Kembali ke Surat Al-Furqan

الفرقان (Al-Furqan)

Surat ke-25, Ayat ke-32

وَقَالَ الَّذِيْنَ كَفَرُوْا لَوْلَا نُزِّلَ عَلَيْهِ الْقُرْاٰنُ جُمْلَةً وَّاحِدَةً ۛ كَذٰلِكَ ۛ لِنُثَبِّتَ بِهٖ فُؤَادَكَ وَرَتَّلْنٰهُ تَرْتِيْلًا

Dan orang-orang kafir berkata, “Mengapa Al-Qur'an itu tidak diturunkan kepadanya sekaligus?” Demikianlah, agar Kami memperteguh hatimu (Muhammad) dengannya dan Kami membacakannya secara tartil (berangsur-angsur, perlahan dan benar).

📚 Tafsir Al-Muyassar

Dan orang-orang kafir berkata, “Menagapa al-Qur’an tidak diturunkan kepada Muhammad sekaligus saja, seperti Taurat, Injil, dan Zabur?” Allah berfirman, “Demikianlah, Kami menurunkannya secara berangsur-angsur supaya Kami memperkuat kalbumu dan menambah ketenanganmu dengannya dan kamu dapat memahami dan mengembannya.

Dan Kami menjelaskannya dengan teliti dan perlahan-lahan.”

Sumber: https://tafsirweb.com/6288-surat-al-furqan-ayat-32.html

📚 Tafsir as-Sa'di

32 “ini sebagian dari sederet usulan-usulan kaum kafir yang dibisikkan oleh jiwa mereka, maka mereka berkata, ”mengapa al-qur’an itu tidak diturunkan kepadanya sekali turun saja?” maksudnya, sebagaimana kitab-kitab suci sebelum diturunkan. Apa salahnya kalau ia diturunkan seperti itu? Bahkan turunnya (secara bertahap) seperti itu lebih sempurna dan lebih baik.

Maka dari itu Allah berfirman,” demikianlah,” kami menurunkannya secara berangsur-angsur, “suapaya kami memperkuat hatimu dengannya,” sebab setiap kali bagian dari al-qur’an turun kepadanya, maka dia makin bertambah tenang dan kokoh pendiriannya, terutama di saat adanya faktor-faktor penyebab kegelisahan.

Karena sesungguhnya turunnya al-qur’an pada saat terjadinya moment (penting) itu menjadi penawar yang sangat luar biasa dan menjadi peneguh hati yang sangat efektif daripada kalau ia telah diturunkan sebelumnya, kemudian mengingatnya ketika terjadi asbab nuzulnya. “dan kami membacakannya secara tartil,” maksudnya, kami menurunkannya kepadamu dengan pelan dan secara bertahap. Ini semua menunjukkan pada perhatian Allah terhadap kitabNya, yaitu al-qur’an dan terhadap RasulNya, yaitu Muhammad Saw, di mana Dia menjadikan penurunan kitabNya sesuai dengan kondisi Rasulullah dan kemaslahatan agama.

Sumber: https://tafsirweb.com/6288-surat-al-furqan-ayat-32.html

📚 Tafsir Al-Wajiz

32. Orang-orang kafir itu berkata: “Mengapa Al-Qur’an tidak diturunkan kepada Muhammad sekaligus sebagaimana Taurat diturunkan kepada Musa?!”Lalu Allah membalas mereka: “Kami menurunkannya kepadamu secara terpisah. Dan melalui cara ini, sungguh Kami akan menguatkan hatimu dan memudahkanmu dalam menjaga dan memahaminya.

Kami juga membacakannya melalui lisan Jibril dengan sangat bagus dan perlahan-lahan” Dari Ibnu Abbas: “Orang-orang musyrik berkata: “Jika Muhammad adalah nabi sebagaimana yang diakuinya, pasti Tuhannya tidak menghukumnya sehingga menurunkannya satu ayat dan dua ayat saja. Kenapa Dia tidak menurunkan Al-Qur’an sekaligus saja?” Lalu Allah menurunkan ayat ini”

Sumber: https://tafsirweb.com/6288-surat-al-furqan-ayat-32.html

📚 Tafsir Ibnu Katsir (Ringkas)

Ayat 32-34 Allah SWT berfirman seraya memberitahukan tentang banyaknya pertentangan dan keingkaran orang-orang kafir, serta pertentangan mereka terhadap hal yang bukan urusan mereka, yaitu mereka berkata: (Mengapa Al-Qur’an ini tidak diturunkan kepadanya sekali turun saja?) yaitu mengapa kitab yang diwahyukan kepadanya itu tidak diturunkan sekali saja, sebagaimana telah diturunkan kitab-kitab sebelumnya yang diturunkan sekaligus, seperti Taurat, Injil, Zabur, dan kitab-kitab tuhan lainnya? Maka Allah SWT menjawab hal itu. Sesungguhnya Dia menurunkan Al-Qur'an secara berangsur-angsur selama dua puluh tiga tahun sesuai dengan peristiwa dan kejadian yang berkaitan dengannya, serta hukum yang diperlukan untuk meneguhkan hati orang-orang mukmin terhadapnya.

Sebagaimana firmanNya: (Dan Al-Quran (kami turunkan) berangsur-angsur agar engkau (Muhammad) membacakannya kepada manusia perlahan-lahan dan Kami menurunkannya secara bertahap (106)) (Surah Al-Isra’).

Oleh karena itu Allah berfirman: (supaya Kami perkuat hatimu dengannya dan Kami membacakannya secara tartil) Qatadah berkata bahwa maknanya adalah menjelaskan dengan jelas.

