البقرة (Al-Baqarah)
Surat ke-2, Ayat ke-25
وَبَشِّرِ الَّذِيْنَ اٰمَنُوْا وَعَمِلُوا الصّٰلِحٰتِ اَنَّ لَهُمْ جَنّٰتٍ تَجْرِيْ مِنْ تَحْتِهَا الْاَنْهٰرُ ۗ كُلَّمَا رُزِقُوْا مِنْهَا مِنْ ثَمَرَةٍ رِّزْقًا ۙ قَالُوْا هٰذَا الَّذِيْ رُزِقْنَا مِنْ قَبْلُ وَاُتُوْا بِهٖ مُتَشَابِهًا ۗوَلَهُمْ فِيْهَآ اَزْوَاجٌ مُّطَهَّرَةٌ وَّهُمْ فِيْهَا خٰلِدُوْنَ
Dan sampaikanlah kabar gembira kepada orang-orang yang beriman dan berbuat kebajikan, bahwa untuk mereka (disediakan) surga-surga yang mengalir di bawahnya sungai-sungai. Setiap kali mereka diberi rezeki buah-buahan dari surga, mereka berkata, “Inilah rezeki yang diberikan kepada kami dahulu.” Mereka telah diberi (buah-buahan) yang serupa. Dan di sana mereka (memperoleh) pasangan-pasangan yang suci. Mereka kekal di dalamnya.
📚 Tafsir Al-Muyassar
Dan kabarkanlah -wahai Rosul- kepada orang-orang yang beriman dan beramal sholeh, dengan satu berita yang akan memenuhi hati mereka dengan suka cita, bahwasanya di akhirat kelak mereka akan memperoleh kebun-kebun yang mengagumkan, sungai-sungai akan mengalir di bawah istana-istananya yang menjulang tinggi dan pepohonannya yang rindang. setiap kali Allah memberi rizki kepada mereka berupa sejenis buah yang lezat, mereka berkata “Sungguh Allah telah memberi rizki kepada kami sejenis ini sebelumnya (di dunia).” Ketika memulai menikmatinya, mereka mendapatkan hal yang baru dari rasa dan kelezatannya, walaupun serupa dengan jenis sebelumnya (di dunia) dari segi warna, bentuk dan nama. Di dalam surga mereka juga akan mendapatkan istri-istri yang disucikan dari segala jenis kotoran fisik seperti air kencing, dan haid, serta kotoran maknawi seperti dosa dan kepribadian buruk. Di dalam surga dan kenikmatannya, mereka akan abadi, tidak akan meninggal dan tidak akan keluar darinya.
Sumber: https://tafsirweb.com/277-surat-al-baqarah-ayat-25.html
📚 Tafsir as-Sa'di
25. Setelah Allah menyebutkan tentang balasan orang-orang kafir, Dia menyebutkan juga balasan orang-orang beriman yang selalu mengerjakan amal-amal shalih. Sebagaimana ini adalah suatu metode Allah dalam kitabNya, yaitu Dia menyatukan antara harapan dan ancaman, agar seorang hamba optimis, mengharap, khawatir dan takut, lalu Allah berfirman, ”Dan sampaikanlah berita gembira, ” yakni, wahai Rosul dan siapapun yang berada dalam posisimu (sebagai penyeru), “kepada mereka yang beriman,” dengan hati mereka, ”dan berbuat baik” dengan anggota tubuh mereka, maka mereka membenarkan keimanan mereka dengan tindakan nyata dari perbuatan-perbuatan baik mereka.
Perbuatan-perbuatan baik disifati dengan kata shalih karena dengan perbuatan-perbuatan itu akan memperbaiki keadaan seorang hamba, memperbaiki perkara agama dan dunianya, dan penghidupan dunia maupun akhiratnya, serta menghilangkan kerusakan dirinya, yang pada akhirnya ia menjadi golongan orang-orang yang shalih yang berbuat baik karena berdekatan dengan ar-Rahman dalam surgaNya. Maka berikanlah mereka kabar gembira, “ bahwa bagi mereka disediakan surga-surga, ” yakni kebun-kebun yang meliputi pohon-pohon yang indah, buah-buahan yang menggiurkan, naungan yang sejuk, dahan-dahan dan ranting pohon yang rimbun. Dengan itu semua, jadilah ia sebagai taman-taman yang di nikmati oleh orang yang masuk ke dalamnya dan dirasakan oleh orang-orang yang tinggal di dalamnya, “yang mengalir sungai-sungai di bawahnya, ” yakni sungai-sungai air, susu, madu dan khamar, di mana mereka mengalirkannya bagaimanapun cara yang mereka kehendaki dan mengalirkannya kemana pun mereka inginkan, dan darinya pohon-pohon itu di siram, hingga tumbuhlah buah-buahan yang bermacam-macam. “setiap mereka di beri rizki buah-buahan dalam surga-surga itu, mereka mengatakan, ’inilah yang pernah di berikan kepada kami dahulu’.“ maksudnya buah-buahan ini sama dari sisi jenis dan sifatnya, semuanya sama rata dalam kelezatan dan keunggulannya, tidak ada buah-buahan yang busuk, dan mereka tidak memiliki waktu yang kosong dari kenikmatan, mereka selalu berada dalam kenikmatan dengan memakan buah-buahannya.
