran yang besar bagi orang-orang yang mempunyai penglihatan) yang menunjukkan keagungan Allah SWT, sebagaimana Allah SWT berfirman: (Sesungguhnya dalam penciptaan langit dan bumi, dan silih bergantinya malam dan siang terdapat tanda-tanda bagi orang-orang yang berakal (190)) (Surah Ali Imran) dan beberapa ayat setelahnya:

Sumber: https://tafsirweb.com/6172-surat-an-nur-ayat-44.html

Informasi Tambahan

Juz

18

Halaman

356

Ruku

306

Apabila kamu membaca Al-Quran, hendaklah kamu meminta perlindungan kepada Allah dari syaitan yang terkutuk

Surah An-Nahl: 98

Adab Membaca Al-Quran

1. Suci dari Hadats

Pastikan dalam keadaan suci dari hadats besar dan kecil sebelum memegang dan membaca Al-Quran. Berwudhu terlebih dahulu merupakan salah satu bentuk penghormatan kepada kitab suci Al-Quran.

2. Niat yang Ikhlas

Membaca Al-Quran dengan niat mencari ridha Allah SWT, bukan untuk pamer atau mencari pujian. Niat yang ikhlas akan membawa keberkahan dalam membaca Al-Quran.

3. Menghadap Kiblat

Diutamakan menghadap kiblat saat membaca Al-Quran sebagai bentuk penghormatan dan mengikuti sunnah Rasulullah SAW. Posisi duduk yang sopan dan tenang juga dianjurkan.

4. Membaca Ta'awudz

Memulai dengan membaca ta'awudz dan basmalah sebelum membaca Al-Quran. Ta'awudz merupakan permintaan perlindungan kepada Allah dari godaan syaitan yang terkutuk.

5. Khusyuk dan Tenang

Membaca dengan tenang dan penuh penghayatan, memahami makna ayat yang dibaca. Tidak tergesa-gesa dan memperhatikan tajwid dengan baik.

6. Menjaga Kebersihan

Membaca Al-Quran di tempat yang bersih dan suci, serta menjaga kebersihan diri dan pakaian. Hindari membaca Al-Quran di tempat yang tidak pantas.

7. Memperindah Suara

Membaca Al-Quran dengan suara yang indah dan tartil, sesuai dengan kemampuan. Tidak perlu memaksakan diri, yang terpenting adalah membaca dengan benar sesuai tajwid.

Masukan & Feedback:info@finlup.id
© 2025 quran.finlup.id - All rights reserved