Kembali ke Surat Asy-Syu'ara'

الشعراۤء (Asy-Syu'ara')

Surat ke-26, Ayat ke-217

وَتَوَكَّلْ عَلَى الْعَزِيْزِ الرَّحِيْمِ ۙ

Dan bertawakallah kepada (Allah) Yang Mahaperkasa, Maha Penyayang.

📚 Tafsir Al-Muyassar

217-220. Dan serahkanlah urusanmu kepada Allah Dzat Yang Mahaperkasa yang tidak dapat dikalahkan dan tidak dapat ditundukkan, Yang Maha Penyayang yang tidak mengabaikan para waliNya. Dan Dia-lah yang melihatmu saat kamu berdiri mengerjakan shalat sendiran di tengah malam, dan melihat perubahan gerak badanmu besama orang-orang yang bersujud dalam shalat mereka bersamamu, dengan berdiri,rukuk, sujud, dan duduk.

Sesungguhnya Dia maha Mendengar bacaan al-Qur’an dan dzikirmu, lagi Maha Mengetahui niat dan amal perbuatanmu.

Sumber: https://tafsirweb.com/6627-surat-asy-syuara-ayat-217.html

📚 Tafsir as-Sa'di

217 pendukung terbesar bagi seorang hamba untuk melkaukan apa yang diperintahkan kepadanya adalah bersandar kepada Rabbnya dan memohon pertolongan kepada tuhannya agar diberi bimbingan dapat mengerjakan perintah. Maka drai itu, Allah memerintahkan tawakkal kepadaNYa, seraya berfirman,”dan bertawakkalah kepada Allah Yang Mahaperkasa lagi Maha penyayng,” tawakal adalah kepasrahan hati kepada Allah dalam mencari manfaat dan menolak berbagai marabahaya yang disertai keyakinannya kepada Allah dan berbaik sangka kepadaNya mengenai keberhasilannya meraih cita-cita. Karena sesungguhnya Dia Mahaperkasa lagi Maha penyayang.

Dengan keperkasaanNya, Dia kuasa melimpahkan kebaikan dan menolak segala keburukan dari hambaNya, dan dengan rahmatNya, Dia melakukan hal itu.

Sumber: https://tafsirweb.com/6627-surat-asy-syuara-ayat-217.html

📚 Tafsir Al-Wajiz

217. Dan serahkanlah segala urusanmu kepada Allah Yang Maha Perkasa dan Maha Membalas kepada orang kafir, lagi Maha Penyayang kepada orang yang beriman

Sumber: https://tafsirweb.com/6627-surat-asy-syuara-ayat-217.html

📚 Tafsir Ibnu Katsir (Ringkas)

Ayat 213-220 Allah SWT berfirman seraya memerintahkan agar menyembahNya semata, tidak ada sekutu bagiNya; dan memberitahu­kan bahwa barangsiapa yang menyekutukanNya, maka Dia pasti akan mengazabnya. Kemudian Allah SWT berfirman seraya memerintahkan kepada RasulNya agar memberi peringatan kepada keluarganya yang terdekat, dan bahwa tidak ada yang menyelamatkan seseorangpun dari kaum kerabatnya kecuali keimanannya kepada Tuhannya SWT. Lalu Allah memerintahkan kepada RasulNya agar bersikap lemah lembut kepada orang-orang yang mengikutinya dari kalangan hamba-hambaNya yang mukmin.

Dan barangsiapa di antara makhluk Allah durhaka kepadaNya, maka hendaklah dia berlepas diri dari apa yang dia lakukan. Oleh karena itu Allah SWT berfirman: (Jika mereka mendurhakaimu, maka katakanlah, "Sesungguhnya aku tidak bertanggung jawab terhadap apa yang kalian kerjakan" (216)) Peringatan yang khusus ini tidak bertentangan dengan peringatan yang umum, bahkan itu merupakan bagian darinya, sebagaimana Allah SWT berfirman: (agar kamu memberi peringatan kepada kaum yang leluhurnya belum pernah mendapat peringatan, karena itu mereka lalai (6)) (Surah Yasin) dan (agar kamu memberi peringatan kepada (penduduk) Ummul Qura (Makkah) dan orang-orang yang di sekitarnya) (Surah Asy Syura: 7) serta (Dan berilah peringatan dengan apa yang diwahyukan itu kepada orang-orang yang takut akan dihimpunkan kepada Tuhannya) (Surah Al-An'am: 51) Diriwayatkan dari Qabishah bin Mukhariq dan Zuhair bin Amr, keduanya berkata bahwa ketika ayat ini diturunkan: (Dan berilah peringatan kepada kerabat-kerabatmu yang terdekat (214)) Maka Rasulullah SWT menaiki sebuah tumpukan batu besar yang ada di puncak sebuah bukit, lalu berseru: Wahai Bani Abdu Manaf, sesungguhnya aku hanyalah seorang pemberi peringatan, dan sesungguhnya perumpamaan diriku dan diri kalian adalah bagaikan seorang lelaki yang melihat musuh, lalu dia memberi peringatan kepada kaumnya agar jangan keduluan oleh musuh.

