Kembali ke Surat An-Naml

النمل (An-Naml)

Surat ke-27, Ayat ke-9

يٰمُوْسٰٓى اِنَّهٗٓ اَنَا اللّٰهُ الْعَزِيْزُ الْحَكِيْمُ ۙ

(Allah berfirman), “Wahai Musa! Sesungguhnya Aku adalah Allah, Yang Mahaperkasa, Mahabijaksana.

📚 Tafsir Al-Muyassar

8-12. Kemudian tatkala Musa mendatangi api itu, Allah memanggilnya dan memberitahukan kepadanya bahwa ini adalah suatu tempat yang disucikan Allah dan diberkahi olehNya. Maka Dia menjadikannya sebagai tempat untuk berbicara kepada Musa dan mengangkatnya sebagai rasul.

Dan sesungguhnya Allah memberkahi siapa saja yang berada di api itu dan yang ada di sekitarnya dari kalangan malaikat, dan Mahasuci Allah, Penguasa seluruh makhluk dari segala yang tidak pantas bagiNya. “Wahai Musa, sesungguhnya Aku adalah Allah yang berhak diibadahi semata, yang Mahaperkasa Yang Kuasa untuk membalas musuh-musuhKu, juga Mahabijaksana dalam pengaturan makhluk-makhlukKu. Dan lemparkanlah tongkatmu.” Maka ia (musa) melemparkan tongkatnya, lalu berubah menjadi seekor ular. Ketika melihatnya bergerak-gerak dengan mudah seperti rayapan ular yang cepat, Musa berbalik untuk lari, dan tidak kembali kepadanya.

Maka Allah menenangkannya dengan FirmanNYa, “Wahai Musa, jangan takut. Sesungguhnya orang yang Aku utus kepada mereka dengan membawa risalahKu tidak takut disisiKu. Akan tetapi, orang yang melewati batas dengan berbuat dosa kemudian bertaubat dan menggantinya dengan taubat yang baik setelah buruknya dosa, sesungguhnya Aku Maha Pengampun baginya lagi Maha penyayang terhadapnya.

Maka seseorang tidak boleh berputus asa dari rahmat dan ampunan Allah. Dan masukkanlah tanganmu ke dalam kerah bajumu yang terbuka sampai ke dada, niscaya akan keluar dalam keadaan putih seperti salju, namun bukan karena penyakit kusta. Dua hal tersebut termasuk bagian dari Sembilan mukjizat yaitu tangan, tongkat, paceklk panjang, kekurangn buah-buahan, banjir bandang, belelang, kutu, katak, dan darah untuk menguatkanmu dalam menyampaikan risalah kepada Fir’aun dan kaumnya.

Sesungguhnya mereka itu adalah kaum yang telah keluar dari perintah Allah lagi kafir terhadapNya."

Sumber: https://tafsirweb.com/6873-surat-an-naml-ayat-9.html

📚 Tafsir as-Sa'di

9 “hai Musa, sesungguhnya, Akulah Allah, Yang Mahaperkasa lagi MahaBijaksana,” maksudnya, Allah menginformasikan kepadanya bahwa Allah semata-lah yang berhak disembah, tiada sekutu bagaiNya, sebagaimana disebutkan dalam ayat yang lain, “sesungguhnya Aku adalah Allah, tidak ada yang berhak disembah kecuali Aku, maka sembahlah Aku (semata), dan dirikanlah shalat untuk mengingatKu,” (thaha:14) “Yang Mahaperkasa,” yang menundukkan segala sesuatu dan semua makhluk tunduk padaNya, “lagi Mahabijaksana,” di dalam urusan dan penciptaanNya. Di aantara kebijaksanaanNya adalah Dia mengangkat Musa bin Imran sebagai RasulNya, yang mana Allah telah mengetahui bahwa Musa mampu untuk mengemban kerasulan, wahyu dan pembicaraan denganNya. Dan di antara keperkasaanNya adalah Anda bersandar (pasrah) kepadaNya dan Anda tidak merasa takut karena kesendirianmu dan banyaknya musuhmu serta keganasan mereka.