Dan firmanNya, “mereka diberi buah-buahan yang serupa, ” menurut suatu pendapat, serupa dalam namanya namun berbeda dalam rasanya. Ada juga yang berpendapat, serupa dalam warnanya namun berbeda dalam namanya. Ada juga yang berpendapat, sebagian serupa dengan sebagiannya lagi dalam keunggulan, kelezatan, dan kenikmatannya, dan yang terakhir ini mungkin pendapat yang terbaik.
Kemudian, setelah Allah menyebutkan tentang kediaman mereka, makan mereka dari makanan dan minuman, dan buah-buahan mereka, Allah menyebutkan pula istri-istri mereka, lalu Dia menjelaskan tentang sifat mereka dengan sifat yang paling sempurna, Dia meringkasnya dan membahasnya seraya berfirman, “ Dan untuk mereka di dalamnya ada istri-istri yang suci, ” dan Allah tidak mengatakan suci dari satu aib saja, demi mencakup segala macam kesucian, mereka itu suci akhlaknya, suci tubuhnya, suci lisannya, suci penglihatannya, akhlak-akhlak mereka penuh cinta yang disukai oleh suami-suami mereka dengan akhlak yang baik, berhias diri yang paling indah dan bertata karma, baik ucapan maupun perbuatan, juga suci tubuh mereka dari haid, nifas, mani, air seni, kotoran, lendir hidung, air ludah dan bau yang tidak sedap, dan juga penampilan mereka dengan kesempurnaan kecantikan dimana tidak ada aib sama sekali pada diri mereka, tidak pula buruk rupa, akan tetapi mereka itu baik-baik lagi cantik-cantik, suci lisan dan pandangan mereka, yang sopan lagi menundukkan pandangan mereka terhadap suami-suami mereka, sopan lisan mereka dalam bertutur kata yang jauh dari perkataan yang buruk. Dalam ayat ini disebutkan yang menyampaikan kabar gembira, yang diberikan kabar gembira, dan apa-apa yang menjadi kabar gembira, serta sebab-sebab yang menyampaikan kepadanya. Yang menyampaikan kabar gembira itu adalah Rosululloh SHOLALLOHU 'ALAIHI WASALLAM atau umat nya yang berada dalam posisinya, dan penerima kabar gembira adalah orang-orang yang beriman yang beramal shalih, sedangkan hal yang menjadi kabar gembira itu adalah surga-surga yang telah di sebutkan sifat-sifatnya, dan sebab-sebab yang menyampaikan kepadanya adalah keimanan dan amal shalih, karena tidak ada jalan lain yang menyampaikan kepada berita gembira itu kecuali dengan kedua sebab tersebut.
Ini merupakan kabar gembira terbesar yang di ucapkan oleh semulia-mulia makhluk dengan sebaik-baik factor penyebabnya. Ayat ini juga menunjukkan sunnahnya memberikan kabar gembira bagi kaum Mukminin dan membangkitkan semangat mereka untuk beramal lebih giat yaitu dengan menyebutkan balasan perbuatan mereka dan hasilnya, karena dengan hal tersebut perbuatan akan lebih mudah dan ringan. Dan sebesar-besar berita gembira bagi seorang manusia adalah taufik-Nya kepada keimanan dan amal shalih, dan hal tersebut merupakan awal dan asal dari berita gembira, dan yang setelahnya adalah berita gembira ketika mati, dan yang setelahnya adalah sampai kepada kenikmatan tersebut yang abadi.
Kita memohon kepada Allah dari karuniaNya.
Sumber: https://tafsirweb.com/277-surat-al-baqarah-ayat-25.html
📚 Tafsir Al-Wajiz
Wahai Muhammad! Kabarkanlah berita gembira kepada orang-orang mukmin yang melakukan amal shalih yang diwajibkan dan hal-hal yang diperintahkan atas mereka dengan kebun-kebun hijau yang di bawah pohon-pohon dan rumah-rumahnya mengalir sungai-sungai. Setiap kali, mereka diberi rejeki buah-buahan yang masak mereka berkata: “Ini serupa dengan rejeki (kami) di dunia dalam kualitas dan kebaikannya.