Lalu dia berseru dengan sekuat suaranya,"Awas serangan musuh!" Firman Allah SWT: (Dan bertawakallah kepada (Allah) Yang Maha Perkasa lagi Maha Penyayang) yaitu, bertawakalah kepada Allah dalam semua urusanmu, karena sesungguhnya Dia pasti akan mendukungmu, memeliharamu, menolongmu, memenangkanmu, dan meninggikan kalimatmu. Firman Allah SWT: (Yang melihat kamu ketika kamu berdiri (salat)) yaitu Dia selalu memperhatikanmu, sebagaimana Allah SWT berfirman: (Dan bersabarlah dalam menunggu ketetapan Tuhanmu, maka sesungguhnya kamu berada dalam penglihatan Kami) (Surah Ath-Thur: 48).

Ibnu Abbas berkata tentang firmanNya: (Yang melihat kamu ketika kamu berdiri (untuk salat)) yaitu untuk shalat. Al-Hasan berkata tentang firmanNya: (Yang melihat kamu ketika kamu berdiri) yaitu ketika kamu shalat sendirian. Firman Allah : (dan (melihat pula) perubahan gerak badanmu di antara orang-orang yang sujud (219)) Qatadah berkata tentang firmanNya: (Yang melihat kamu ketika kamu berdiri (218) dan (melihat pula) perubahan gerak badanmu di antara orang-orang yang sujud (219)) dia berkata yaitu dalam shalatmu yang sendirian Allah melihatmu, dan melihatmu juga dalam shalatmu yang jamaah.

Firman Allah SWT: (Sesungguhnya Dia adalah Yang Maha Mendengar lagi Maha Mengetahui (220)) yaitu Maha Mendengar semua ucapan hamba-hambaNya, dan Maha Mengetahui semua gerakan dan diamnya mereka. Sebagaimana Allah SWT berfirman: (Kamu tidak berada dalam suatu keadaan dan tidak membaca suatu ayat dari Al-Qur'an dan kalian tidak mengerjakan suatu pekerjaan, melainkan Kami menjadi saksi atas kalian di waktu kalian melakukannya) (Surah Yunus: 61)

Sumber: https://tafsirweb.com/6627-surat-asy-syuara-ayat-217.html

Informasi Tambahan

Juz

19

Halaman

376

Ruku

326

Apabila kamu membaca Al-Quran, hendaklah kamu meminta perlindungan kepada Allah dari syaitan yang terkutuk

Surah An-Nahl: 98

Adab Membaca Al-Quran

1. Suci dari Hadats

Pastikan dalam keadaan suci dari hadats besar dan kecil sebelum memegang dan membaca Al-Quran. Berwudhu terlebih dahulu merupakan salah satu bentuk penghormatan kepada kitab suci Al-Quran.

2. Niat yang Ikhlas

Membaca Al-Quran dengan niat mencari ridha Allah SWT, bukan untuk pamer atau mencari pujian. Niat yang ikhlas akan membawa keberkahan dalam membaca Al-Quran.

3. Menghadap Kiblat

Diutamakan menghadap kiblat saat membaca Al-Quran sebagai bentuk penghormatan dan mengikuti sunnah Rasulullah SAW. Posisi duduk yang sopan dan tenang juga dianjurkan.

4. Membaca Ta'awudz

Memulai dengan membaca ta'awudz dan basmalah sebelum membaca Al-Quran. Ta'awudz merupakan permintaan perlindungan kepada Allah dari godaan syaitan yang terkutuk.

5. Khusyuk dan Tenang

Membaca dengan tenang dan penuh penghayatan, memahami makna ayat yang dibaca. Tidak tergesa-gesa dan memperhatikan tajwid dengan baik.

6. Menjaga Kebersihan

Membaca Al-Quran di tempat yang bersih dan suci, serta menjaga kebersihan diri dan pakaian. Hindari membaca Al-Quran di tempat yang tidak pantas.

7. Memperindah Suara

Membaca Al-Quran dengan suara yang indah dan tartil, sesuai dengan kemampuan. Tidak perlu memaksakan diri, yang terpenting adalah membaca dengan benar sesuai tajwid.

Masukan & Feedback:info@finlup.id
© 2025 quran.finlup.id - All rights reserved