Sebab ubun-ubun mereka ada di tangan Allah, gerak-gerik dan diamnya mereka ada dalam pengendalian Allah.

Sumber: https://tafsirweb.com/6873-surat-an-naml-ayat-9.html

📚 Tafsir Al-Wajiz

9. Allah berfirman: "Hai Musa, sesungguhnya, Akulah Allah Tuhanmu, Aku Yang menyerumu.

Yang Maha Perkasa lagi Maha Bijaksana dalam firman maupun tindakan.”

Sumber: https://tafsirweb.com/6873-surat-an-naml-ayat-9.html

📚 Tafsir Ibnu Katsir (Ringkas)

Ayat 7-14 Allah SWT berfirman kepada RasulNya nabi Muhammad SAW seraya mengingatkan kepada beliau tentang perkara nabi Musa saat Allah memilihnya, mengajaknya bicara langsung, dan membuatnya bermunajat, dan memberinya mukjizat-mukjizat yang agung dan jelas serta dalil-dalil yang dapat mengalahkan musuh. Allah mengutusnya kepada Fir'aun dan para pembesar kaumnya, lalu mereka membangkang, dan mengingkarinya serta enggan mengikuti dan taat kepada petunjuknya. Jadi Allah SWT berfirman: ((Ingatlah) ketika Musa berkata kepada keluarganya) yaitu ingatlah ketika nabi Musa berjalan di malam hari bersama keluarganya, saat itu malam sangat gelap.

Lalu nabi Musa menemui nyala api di lereng Bukit Thur, yaitu melihat api yang menyala dan bergerak, lalu dia berkata: (Sesungguhnya aku melihat api. Aku kelak akan membawa kepada kalian kabar darinya) yaitu tentang jalan (atau aku membawa kepada kalian suluh api supaya kalian dapat berdiang) yaitu untuk menghangatkan tubuh kalian. Dan sama dengan apa yang dia katakan, yaitu sesungguhnya dia kembali dari api itu dengan membawa berita yang sangat agung. Dia telah mengambil dari api itu cahaya yang agung, Oleh karena itu Allah berfirman: (Maka tatkala dia tiba di (tempat) api itu, diserulah dia, "Bahwa telah diberkati orang-orang yang berada di dekat api itu dan orang-orang yang berada di sekitarnya) yaitu setelah nabi Musa sampai ke tempat api itu, dia melihat pemandangan yang menakjubkan dan agung, dimana dia berhenti melihat api itu, dan api itu menyala di sebuah pohon yang hijau, tidak semakin besar melainkan semakin menyala-nyala.

Lalu nabi Musa terhenti karena takjub melihat apa yang dia lihat (diserulah dia,"Bahwa telah diberkati orang-orang yang berada di dekat api itu”) Ibnu Abbas berkata bahwa yang dimaksud adalah disucikan, dan (dan orang-orang yang berada di sekitarnya) adalah para malaikat. Firman Allah SWT: (Dan Maha Suci Allah, Tuhan semesta alam) yaitu Dzat yang melakukan segala sesuatu sesuai dengan apa yang Dia kehendaki, tidak ada sesuatu pun dari makhlukNya yang menyerupaiNya, dan tidak ada sesuatupun dari makhlukNya yang dapat meliputiNya. Dia Maha Tinggi, Maha Besar, dan Maha Membedakan semua makhluk.

Bumi dan langit tidak dapat memuatNya, bahkan Dialah Dzat yang Maha Esa, tempat bergantung segala sesuatu dan Maha Suci dari kemiripan dengan makhlukNya. Firman Allah SWT: ((Allah berfirman), "Hai Musa, sesungguhnya Akulah Allah Yang Maha Perkasa lagi Maha Bijaksana” (9)) Allah memberitahu kepadanya bahwa yang sedang berbicara kepadanya adalah Tuhannya, Allah yang Maha Perkasa, yang mengalahkan, dan yang menundukkan segala sesuatu, dan Maha Bijaksana dalam semua firman dan perbuatanNya.

