Kembali ke Surat Al-Furqan

الفرقان (Al-Furqan)

Surat ke-25, Ayat ke-61

تَبٰرَكَ الَّذِيْ جَعَلَ فِى السَّمَاۤءِ بُرُوْجًا وَّجَعَلَ فِيْهَا سِرَاجًا وَّقَمَرًا مُّنِيْرًا

Mahasuci Allah yang menjadikan di langit gugusan bintang-bintang dan Dia juga menjadikan padanya matahari dan bulan yang bersinar.

📚 Tafsir Al-Muyassar

Amat agung keberkahan-keberkahan Tuhan Yang Maha Pengasih itu dan sangat banyak kebaikan-kebaikanNya, Yang menjadikan di langit bintang-bintang yang besar dengan poros-porosnya, dan menjadikan di dalamnya matahari yang bersinar dan bulan yang bercahaya.

Sumber: https://tafsirweb.com/6317-surat-al-furqan-ayat-61.html

📚 Tafsir as-Sa'di

61 “Mahasuci Allah yang menjadikan di langit gugusan-gugusan bintang,” maksudnya, adalah bintang-bintang dan keseluruhannya, atau letak-letak grais orbit matahari dan bulan yang dilaluinya satu demi satu. Ia laksana bangunan tinggi dan benteng bagi perkotaan di dalam melindunginya. Demikian pula halnya bintang-bintang, laksana benteng-benteng menjulang tinggi yang dibuat untuk penjagaan.

Karena sesungguhnya bintang-bintang itu adalah alat pelempar untuk setan-setan. “dan Dia menjadikan juga padanya matahari,” padanya terkandung cahaya dan panas yaitu matahari, “dan bulan yang bercahaya,” di dalamnya ada cahaya yang tidak panas. Dan ini termasuk salah satu bukti keagunganNya dan betapa banyak ihsan (kebaikan) Nya, disebabkan penciptaan yang luar biasa yang terkandung di dalamnya, pengaturan yang rapih dan keindahan yang agung yang menunjukkan kepada keagungan penciptanya di dalam seluruh sifat-sifatNya, dan berbagai kemaslahatan yang terdapat di dalamnya bagi manusia dan berbagai manfaat yang merupakan bukti atau betapa banyaknya kebaikan dan karuniaNya.

Sumber: https://tafsirweb.com/6317-surat-al-furqan-ayat-61.html

📚 Tafsir Al-Wajiz

61. Maha Agung, Maha Bersih dan Maha Suci Dzat yang Maha Pemurah yang menciptakan di langit rasi-rasi bintang yang tinggi dan tempat perputarannya. Hal ini sebagaimana yang diriwayatkan dari Ibnu Abbas tentang 12 rasi yaitu Al-Hamal, Ats-Tsaur, Al-Jauza’, As-Sarathan, Al-Asad, Al-Mizan, Al-‘Aqrab, Al-Qaus, Al-Jadyu, Ad-Dalwu dan Al-Hut.

Dikatakan bahwa Al-Buruj adalah planet-planet yang besar. Dan Dia menjadikan di langit itu matahari yang bersinar di siang hari dan bulan yang berkilau di malam hari tanpa menyala-nyala.

Sumber: https://tafsirweb.com/6317-surat-al-furqan-ayat-61.html

📚 Tafsir Ibnu Katsir (Ringkas)

Ayat 61-62 Allah SWT berfirman seraya mengagungkan dan membesarkan atas keindahan apa yang Dia ciptakan di langit berupa gugusan-gugusan bintang yang besar-besar, menurut pendapat Mujahid, Sa'id bin Jubair, Abu Shalih, Al-Hasan, dan Qatadah. Oleh karena itu Allah SWT berfirman: (Maha Suci Allah yang menjadikan di langit gugusan-gugusan bintang dan Dia menjadikan juga padanya matahari) yaitu matahari yang bersinar seakan-akan pelita di alam, sebagaimana Allah SWT berfirman: (dan Kami jadikan pelita yang amat terang (matahari) (13)) (Surah An-Naba') (dan bulan yang bercahaya) yaitu, bercahaya dan terang dengan cahaya sendiri, bukan dari cahaya matahari, sebagaimana Allah SWT berfirman: (Dialah Yang menjadikan matahari bersinar dan bulan bercahaya) (Surah Yunus: 5) Allah SWT berfirman seraya memberitahukan tentang nabi Nuh, bahwa dia berkata kepada kaumnya: (Tidakkah kamu perhatikan bagaimana Allah telah menciptakan tujuh langit bertingkat-tingkat? (15) Dan Allah menciptakan padanya bulan sebagai cahaya dan menjadikan matahari sebagai pelita? (16)) (Surah Nuh) Kemudian Allah SWT berfirman: (Dan Dia (pula) yang menjadikan malam dan siang silih berganti) yaitu masing-masing dari keduanya silih berganti, tanpa henti.

