القصص (Al-Qasas)
Surat ke-28, Ayat ke-26
قَالَتْ اِحْدٰىهُمَا يٰٓاَبَتِ اسْتَأْجِرْهُ ۖاِنَّ خَيْرَ مَنِ اسْتَأْجَرْتَ الْقَوِيُّ الْاَمِيْنُ
Dan salah seorang dari kedua (perempuan) itu berkata, “Wahai ayahku! Jadikanlah dia sebagai pekerja (pada kita), sesungguhnya orang yang paling baik yang engkau ambil sebagai pekerja (pada kita) ialah orang yang kuat dan dapat dipercaya.”
📚 Tafsir Al-Muyassar
Salah seorang wanita itu berkata kepada bapaknya, “Wahai ayah, jadikanlah ia orang yang bekerja menggembala ternak untukmu. Sesungguhnya sebaik-baik orang yang engkau pekerjakan untuk menggembalakan ternak adalah orang yang kuat untuk menjaga ternakmu lagi dapat dipercaya yang engkau tidak khawatir ia akan berkhianat dalam urusan yang engkau percayakan kepadanya.”
Sumber: https://tafsirweb.com/7076-surat-al-qashash-ayat-26.html
📚 Tafsir as-Sa'di
26. “Salah seorang dari kedua wanita itu berkata.” Maksudnya, salah satu putrinya, “Wahai ayahku, ambillah ia sebagai orang yang bekerja,” maksudnya jadikanlah dia sebagai karyawanmu untuk menggembala domba dan memberinya minum, “karena sesungguhnya dia orang yang paling baik yang kamu ambil untuk bekerja (pada kita) ialah orang yang kuat lagi dapat dipercaya,” maksudnya, sesungguhnya Musa adalah yang paling pantas untuk dijadikan sebagai pekerja, karena dia mempunyai dua sifat, yaitu kuat dan terpercaya, dan sebaik-baik pekerja adalah orang yang memiliki dua sifat itu. Yaitu kekuatan dan kemampuan untuk melakukan apa yang dibebankan kepadanya, dan amanah di dalam pekerjaannya diwujudkan dengan cara tidak berkhianat. Dua sifat ini pantas untuk dijadikan pertimbangan bagi setiap orang yang akan menyerahkan suatu pekerjaan untuk orang lain dengan upah atau lainnya.
Sebab, kesalahan tidak akan terjadi kecuali karena ketiadaan dua sifat ini atau ketiadaan salah satunya. Adapun kalau keduanya ada, maka pekerja pasti akan sempurna dan terlaksana. Sebenarnya dia mengatakan hal itu karena dia telah menyaksikan sendiri kekuatan Musa pada saat meminumkan ternak keduanya dan kegigihannya yang dengannya dia dapat mengetahui kekuatan Musa.
Dan dia pun menyaksikan keamanahan dan kereligiannya dan (dia merasakan pula) bahwa Musa merasa kasihan kepada mereka berdua tanpa mengharapkan imbalan dari mereka berdua, dan tujuan Musa hanyalah memperoleh Wajah Allah semata.
Sumber: https://tafsirweb.com/7076-surat-al-qashash-ayat-26.html
📚 Tafsir Al-Wajiz
26. Salah seorang dari kedua putri yang lebih tua itu berkata: "Wahai bapakku, jadikanlah dia sebagai orang yang merawat ternak kita, karena sesungguhnya orang yang paling baik yang engkau jadikan pekerja kita ialah orang yang kuat dan dapat dipercaya".
