Kembali ke Surat Al-Furqan

الفرقان (Al-Furqan)

Surat ke-25, Ayat ke-70

اِلَّا مَنْ تَابَ وَاٰمَنَ وَعَمِلَ عَمَلًا صَالِحًا فَاُولٰۤىِٕكَ يُبَدِّلُ اللّٰهُ سَيِّاٰتِهِمْ حَسَنٰتٍۗ وَكَانَ اللّٰهُ غَفُوْرًا رَّحِيْمًا

kecuali orang-orang yang bertobat dan beriman dan mengerjakan kebajikan; maka kejahatan mereka diganti Allah dengan kebaikan. Allah Maha Pengampun, Maha Penyayang.

📚 Tafsir Al-Muyassar

68-71. Dan juga orang-orang yang mengesakan Allah, dan tidak menyeru dan tidak menyembah sesembahan selainNya, dan mereka tidak membunuh jiwa yang diharamkan Allah untuk dibunuh kecuali dengan alasan yang membolehkan jiwa dibunuh, seperti kafir setelah beriman, atau berzina setelah menikah, atau membunuh jiwa secara zhalim. Dan mereka juga tidak berzina, dan bisa menjaga kemaluan mereka kecuali terhadap istri-istri mereka atau budak perempuan yang mereka miliki.

Barangsiapa melakukan sebagian dari dosa-dosa besar ini, niscaya akan menjumpai siksaan di akhirat kelak, siksaan dilipat gandakan baginya di akhirat, dan ia akan kekal di dalamnya dalam keadaan hina lagi rendah. (Ancaman kekal ini adalah bagi orang yang melakukan semuanya, atau bagi orang yang melakukan kesyirikan kepada Allah). Akan tetapi, orang yang bertaubat dari dosa-dosa tersebut dengan taubat nasuha (yang sesungguhnya), beriman dengan keimanan yang teguh lagi disertai dengan amal shalih, maka orang-orang itulah yang Allah akan menghapus kesalahan-kesalahan mereka dan menggantikannya dengan kebaikan-kebaikan, lantaran taubat dan penyesalan mereka. Dan Allah itu Maha Pengampun bagi orang yang bertaubat, Maha Pemurah terhadap hamba-hambaNya, karena Allah menyeru mereka untuk bertaubat setelah menentangnya dengan maksiat yang paling besar.

Dan barangsiapa bertaubat dari dosa-dosa yang telah diperbuatnya dan beramal shalih, sesungguhnya dengan itu, ia telah kembali kepada Allah dengan cara yang benar, maka Allah menerima taubatnya dan mengugurkan dosa-dosanya.

Sumber: https://tafsirweb.com/6326-surat-al-furqan-ayat-70.html

📚 Tafsir as-Sa'di

70 “kecuali orang yang bertaubat,” dari kemaksiatan-kemaksiatan tersebut dan lain-lainnya, dengan cara meninggalkannya sama sekali saat itu juga, menyesali perbuatannya yang telah lalu, dan bertekad dengan sungguh-sungguh untuk tidak akan mengulangi kembali, “dan beriman” kepada Allah dengan iman yang benar yang menuntut untuk meninggalkan segala maksiat dan mengerjakan berbagai ketaatan, “dan mengerjakan amal shalih,” dari amal yang diperintahkan oleh asy-syari’ (Allah dan RasulNYa) bila diniatkan mengharapkan keridhaan Allah. “maka mereka itu kejahatan mereka diganti Allah dengan kebajikan,” maksudnya segala perbuatan dan perkataan mereka yang disiapkan untuk amal keburukan akan diganti, yaitu diganti dengan kebajikan-kebajikan. Maka syirik mereka berubah menjadi iman, kemaksiataan mereka diganti menjadi ketaatan, dan kejahatan-kejahtan yang sama yang pernah mereka lakukan diganti, kemudian ditumbuhkan bagi mereka satu taubat, inabat dan ketaatan untuk setiap dosa dari dosa-dosa tersebut. Yaitu diganti dengan kebajikan-kebajikan, sebagaimana tampak dari zahirnya ayat.

