Kembali ke Surat Asy-Syu'ara'

الشعراۤء (Asy-Syu'ara')

Surat ke-26, Ayat ke-88

يَوْمَ لَا يَنْفَعُ مَالٌ وَّلَا بَنُوْنَ ۙ

(yaitu) pada hari (ketika) harta dan anak-anak tidak berguna,

📚 Tafsir Al-Muyassar

87-89. “Dan janganlah Engkau timpakan kehinaan kepadaku pada hari manusia keluar dari kubur-kubur mereka untuk mengahadapi perhitungan amal dan pembalasannya, pada hari yang harta dan anak-anak tidak bermanfaat bagi siapa pun dari hamba-hamba, kecuali orang yang menghadap Allah dengan hati yang bersih dari kekafiran, kemunafikan dan tindakan-tindakan kenistaan.”

Sumber: https://tafsirweb.com/6498-surat-asy-syuara-ayat-88.html

📚 Tafsir as-Sa'di

87-89 “dan janganlah Engkau hinakan aku pada hari mereka dibangkitkan,” maksudnya, dengan di caci karena beberapa dosa, dan dengan siksaan serta dengan dipermalukan Karena dosa-dosa itu. Akan tetapi, bahagiakanlah aku pada hari itu, yaitu hari yang tidak berguna lagi harta dan ank laki-laki, “kecuali orang-orang yang menghadap Allah dengan hati yang bersih. Inilah yang akan berguna baginya saat itu, dan inilah orang yang selamat dari siksa dan yang berhak mendapat limpahan pahala.

Hati yang selamat, maksudnya adalah hati yang selamat dari syirik, keraguan, cinta kepada keburukan, suka melakukan bid’ah dan dosa, dan keselamatannya drai hal-hal tersebut mengharuskannya berpegang teguh kepada lawan-lawannya, berupa ikhlas, ilmu, yakin, cinta kepada kebaikan dan menghiaskannya di dalam hati, dan mengharuskan kehendak dan kecintaannya mengikuti cinta Allah, dan hawa nafsunya mengikuti apa saja yang datang dari Allah.

Sumber: https://tafsirweb.com/6498-surat-asy-syuara-ayat-88.html

📚 Tafsir Al-Wajiz

88. Hari itu adalah hari dimana harta dan anak-anak tidak berguna

Sumber: https://tafsirweb.com/6498-surat-asy-syuara-ayat-88.html

📚 Tafsir Ibnu Katsir (Ringkas)

Ayat 83-89 Ini adalah permohonan nabi Ibrahim agar diberi hikmah. As-Suddi berkata bahwa itu adalah kenabian. Doanya adalah (dan masukkanlah aku ke dalam golongan orang-orang yang saleh) yaitu, jadikanlah aku ke dalam golongan orang-orang shalih di dunia dan akhirat, sebagaimana Nabi SAW bersabda ketika menjelang wafatan:”Ya Allah, masukkanlah aku ke dalam golongan orang-orang yang saleh yang menempati surga yang tertinggi” beliau mengucapkannya sebanyak tiga kali.

Firman Allah: (dan jadikanlah aku buah tutur yang baik bagi orang-orang (yang datang) kemudian (84)) yaitu jadikanlah aku seorang yang menjadi buah tutur yang baik setelahku yang selalu diingat dan dianut dalam kebaikan. Sebagaimana Allah SWT berfirman: (Kami abadikan untuk Ibrahim itu (pujian yang baik) di kalangan orang-orang yang datang kemudian (108) (yaitu),"Kesejahteraan dilimpahkan atas Ibrahim” (109) Demikianlah Kami memberi balasan kepada orang-orang yang berbuat baik (110)) (Surah Ash-Shaffat) Mujahid dan Qatadah berkata tentang firmanNya: (dan jadikanlah aku buah tutur yang baik bagi orang-orang (yang datang) kemudian (84)) yaitu pujian yang baik.

Mujahid berkata bahwa itu seperti firmanNya SWT: (Dan Kami berikan kepadanya kebaikan di dunia) (Surah An-NahI: 122), dan firmanNya: (Dan Kami berikan kepadanya balasannya di dunia dan di akhirat dia termasuk orang-orang yang shalih) (Surah Al-'Ankabut: 27) serta firmanNya (dan sesungguhnya dia di akhirat benar-benar termasuk orang-orang yang shalij) (Surah An-Nahl:122) Firman Allah SWT: (dan jadikanlah aku termasuk orang-orang yang memusakai surga yang penuh kenikmatan (85)) yaitu, berikanlah nikmat kepadaku di dunia dengan menjadi buah tutur yang baik setelahku; dan nikmat di akhirat, yaitu Engkau menjadikan aku termasuk orang-orang yang mewarisi surga yang penuh kenikmatan Firman Allah: (dan ampunilah ayahku, sesungguhnya dia termasuk orang yang sesat), sebagaimana firmanNya: (Ya Tuhan kami, beri ampunlah aku dan kedua ibu bapakku) (Surah lbrahim: 41) Ini merupakan doa yang dicabut kembali oleh nabi Ibrahim, sebagaimana Allah SWT berfirman: (Adapun permohonan ampunan Ibrahim (kepada Allah) untuk bapaknya, tidak lain hanyalah karena suatu janji yang telah diikrarkannya kepada bapaknya.