Kemudian Allah memerintahkannya untuk melemparkan tongkat yang ada di tangannya untuk menunjukkan kepadanya bukti yang jelas bahwa Dialah Dzat yang berbuat, memilih, dan Maha kuasa atas segala sesuatu. Setelah nabi Musa melemparkan tongkatnya dari tangannya, tiba-tiba tongkat itu berubah menjadi ular yang sangat besar, dan gerakannya sangat cepat. Oleh karena itu Allah SWT berfirman: (Maka tatkala Musa melihatnya bergerak-gerak seperti seekor ular yang gesit) Kata “Al-Jan” adalah ular yang cepat dan banyak gerakannya.

Disebutkan dalam sebuah hadits bahwa Nabi SAW melarang membunuh ular-ular yang ada di rumah-rumah. Setelah nabi Musa menyaksikan hal itu: (larilah dia berbalik ke belakang tanpa menoleh) yaitu tidak menoleh ke belakang lagi karena sangat takut yang mencekam ((Allah berfirman), "Hai Musa, janganlah kamu takut.

Sesungguhnya orang yang dijadikan rasul, tidak akan takut di hadapanKu") yaitu, janganlah takut terhadap apa yang kamu lihat, sesungguhnya Aku hendak memilihmu sebagai seorang rasul dan Aku akan menjadikanmu sebagai seorang nabi yang terkemuka. Firman Allah SWT: (tetapi orang yang berlaku zalim, kemudian ditukarnya kezalimannya dengan kebaikan (Allah akan mengampuninya); maka sesungguhnya Aku Maha Pengampun lagi Maha Penyayang (11)) Ini adalah istisna’ munqati' yang di dalamnya terdapat kabar gembira yang besar bagi manusia, karena disebutkan bahwa barangsiapa yang mengerjakan suatu keburukan, lalu meninggalkannya, bertaubat dan kembali kepada Allah, maka sesungguhnya Allah menerima taubatnya, sebagaimana Allah SWT berfirman (Dan sesungguhnya Aku Maha Pengampun bagi orang yang bertaubat, beriman, beramal saleh, kemudian tetap di jalan yang benar (82)) (Surah Thaha) dan (Dan barangsiapa berbuat kejahatan dan menganiaya dirinya, kemudian dia memohon ampunan kepada Allah, niscaya dia akan mendapatkan Allah Maha Pengampun, Maha Penyayang (110)) (Surah An-Nisa’).

Ayat-ayat yang menunjukkan hal ini cukup banyak. Firman Allah: (Dan masukkanlah tanganmu ke leher bajumu, niscaya ia akan ke luar putih (bersinar) bukan karena penyakit) Ini adalah mukjizat lainnya yang jelas yang menunjukkan kekuasaan Allah, Dzat yang melakukan segala sesuatu, yang memilih, dan membuktikan kebenaran utusan yang diberikan kepadanya dengan mukjizat. Allah memerintahkan kepadanya untuk memasukkan tangannya ke saku bajunya, dan ketika dia memasukkan dan mengeluar­kannya, maka tangannya menjadi putih bersinar, seakan-akan kilat yang menyambar, sangat menyilaukan mata.

Firman Allah SWT: ((Kedua mukjizat ini) termasuk sembilan buah mukjizat) yaitu, kedua mukjizat ini merupakan sebagian dari sembilan mukjizat yang Aku kuatkan kamu dengannya dan Aku menjadikannya sebagai bukti yang membenarkanmu kepada Fir'aun dan kaumnya (Sesungguhnya mereka adalah kaum yang fasik) Inilah sembilan mukjizat itu yang disebutkan Allah SWT: (Dan sesungguhnya Kami telah memberikan kepada Musa sembilan buah mukjizat yang nyata) (Surah Al-Isra': 101) sebagaimana penjelasan itu telah disebutkan di sana.