Dalam hal ini ada sebuah hadits tentang seorang lelaki yang dihisab oleh Allah Karena sebagian dosa-dosanya, lalu dihitung dihadapannya, kemudian Allah mengganti untuk setiap dosa dengan satu kebajikan. Lalu orang itu berkata, ”Ya Rabbi, sesungguhnya aku mempunyai beberapa dosa lagi yang tidak aku lihat di sini.” Wallahu a’lam. “dan Allah Mahapengampun,” terhadap siapa saja yang bertaubat, Dia selalu mengampuni dosa besar, “lagi Mhapenyayang,” kepada hamba-hambaNya, di mana Dia mengajak mereka bertaubat setelah sebelumnya mereka menentangNya dengan dosa-dosa besar, lalu memberi mereka taufik untuk bertaubat, kemudian menerima taubat mereka.

Sumber: https://tafsirweb.com/6326-surat-al-furqan-ayat-70.html

📚 Tafsir Al-Wajiz

70. Akan tetapi orang yang bertaubat dari dosa-dosanya di dunia, beriman kepada Allah dan rasulNya, dan mengerjakan apa yang diperintahkan Allah dan menjauhi apa yang dilarang, maka mereka itu amal buruknya akan diganti dengan amal shalih di akhirat, dengan dihapus kemaksiatannya dan diganti dengan ketaatan. Allah adalah Dzat yang Maha Pengampun lagi Maha Pengasih bagi hamba-hambaNya yang mau bertaubat dan berbuat baik.

Imam Bukhari dan lainnya meriwayatkan dari Ibnu Abbas, Dia berkata: “Saat surah Al-Furqan ayat [68] {Walladziina Laa Uad’uuna …} diturunkan, orang-orang musyrik Mekah berkata: “Sungguh kami telah membunuh orang tanpa alasan yang benar, menyembah tuhan lain selain Allah, dan melakukan perbuatan keji.” Lalu turunlah ayat {Illa Man Taaba}”

Sumber: https://tafsirweb.com/6326-surat-al-furqan-ayat-70.html

📚 Tafsir Ibnu Katsir (Ringkas)

Ayat 68-71 Diriwayatkan dari Abdullah bin Mas'ud, dia berkata,”Rasulullah SAW ditanya,"Dosa apakah yang paling besar?" Beliau SAW menjawab,"Jika kamu menjadikan tandingan-tandingan bagi Allah, padahal Dia telah menciptakanmu" Lalu dia bertanya lagi,"Kemudian apa lagi?" Beliau bersabda,"Bila kamu membunuh anakmu karena takut dia ikut makan bersamamu" dia bertanya lagi,"Kemudian apa lagi?" Beliau menjawab,"Bila kamu berzina dengan istri tetanggamu" Abdullah bin Mas'ud berkata,”Lalu Allah SWT menurunkan firmanNya yang membenarkan hal itu, (Dan, orang-orang yang tidak mempersekutukan Allah dengan sembahan lain, tidak membunuh orang yang diharamkan Allah kecuali dengan (alasan) yang benar, dan tidak berzina) Firman Allah SWT: (barangsiapa yang melakukan demikian itu, niscaya dia mendapat (pembalasan) dosa (nya)) Diriwayatkan dari Abdullah bin Amr bahwa dia berkata tentang firmanNya (dosa (nya)) yaitu lembah di neraka Jahanam. As-Suddi berkata tentang firmanNya: (niscaya dia mendapat (pembalasan) dosa(nya)) yaitu pembalasan. Ini lebih selaras dengan makna yang tampak pada ayat ini, dan dengan pengertian yang sama disebutkan dalam konteks selanjutnya yang berfungsi sebagai mubdal minhunya, yaitu firman Allah SWT: ((yakni) akan dilipatgandakan azab untuknya pada hari kiamat) yaitu diulang-ulang terhadapnya dan dikeraskan (dan dia akan kekal dalam azab itu, dalam keadaan terhina) yaitu dalam keadaan terhina lagi rendah.