Abdurrahman bin Zaid bin Aslam berkata bahwa maknannya adalah Kami menafsirkannya dengan jelas. (Tidaklah orang-orang kafir itu datang kepadamu (membawa) sesuatu yang ganjil) yaitu suatu hujjah dan tuduhan yang tidak benar (melainkan Kami datangkan kepadamu suatu yang benar dan yang paling baik penjelasannya) yaitu, mereka tidak mengatakan sesuatu untuk menentang kebaikan, melainkan Kami menyanggah mereka dengan kebenaran pada hal itu dengan lebih jelas, lebih terang, dan lebih fasih daripada ucapan mereka. Kemudian hal ini menunjukkan bukti perhatian yang besar terhadap kemuliaan Rasulullah SAW dimana wahyu selalu datang kepadanya dari Allah SWT, baik di pagi maupun sore hari, di siang maupun malam hari, dalam perjalanan maupun di tempat. Setiap kali malaikat turun menemuinya selalu membawa Al-Qur'an, tidak seperni menurunkan kitab-kitab yang terdahulu.

Hal ini merupakan kedudukan yang lebih tinggi, lebih besar dan lebih agung daripada kedudukan saudara-saudaranya dari semua nabi. Al-Qur'an adalah kitab yang paling mulia yang diturunkan Allah SWT, dan nabi Muhammad SAW adalah nabi paling agung yang diutus Allah SWT. Allah menghumpunkan Al-Qur'an dua sifat secara bersamaan, yaitu di dalam kedudukan yang tinggi, yaitu diturunkan sekaligus dari Lauhil Mahfuz ke Baitul izzah di langit dunia.

Kemudian Al-Qur'an diturunkan ke bumi secara berangsur-angsur sesuai dengan peristiwa dan kejadiannya. Diriwayatkan dari Ibnu Abbas, dia berkata bahwa Al-Qur'an diturunkan sekaligus ke langit dunia pada malam Lailatul Qadar. Kemudian diturunkan setelah itu selama dua puluh tahun.

Allah SWT berfirman: (Tidaklah orang-orang kafir itu datang kepadamu (membawa) sesuatu yang ganjil, melainkan Kami datangkan kepadamu suatu yang benar dan yang paling baik penjelasannya (33)) dan Allah SWT berfirman: (Dan Al-Qur’an itu telah Kami turunkan dengan berangsur-angsur agar kamu membacakannya perlahan-lahan kepada manusia dan Kami menurunkannya bagian demi bagian (106)) (Surah Al-Isra’) Kemudian Allah SWT berfirman seraya memberitahukan tentang buruknya keadaan orang-orang kafir di hari mereka dikembalikan kepada Allah pada hari kiamat.

Mereka digiring menuju neraka Jahanam dalam keadaan yang paling buruk dan rupa paling jelek (Orang-orang yang dihimpun ke neraka Jahanam dengan diseret atas muka-muka mereka, mereka itulah orang yang paling buruk tempatnya dan paling sesat jalannya (34)) Disebutkan dalam hadits shahih dari Anas bahwa ada seorang lelaki berkata,"Wahai Rasulullah, bagaimanakah orang kafir digiring masuk ke neraka Jahanam di atas mukanya?" Rasulullah SAW menjawab:”Sesungguhnya Tuhan yang membuatnya berjalan di atas kedua kakinya mampu membuatnya berjalan di atas mukanya pada hari kiamat.

Sumber: https://tafsirweb.com/6288-surat-al-furqan-ayat-32.html

Informasi Tambahan

Juz

19

Halaman

362

Ruku

312

Apabila kamu membaca Al-Quran, hendaklah kamu meminta perlindungan kepada Allah dari syaitan yang terkutuk

Surah An-Nahl: 98

Adab Membaca Al-Quran

1. Suci dari Hadats

Pastikan dalam keadaan suci dari hadats besar dan kecil sebelum memegang dan membaca Al-Quran. Berwudhu terlebih dahulu merupakan salah satu bentuk penghormatan kepada kitab suci Al-Quran.

2. Niat yang Ikhlas

Membaca Al-Quran dengan niat mencari ridha Allah SWT, bukan untuk pamer atau mencari pujian. Niat yang ikhlas akan membawa keberkahan dalam membaca Al-Quran.

3. Menghadap Kiblat

Diutamakan menghadap kiblat saat membaca Al-Quran sebagai bentuk penghormatan dan mengikuti sunnah Rasulullah SAW. Posisi duduk yang sopan dan tenang juga dianjurkan.

4. Membaca Ta'awudz

Memulai dengan membaca ta'awudz dan basmalah sebelum membaca Al-Quran. Ta'awudz merupakan permintaan perlindungan kepada Allah dari godaan syaitan yang terkutuk.

5. Khusyuk dan Tenang

Membaca dengan tenang dan penuh penghayatan, memahami makna ayat yang dibaca. Tidak tergesa-gesa dan memperhatikan tajwid dengan baik.

6. Menjaga Kebersihan

Membaca Al-Quran di tempat yang bersih dan suci, serta menjaga kebersihan diri dan pakaian. Hindari membaca Al-Quran di tempat yang tidak pantas.

7. Memperindah Suara

Membaca Al-Quran dengan suara yang indah dan tartil, sesuai dengan kemampuan. Tidak perlu memaksakan diri, yang terpenting adalah membaca dengan benar sesuai tajwid.

Masukan & Feedback:info@finlup.id
© 2025 quran.finlup.id - All rights reserved