Maka ketika jelas bagi Ibrahim bahwa bapaknya adalah musuh Allah, maka Ibrahim berlepas diri darinya. Sungguh, Ibrahim itu seorang yang sangat lembut hatinya lagi penyantun (114)) (Surah At-Taubah) Allah SWT memutuskan permohonan ampunnya untuk ayahnya, sebagaimana Allah berfirman: (Sungguh, telah ada suri teladan yang baik bagimu pada Ibrahim dan orang-orang yang bersama dengannya, ketika mereka berkata kepada kaumnya, "Sesungguhnya kami berlepas diri dari kamu dan dari apa yang kamu sembah selain Allah, kami mengingkari (kekafiran)mu dan telah nyata antara kami dan kamu ada permusuhan dan kebencian untuk selama-lamanya sampai kamu beriman kepada Allah saja," kecuali perkataan Ibrahim kepada ayahnya, "Sungguh, aku akan memohonkan ampunan bagimu, namun aku sama sekali tidak dapat menolak (siksaan) Allah terhadapmu") (Surah Al-Mumtahanah: 4) Firman Allah: (dan janganlah Engkau hinakan aku pada hari mereka dibangkitkan (87)) yaitu, lindungilah aku dari kehinaan di hari kiamat dan di hari semua makhluk dibangkitkan dari yang pertama sampai yang terakhir.

Firman Allah: ((yaitu) di hari harta dan anak-anak laki-laki tidak berguna (88)) yaitu tidak ada yang dapat melindungi seseorang dari azab Allah baik hartanya, sekalipun dia menebusnya dengan emas seisi bumi. (dan anak laki-laki) yaitu sekalipun menebus dengan seluruh manusia yang ada di bumi. Maka tetap tidak ada yang bermanfaat pada hari itu kecuali keimanan kepada Allah dan ikhlas hanya kepadaNya dalam melaksanakan agama serta berlepas diri dari kemusyrikan dan para pengikutnya. Oleh karena itu Allah SWT berfirman: (kecuali orang-orang yang menghadap Allah dengan hati yang bersih (89)) yaitu bersih dari kotoran dan kemusyrikan.

Ibnu Sirin berkata bahwa hati yang bersih adalah jika mengetahui bahwa Allah itu benar, dan hari kiamat pasti terjadi, tidak ada keraguan padanya, dan bahwa Allah membangkitkan semua makhluk dari kubur. Mujahid, Al-Hasan dan lainnya berkata (hati yang bersih) adalah bersih dari kemusyrikan. Abu Utsman An-Naisaburi berkata bahwa itu adalah hati yang bersih dari bid'ah dan teguh dengan sunnah.

Sumber: https://tafsirweb.com/6498-surat-asy-syuara-ayat-88.html

Informasi Tambahan

Juz

19

Halaman

371

Ruku

320

Apabila kamu membaca Al-Quran, hendaklah kamu meminta perlindungan kepada Allah dari syaitan yang terkutuk

Surah An-Nahl: 98

Adab Membaca Al-Quran

1. Suci dari Hadats

Pastikan dalam keadaan suci dari hadats besar dan kecil sebelum memegang dan membaca Al-Quran. Berwudhu terlebih dahulu merupakan salah satu bentuk penghormatan kepada kitab suci Al-Quran.

2. Niat yang Ikhlas

Membaca Al-Quran dengan niat mencari ridha Allah SWT, bukan untuk pamer atau mencari pujian. Niat yang ikhlas akan membawa keberkahan dalam membaca Al-Quran.

3. Menghadap Kiblat

Diutamakan menghadap kiblat saat membaca Al-Quran sebagai bentuk penghormatan dan mengikuti sunnah Rasulullah SAW. Posisi duduk yang sopan dan tenang juga dianjurkan.

4. Membaca Ta'awudz

Memulai dengan membaca ta'awudz dan basmalah sebelum membaca Al-Quran. Ta'awudz merupakan permintaan perlindungan kepada Allah dari godaan syaitan yang terkutuk.

5. Khusyuk dan Tenang

Membaca dengan tenang dan penuh penghayatan, memahami makna ayat yang dibaca. Tidak tergesa-gesa dan memperhatikan tajwid dengan baik.

6. Menjaga Kebersihan

Membaca Al-Quran di tempat yang bersih dan suci, serta menjaga kebersihan diri dan pakaian. Hindari membaca Al-Quran di tempat yang tidak pantas.

7. Memperindah Suara

Membaca Al-Quran dengan suara yang indah dan tartil, sesuai dengan kemampuan. Tidak perlu memaksakan diri, yang terpenting adalah membaca dengan benar sesuai tajwid.

Masukan & Feedback:info@finlup.id
© 2025 quran.finlup.id - All rights reserved