Firman Allah SWT: (kecuali orang-orang yang bertobat, beriman, dan mengerjakan amal saleh) yaitu, pembalasan dari sifat-sifat yang buruk adalah seperti yang telah disebutkan (kecuali orang-orang yang bertaubat) yaitu bertaubat kepada Allah SWT di dunia dari semua perbuatan itu, maka Allah akan menerima taubatnya. Dalam ayat ini terdapat makna yang menunjukkan bahwa taubat orang pembunuh dapat diterima. Ayat ini tidak bertentangan dengan ayat lain yang ada di dalam surah An-Nisa’: (Siapa yang membunuh seorang mukmin dengan sengaja, balasannya adalah (neraka) Jahanam.

Dia kekal di dalamnya. Allah murka kepadanya, melaknatnya, dan menyediakan baginya azab yang sangat besar (93)) (Surah An-Nisa’).

Karena sesungguhnya ayat ini sekalipun tergolong ke dalam ayat Madaniyah, tetapi itu bersifat mutlak sehingga bisa ditujukan kepada orang yang tidak bertaubat, sedangkan ayat ini diikat dengan pengertian taubat. Kemudian Allah SWT berfirman: (Sesungguhnya Allah tidak akan mengampuni (dosa) karena mempersekutukan-Nya (syirik), tetapi Dia mengampuni apa (dosa) yang selain (syirik) itu bagi siapa yang Dia kehendaki. Siapa pun yang mempersekutukan Allah sungguh telah berbuat dosa yang sangat besar) (Surah An-Nisa: 48).

Disebutkan dalam sunnah yang shahih dari Rasulullah SAW dengan kesehatan taubat seorang pembunuh. Sebagaimana yang disebutkan dalam kisah seseorang yang pernah membunuh seratus orang laki-laki, lalu dia bertaubat dan Allah menerima taubatnya. Hadits-hadits lain seperti itu cukup banyak.

Firman Allah SWT: (maka kejahatan mereka diganti Allah dengan kebajikan. Dan adalah Allah Maha Pengampun lagi Maha Penyayang) berhubungan dengan makna firmanNya: (kejahatan mereka diganti Allah dengan kebajikan) yaitu ada dua pendapat. Salah satunya bahwa amal buruk mereka diganti dengan kebaikan. Ali bin Abi Thalhah meriwayatkan dari Ibnu Abbas tentang firmanNya (Maka, Allah mengganti kejahatan mereka (dengan) kebaikan.

Allah Maha Pengampun lagi Maha Penyayang) dia berkata bahwa mereka adalah orang-orang mukmin yang sebelum beriman selalu mengerjakan keburukan. Kemudian Allah menjadikan mereka benci terhadap hal itu, dan Allah mengubah mereka mereka kepada kebaikan. Maka Allah mengganti keburukan menjadi kebaikan.

Diriwayatkan dari Mujahid dan Ibnu Abbas, bahwa dia mengucapkan syair saat menafsirkan makna ayat ini: “Setelah musim panas datanglah musim gugur sebagai penggantinya, dan setelah senang dalam waktu yang lama datanglah kesusahan” yaitu keadaan itu berubah menjadi keadaan yang lain. Hasan Al-Bashri berkata bahwa Allah mengganti amal buruk menjadi amal shalih, kemusyrikan dengan keikhlasan, pelacuran dengan pemeliharaan kehormatan, dan kekufuran dengan Islam Pendapat kedua bahwa keburukan-keburukan yang telah lalu berubah dengan sendirinya menjadi amal kebaikan berkat taubat yang bersih. Hal itu tidak lain karena setiap kali dia teringat ata dosa-dosa yang telah dilakukan, hatinya merasa menyesal, bertaubat dan memohon ampun.