Firman Allah SWT: (Maka tatkala mukjizat-mukjizat Kami yang jelas itu sampai kepada mereka) yaitu dengan jelas dan terang (berkatalah mereka, "Ini adalah sihir yang nyata") Mereka bermaksud menentangnya dengan sihir mereka, tetapi mereka dikalahkan dan kembali dalam keadaan hina (Dan mereka mengingkarinya) yaitu yang tampak pada urusan mereka (padahal hati mereka meyakini (kebenaran)nya) yaitu mereka mengetahui dalam diri mereka bahwa itu adalah kebenaran dari sisi Allah, tetapi mereka mengingkari, membangkang dan bersikap angkuh terhadapnya (Karena kezaliman dan kesombongan (mereka)) yaitu, dalam diri mereka telah tertanam watak zalim dan sombong, tidak mau mengikuti kebenaran. Oleh karena itu Allah SWT berfirman: (Maka perhatikanlah betapa kesudahan orang-orang yang berbuat kerusakan) yaitu perhatikanlah, wahai Muhammad, bagaimanakah akibat mereka itu karena Allah membinasakan mereka dengan menenggelamkan mereka semuanya dalam waktu yang singkat. Maksudnya adalah dikatakan,”Waspadalah, wahai orang-orang yang mendustakan Muhammad dan mengingkari Al-Qur,'an yang diturunkan kepadanya dari Tuhannya, bahwa kalian pasti akan tertimpa azab seperti yang telah menimpa mereka dengan azab yang lebih dahsyat dan lebih kuat, karena sesungguhnya nabi Muhammad SAW itu lebih mulia lagi lebih agung daripada nabi Musa, dan bukti beliau lebih jelas dan lebih kuat daripada bukti nabi Musa melalui apa yang dianugerahkan Allah kepada beliau, berupa dalil-dalil yang diiringi dengan apa yang ada pada diri dan kemuliaan akhlak beliau serta berita gembira yang disampaikan oleh para nabi terdahulu tentang beliau dan janji serta ikrar yang diambil Tuhannya darinya.

Sumber: https://tafsirweb.com/6873-surat-an-naml-ayat-9.html

Informasi Tambahan

Juz

19

Halaman

377

Ruku

327

Apabila kamu membaca Al-Quran, hendaklah kamu meminta perlindungan kepada Allah dari syaitan yang terkutuk

Surah An-Nahl: 98

Adab Membaca Al-Quran

1. Suci dari Hadats

Pastikan dalam keadaan suci dari hadats besar dan kecil sebelum memegang dan membaca Al-Quran. Berwudhu terlebih dahulu merupakan salah satu bentuk penghormatan kepada kitab suci Al-Quran.

2. Niat yang Ikhlas

Membaca Al-Quran dengan niat mencari ridha Allah SWT, bukan untuk pamer atau mencari pujian. Niat yang ikhlas akan membawa keberkahan dalam membaca Al-Quran.

3. Menghadap Kiblat

Diutamakan menghadap kiblat saat membaca Al-Quran sebagai bentuk penghormatan dan mengikuti sunnah Rasulullah SAW. Posisi duduk yang sopan dan tenang juga dianjurkan.

4. Membaca Ta'awudz

Memulai dengan membaca ta'awudz dan basmalah sebelum membaca Al-Quran. Ta'awudz merupakan permintaan perlindungan kepada Allah dari godaan syaitan yang terkutuk.

5. Khusyuk dan Tenang

Membaca dengan tenang dan penuh penghayatan, memahami makna ayat yang dibaca. Tidak tergesa-gesa dan memperhatikan tajwid dengan baik.

6. Menjaga Kebersihan

Membaca Al-Quran di tempat yang bersih dan suci, serta menjaga kebersihan diri dan pakaian. Hindari membaca Al-Quran di tempat yang tidak pantas.

7. Memperindah Suara

Membaca Al-Quran dengan suara yang indah dan tartil, sesuai dengan kemampuan. Tidak perlu memaksakan diri, yang terpenting adalah membaca dengan benar sesuai tajwid.

Masukan & Feedback:info@finlup.id
© 2025 quran.finlup.id - All rights reserved