Jika yang ini datang, dan yang itu pergi. Sebagaimana Allah SWT berfirman: (Dan Dia telah menundukkan (pula) bagi kalian matahari dan bulan yang terus-menerus beredar) (Surah Ibrahim: 33) Firman Allah SWT: (bagi orang yang ingin mengambil pelajaran atau orang yang ingin bersyukur) yaitu, Allah menjadikan siang dan malam silih berganti sebagai pertanda waktu untuk hamba-hambaNya untuk menyembahNya SWT, maka barangsiapa yang meninggalkan suatu amal di malam hari, dan menyusulnya di siang hari, dan barangsiapa yang meninggalkan suatu amal di siang hari, maka dia dapat menyusulnya di malam hari.

Disebutkan dalam hadits shahih,”Sesungguhnya Allah SWT membuka lebar tanganNya di malam hari untuk menerima taubat orang yang melakukan dosa di siang hari, dan Dia membuka lebar tanganNya di siang hari untuk menerima taubat orang yang berbuat dosa di malam hari” Ali bin Abi Thalhah meriwayatkan dari Ibnu Abbas tentang ayat ini, bahwa barangsiapa yang meninggalkan amalan di malam hari, maka boleh mengerjakannya di siang hari, atau barangsiapa yang meninggalkan amalan di siang hari, maka dia dapat mengerjakannya di malam hari. Demikian juga dikatakan Ikrimah, Sa'id bin Jubair, dan Al-Hasan. Mujahid dan Qatadah berkata tentang firmanNya, "Khilfah" adalah saling bertentangan, yaitu ini mempunyai ciri kegelapan, dan yang lain mempunyai ciri terang.

Sumber: https://tafsirweb.com/6317-surat-al-furqan-ayat-61.html

Informasi Tambahan

Juz

19

Halaman

365

Ruku

315

Apabila kamu membaca Al-Quran, hendaklah kamu meminta perlindungan kepada Allah dari syaitan yang terkutuk

Surah An-Nahl: 98

Adab Membaca Al-Quran

1. Suci dari Hadats

Pastikan dalam keadaan suci dari hadats besar dan kecil sebelum memegang dan membaca Al-Quran. Berwudhu terlebih dahulu merupakan salah satu bentuk penghormatan kepada kitab suci Al-Quran.

2. Niat yang Ikhlas

Membaca Al-Quran dengan niat mencari ridha Allah SWT, bukan untuk pamer atau mencari pujian. Niat yang ikhlas akan membawa keberkahan dalam membaca Al-Quran.

3. Menghadap Kiblat

Diutamakan menghadap kiblat saat membaca Al-Quran sebagai bentuk penghormatan dan mengikuti sunnah Rasulullah SAW. Posisi duduk yang sopan dan tenang juga dianjurkan.

4. Membaca Ta'awudz

Memulai dengan membaca ta'awudz dan basmalah sebelum membaca Al-Quran. Ta'awudz merupakan permintaan perlindungan kepada Allah dari godaan syaitan yang terkutuk.

5. Khusyuk dan Tenang

Membaca dengan tenang dan penuh penghayatan, memahami makna ayat yang dibaca. Tidak tergesa-gesa dan memperhatikan tajwid dengan baik.

6. Menjaga Kebersihan

Membaca Al-Quran di tempat yang bersih dan suci, serta menjaga kebersihan diri dan pakaian. Hindari membaca Al-Quran di tempat yang tidak pantas.

7. Memperindah Suara

Membaca Al-Quran dengan suara yang indah dan tartil, sesuai dengan kemampuan. Tidak perlu memaksakan diri, yang terpenting adalah membaca dengan benar sesuai tajwid.

Masukan & Feedback:info@finlup.id
© 2025 quran.finlup.id - All rights reserved