Bagi mereka, rejeki tersebut telah mereka terima sebelumnya dan saling menyerupai satu sama lain dalam warna, ukuran, bentuk, rasa dan baunya. Akan tetapi ketika memakannya, mereka menyadari bahwa rasa buah itu berbeda dengan buah sebelumnya. Dan bagi mereka di dalam surga ada istri-istri yang disucikan dari semua kotoran hati dan moral seperti sesuatu yang keji.
Dan mereka bermukim dalam kenikmatan abadi yang tidak ada batasnya
Sumber: https://tafsirweb.com/277-surat-al-baqarah-ayat-25.html
📚 Tafsir Ibnu Katsir (Ringkas)
Ketika Allah menyebutkan siksaan yang telah Dia siapkan untuk musuh-musuhNya, yaitu orang-orang celaka yang mengingkariNya dan rasul-rasulNya, Dia kemudian menyebutkan kondisi para waliNya yang, yaitu orang-orang yang berbahagia yang beriman kepadaNya dan rasul-rasulNya, orang-orang yang menegaskan keimanannya dengan beramal shalih. Ini adalah makna dari penyebutan Al-Quran sebagai (Matsani) menurut pendapat yang paling benar dari para ulama, sebagaimana yang akan kami jelaskan nanti, yaitu penyebutan keimanan kemudian diikuti dengan penyebutan kekafiran atau sebaliknya, atau kondisi orang-orang yang bahagia kemudian diikuti dengan kondisi orang-orang yang celaka atau sebaliknya.
Hasilnya adalah menyebutkan suatu hal dan lawannya. Adapun menyebutkan sesuatu dan hal lain yang setara dengannya merupakan bentuk tasyabuh, sebagaimana yang akan kami jelaskan, jika Allah menghendaki. Oleh karena itu, Allah SWT berfirman, " Dan sampaikanlah berita gembira kepada mereka yang beriman dan berbuat baik, bahwa bagi mereka disediakan surga-surga yang mengalir sungai-sungai di dalamnya".
Dia menggambarkan bahwa surga itu mengalir di bawahnya sungai-sungai, sebagaimana Dia juga menggambarkan bahwa neraka itu bahan bakarnya adalah manusia dan batu. Makna dari (yang mengalir sungai-sungai di dalamnya) adalah di bawah pohon-pohonnya dan ruangan-ruangannya. Dari Masruq berkata bahwa Abdullah bin Mas'ud berkata:"Sungai-sungai surga itu memancarkan misik dari gunung" Firman Allah SWT," Setiap mereka diberi rezeki buah-buahan dalam surga-surga itu, mereka mengatakan: "Inilah yang pernah diberikan kepada kami dahulu" ‘Ikrimah berkata,“ (mereka mengatakan: "Inilah yang pernah diberikan kepada kami dahulu) maknanya yaitu sama seperti yang mereka peroleh sebelumnya.
Yang demikian juga diungkapkan oleh Ar-Rabi' bin Anas." Mujahid berkata, (Mereka mengatakan, sesuatu yang serupa dengan itu) Ibnu Jarir berkata,” ulama’ lainnya mengatakan bahwa penafsirannya yaitu (ini adalah rezeki yang pernah kami peroleh berupa buah-buahan dari surga sebelumnya), karena memiliki kesamaan antara satu dengan yang lainnya. Sesuai dengan firman Allah, (Mereka diberi buah-buahan yang serupa)" Dari Abu Al-'Aliyah berkata bahwa makna ayat (Mereka diberi buah-buahan yang serupa) yaitu menyerupai satu sama lain, tetapi berbeda rasanya. Ibnu Abi Hatim berkata,”Dan diriwayatkan dari Mujahid, Ar-Rabi' bin Anas, dan As-Suddi mengungkapkan hal yang serupa.
Terkait firman Allah SWT, (dan untuk mereka di dalamnya ada isteri-isteri yang suci) Ibnu Abi Talhah mengutip dari Ibnu Abbas bahwa maknanya yaitu murni dari najis dan kotoran. Mujahid berkata,"Dari menstruasi, kotoran, air kencing, ingus, air liur, mani, dan darah wiladah" Firman Allah SWT, (dan mereka kekal di dalamnya) ini maknanya adalah puncak kebahagiaan, karena mereka mendapatkan kenikmatan ini di tempat yang aman dari kematian dan terputusnya nikmat, sehingga nikmat itu tidak ada akhirnya, bahkan mereka berada dalam kenikmatan yang kekal abadi selamanya. Dan semoga Allah mengumpulkan kita ke dalam golongan mereka.
Dialah Dzat Yang Maha Pemurah lagi Maha Penyayang.
Sumber: https://tafsirweb.com/277-surat-al-baqarah-ayat-25.html
Informasi Tambahan
Juz
1
Halaman
5
Ruku
4