Sumber: https://tafsirweb.com/7076-surat-al-qashash-ayat-26.html
📚 Tafsir Ibnu Katsir (Ringkas)
Ayat 25-28 Setelah keduanya pulang dengan cepat kepada ayah mereka dengan membawa kambing mereka, maka ayah mereka heran dengan keadaan keduanya karena kedatangan keduanya sangat cepat, lalu menanyai terkait keadaan mereka, Maka keduanya menceritakan apa yang telah dilakukan nabi Musa. Kemudian ayah mereka mengutus salah seorang dari keduanya untuk memanggil nabi Musa menghadap kepadanya. Allah SWT berfirman: (Kemudian datanglah kepada Musa salah seorang dari kedua wanita itu berjalan kemalu-maluan) yaitu jalannya orang yang ramah, (Ia berkata, "Sesungguhnya bapakku memanggil kamu agar ia memberi balasan terhadap (kebaikan)mu memberi minum (ternak) kami") Ini adalah adab dalam menyampaikan ungkapkan dimana dia tidak mengundangnya secara langsung agar tidak menimbulkan kecurigaan, bahkan dia berkata:"Sesungguhnya ayahku memanggilmu agar dia memberi balasan kepadamu karena kamu memberi minum ternak kami”, yaitu untuk memberimu imbalan atas jasamu memberi minum terhadap domba-domba kami (Maka tatkala Musa mendatangi bapaknya dan menceritakan kepadanya kisah (tentang dirinya)) nabi Musa menyebutkan kepadanya apa yang terjadi kepadanya yang menyebabkan dirinya keluar meninggalkan negerinya (Syu’aib berkata, "Janganlah kamu takut. Kamu telah selamat dari orang-orang yang zalim itu”) dia berkata,”Tenangkanlah dirimu dan bergembiralah, sesungguhnya kamu telah keluar dari wilayah kekuasaan mereka, maka tidak ada kekuasaan bagi mereka di negeri kami.
Oleh karena itu Allah berfirman: (Kamu telah selamat dari orang-orang yang zalim itu) Para mufasir berbeda pendapat tentang laki-laki ini, siapakah dia, dalam beberapa pendapat, Salah satunya adalah bahwa lelaki itu adalah nabi Syu'aib yang diutus Allah kepada penduduk negeri Madyan.
Ini adalah pendapat yang terkenal di kalangan mayoritas ulama. Pendapat ini dikatakan oleh Hasan Al-Bashri dan lainnya Ulama lainnya lagi berkata bahwa nabi Syu'aib hidup jauh sebelum masa nabi Musa dalam jangka waktu yang lama, karena disebutkan nabi Syu'aib berkata kepada kaumnya: (sedangkan kaum Luth tidak (pula) jauh dari kamu) (Surah Hud: 89) Dan kebinasaan kaum nabi Luth terjadi di masa nabi Ibrahim berdasarkan nas Al-Qur'an.
Telah diketahui bahwa jarak antara masa nabi Ibrahim dan nabi Musa cukup jauh, lebih dari empat abad, sebagaimana yang disebutkan banyak ulama. Dan terkait pendapat bahwa nabi Syu'aib hidup dalam masa yang lama, tidak lain (hanya Allah yang lebih Mengetahui) hanya untuk menghindari masalah ini. Kemudian hal yang menguatkan bahwa lelaki itu bukan nabi Syu'aib adalah seandainya dia adalah nabi Syu'aib maka sudah namanya dinaskan dalam Al-Qur'andalam kisah ini. dan apa yang disebutkan dalam beberapa hadits yang menjelaskan bahwa nama lelaki itu dalam kisah nabi Musa itu sanadnya tidak shahih Firman Allah SWT: (Salah seorang dari kedua wanita itu berkata, "Ya Bapakku, ambillah ia sebagai orang yang bekerja (pada kita), karena sesungguhnya orang yang paling baik yang kamu ambil untuk bekerja (pada kita) ialah orang yang kuat lagi dapat dipercaya” (26)) yaitu salah seorang anak perempuan lelaki ini berkata kepada ayahnya.