Maka dosanya berganti menjadi ketaatan. Dan pada hari kiamat sekalipun dosa-dosanya itu dijumpai tertulis di dalam buku catatan amalnya, sesungguhnya hal itu tidak membahayakannya karena telah diganti menjadi amal kebaikan. Sebagaimana yang disebutkan dalam sunnah dan jejak-jejak yang diriwayatkan dari sejumlah ulama salaf.

Makhul berkata bahwa Allah mengampuni hal itu untuk mereka dan menjadikannya amal kebaikan Kemudian Allah SWT berfirman seraya memberitahukan tentang rahmatNya kepada semua hambaNya bahwa barangsiapa di antara mereka yang bertaubat kepadaNya dari dosa apa pun yang telah dia lakukan, baik besar maupun hina, kecil maupun besar, maka Allah SWT berfirman: (Dan orang yang bertobat dan mengerjakan amal saleh, maka sesungguhnya dia bertaubat kepada Allah dengan taubat yang sebenar-benarnya (71)) yaitu Allah akan menerima taubatnya, sebagaimana Allah SWT berfirman: (Siapa yang berbuat kejahatan atau menganiaya dirinya, kemudian memohon ampunan kepada Allah, niscaya akan mendapati Allah Maha Pengampun lagi Maha Penyayang (110)) (Surah An-Nisa’) dan (Katakanlah (Nabi Muhammad), “Wahai hamba-hamba-Ku yang melampaui batas (dengan menzalimi) dirinya sendiri, janganlah berputus asa dari rahmat Allah.

Sesungguhnya Allah mengampuni dosa semuanya. Sesungguhnya Dialah Yang Maha Pengampun lagi Maha Penyayang (53)) (Surah Az-Zumar). yaitu bagi orang yang bertaubat kepadaNya.

Sumber: https://tafsirweb.com/6326-surat-al-furqan-ayat-70.html

Informasi Tambahan

Juz

19

Halaman

366

Ruku

315

Apabila kamu membaca Al-Quran, hendaklah kamu meminta perlindungan kepada Allah dari syaitan yang terkutuk

Surah An-Nahl: 98

Adab Membaca Al-Quran

1. Suci dari Hadats

Pastikan dalam keadaan suci dari hadats besar dan kecil sebelum memegang dan membaca Al-Quran. Berwudhu terlebih dahulu merupakan salah satu bentuk penghormatan kepada kitab suci Al-Quran.

2. Niat yang Ikhlas

Membaca Al-Quran dengan niat mencari ridha Allah SWT, bukan untuk pamer atau mencari pujian. Niat yang ikhlas akan membawa keberkahan dalam membaca Al-Quran.

3. Menghadap Kiblat

Diutamakan menghadap kiblat saat membaca Al-Quran sebagai bentuk penghormatan dan mengikuti sunnah Rasulullah SAW. Posisi duduk yang sopan dan tenang juga dianjurkan.

4. Membaca Ta'awudz

Memulai dengan membaca ta'awudz dan basmalah sebelum membaca Al-Quran. Ta'awudz merupakan permintaan perlindungan kepada Allah dari godaan syaitan yang terkutuk.

5. Khusyuk dan Tenang

Membaca dengan tenang dan penuh penghayatan, memahami makna ayat yang dibaca. Tidak tergesa-gesa dan memperhatikan tajwid dengan baik.

6. Menjaga Kebersihan

Membaca Al-Quran di tempat yang bersih dan suci, serta menjaga kebersihan diri dan pakaian. Hindari membaca Al-Quran di tempat yang tidak pantas.

7. Memperindah Suara

Membaca Al-Quran dengan suara yang indah dan tartil, sesuai dengan kemampuan. Tidak perlu memaksakan diri, yang terpenting adalah membaca dengan benar sesuai tajwid.

Masukan & Feedback:info@finlup.id
© 2025 quran.finlup.id - All rights reserved