Dikatakan bahwa wanita itu berjalan di belakang nabi Musa. Lalu dia berkata kepada ayahnya: (Ya Bapakku, ambillah ia sebagai orang yang bekerja (pada kita)) Untuk menggembalakan kambing ini. Umar, Ibnu Abbas, Syuraih Al-Qadhi, Abu Malik, Qatadah, Muhammad bin Ishaq, dan lainnya berkata bahwa ketika wanita itu berkata: (karena sesungguhnya orang yang paling baik yang kamu ambil untuk bekerja (pada kita) ialah orang yang kuat lagi dapat dipercaya) Maka ayahnya bertanya kepadanya,"Apakah yang membuatmu berkata demikian?" dia menjawab, "Sesungguhnya dia dapat mengangkat batu besar yang tidak dapat diangkat kecuali hanya sepuluh laki-laki.
Dan sesungguhnya ketika aku berjalan bersamanya, aku berada di depannya, namun dia mengatakan kepadaku,"Berjalanlah di belakangku. Jika aku salah jalan, maka beritahulah aku dengan lemparan batu kerikil, agar aku mengetahui manakah jalannya agar aku mendapatkan petunjuk" Dia berkata: (Sesungguhnya aku bermaksud menikahkan kamu dengan salah seorang dari kedua anakku ini) yaitu dia diminta lelaki itu untuk menggembalakan ternak kambingnya, dan dia akan mengawinkannya dengan salah satu anak perempuannya. Firman Allah: (atas dasar bahwa kamu bekerja denganku delapan tahun; dan jika kamu cukupkan sepuluh tahun, maka itu adalah (suatu kebaikan) dari kamu) yaitu dengan syarat bahwa kamu menggembalakan kambingku selama delapan tahun.
Dan jika kamu menambah dua tahun lagi secara sukarela, maka itu adalah kebaikanmu. Tetapi jika tidak, maka delapan tahun sudah cukup (maka aku tidak hendak memberatkanmu. Dan kamu insya Allah akan mendapatiku termasuk orang-orang yang baik) yaitu, aku tidak akan memberatkanmu, mengganggumu, dan mendebatmu. Firman Allah SWT yang memberitahukan tentang nabi Musa: (Dia (Musa) berkata, "Itulah (perjanjian) antara aku dan kamu.
Mana saja dari kedua waktu yang ditentukan itu aku sempurnakan, maka tidak ada tuntutan tambahan atas diriku (lagi). Dan Allah adalah saksi atas apa yang kita ucapkan” (28)) Sesungguhnya nabi Musa berkata kepada mertuanya,"Perkaranya sesuai dengan apa yang telah engkau katakan bahwa engkau mempekerjakanku selama delapan tahun, jika aku menyempurnakan selama sepuluh tahun maka itu dariku. Dan ketika aku menyelesaikan yang terpendek di antara keduanya, maka aku telah memenuhi janjiku dan bebas dari syarat" Oleh karena itu dia berkata (Mana saja dari kedua waktu yang ditentukan itu aku sempurnakan, maka tidak ada tuntutan tambahan atas diriku) yaitu tidak ada beban lagi atas diriku, sekalipun masa yang sempurna itu adalah sesuatu yang mubah namun itu lebih utama daripada yang lain berdasarkan dalil lain, sebagaimana Allah SWT berfirman: (Barang siapa yang ingin cepat berangkat (dari Mina) sesudah dua hari, maka tiada dosa baginya.
Dan barang siapa yang ingin menangguhkan (keberangkatannya dari dua hari itu), maka tidak ada dosa pula baginya) (Surah Al-Baqarah; 203) Diriwayatkan dari Sa'id bin Jubair, dia berkata:”Aku pernah ditanya oleh orang Yahudi dari penduduk Hirah,"Manakah di antara kedua masa itu yang diselesaikan oleh nabi Musa?" Aku menjawab,"Tidak tahu", hingga aku mendatangi orang Arab yang paling pandai, Lalu aku bertanya kepada Ibnu Abbas, maka dia menjawab,"Sesungguhnya nabi Musa menunaikan masa yang paling sempurna di antara kedua masa itu, karena sesungguhnya utusan Allah itu apabila berkata pasti menunaikannya"
Sumber: https://tafsirweb.com/7076-surat-al-qashash-ayat-26.html
Informasi Tambahan
Juz
20
Halaman
388
Ruku
336