Kembali ke Surat Al-Qasas

القصص (Al-Qasas)

Surat ke-28, Ayat ke-59

وَمَا كَانَ رَبُّكَ مُهْلِكَ الْقُرٰى حَتّٰى يَبْعَثَ فِيْٓ اُمِّهَا رَسُوْلًا يَّتْلُوْا عَلَيْهِمْ اٰيٰتِنَاۚ وَمَا كُنَّا مُهْلِكِى الْقُرٰىٓ اِلَّا وَاَهْلُهَا ظٰلِمُوْنَ

Dan Tuhanmu tidak akan membinasakan negeri-negeri, sebelum Dia mengutus seorang rasul di ibukotanya yang membacakan ayat-ayat Kami kepada mereka; dan tidak pernah (pula) Kami membinasakan (penduduk) negeri; kecuali penduduknya melakukan kezaliman.

📚 Tafsir Al-Muyassar

Dan tidaklah Tuhanmu (wahai Rasul) membinasakan negeri-negeri yang berada di sekitar Makkah pada masamu sehingga diutus di ibukota (makah) itu seorang rasul yang membacakan ayat-ayat Kami kepada mereka. Dan Kami tidaklah membinasakan negeri-negeri kecuali penduduknya dalam keadaan berbuat kezhaliman terhadap diri mereka dengan kafir kepada Allah dan berbuat maksiat kepadaNya. Maka dengan itu, mereka pantas mendapatkan hukuman dan siksaan.

Sumber: https://tafsirweb.com/7109-surat-al-qashash-ayat-59.html

📚 Tafsir as-Sa'di

59. Di antara kebijaksanaan dan rahmatNya adalah Dia tidak menyiksa umat (bangsa) hanya karena berdasarkan kekafiran mereka sebelum ditegakannya hujjah terhadap mereka, yaitu dengan diutusnya para Rasul kepada mereka. Maka dari itu Dia berfirman, “Dan tidaklah Rabbmu membinasakan kota-kota,” maksudnya, karena kekafiran dan kezhaliman mereka, “sehingga Dia mengutus di ibukota itu,” maksudnya, di kampung-kampung dan di kota-kota tempat mereka tinggal dan yang serupa dengannya, di mana mereka biasa pulang pergi, di mana segala sesuatu di sekitarnya mencari rumput, yaitu suatu daerah yang kabar beritanya tidak samar lagi (terkenal), “seorang rasul yang membacakan ayat-ayat Kami kepada mereka,” yang membuktikan kebenaran ajaran yang dibawanya dan keshahihan sesuatu yang mereka serukan, sehingga perkataan (seruan) nya sampai kepada orang yang jauh dan yang dekat.

Beda halnya kalau para rasul diutus di kota-kota yang jauh dan daerah-daerah yang terpencil. Yang demikian ini akan membuat dakwah tersembunyi (tidak dikenal) dan bersifat kasar (kurang luwes). Sedangkan kota-kota besar adalah tempat dimana diperkirakan dakwah akan lebih mudah diketahui dan lebih bisa tersebar.

Dan biasanya penduduk kota itu lebih tidak kasar daripada orang lain (orang-orang badui, yang tidak berbudaya), “ dan tidak pernah pula Kami membinasakan kota-kota kecuali penduduknya dalam keadaan melakukan kezhaliman,” dengan berbuat kekufuran dan berbagai maksiat, mereka berhak ditimpa azab. Walhasil, bahwa Allah tidak akan mengazab seseorang kecuali karena kezhalimannya dan adanya penegakan hujjah atasnya.

Sumber: https://tafsirweb.com/7109-surat-al-qashash-ayat-59.html

📚 Tafsir Al-Wajiz

59. Pembinasaan penduduk negeri yang kafir itu bukanlah kebiasaan Tuhanmu, jadi Dia mengutus di ibukota suatu negeri seorang rasul yang membacakan kepada mereka ayat-ayat yang Kami turunkan kepadanya untuk mengajak mereka beriman dan beramal shalih. Urusan Kami bukanlah menghancurkan suatu negeri kecuali penduduknya bersikeras atas kekufuran dan mendustakan para rasul

Sumber: https://tafsirweb.com/7109-surat-al-qashash-ayat-59.html

📚 Tafsir Ibnu Katsir (Ringkas)

Ayat 58-59 Allah SWT berfirman seraya membantah ucapan penduduk Makkah dalam firmanNya SWT: (Dan berapa banyaknya (penduduk) negeri yang telah Kami binasakan, yang sudah bersenang-senang dalam kehidupannya) yaitu, yang melampaui batas, jahat, dan ingkar kepada nikmat-nikmat Allah yang telah Dia anugerahkan kepada mereka berupa rezeki. Sebagaimana Allah SWT berfirman di ayat lain: (Dan Allah telah membuat suatu perumpamaan (dengan) suatu negeri yang dahulunya aman lagi tenteram, rezeki datang kepadanya melimpah ruah dari segenap tempat, tetapi (penduduk)nya mengingkari nikmat-nikmat Allah, karena itu Allah menimpakan kepada mereka bencana kelaparan dan ketakutan, disebabkan apa yang mereka perbuat (112) Dan sungguh, telah datang kepada mereka seorang rasul dari (kalangan) mereka sendiri, tetapi mereka mendustakannya, karena itu mereka ditimpa azab dan mereka adalah orang yang zalim (113)) (Surah An-Nahl) Oleh karena itu Allah SWT berfirman: (maka itulah tempat kediaman mereka yang tiada didiami (lagi) setelah mereka, kecuali sebagian kecil) yaitu tempat tinggal mereka menjadi puing-puing, sehingga tidak bisa dilihat kecuali bekas rumah-rumah mereka.

Firman Allah: (Dan Kami adalah pewarisnya) yaitu, dijadikan sebagai puing-puing yang tidak ada lagi penduduknya. Kemudian Allah SWT berfirman seraya memberitahukan tentang keadilanNya, bahwa Dia tidak akan membinasakan seseorang yang berbuat zalim kepadaNya, melainkan hanya membinasakan orang-orang yang ditegakkan hujjah atas mereka. Oleh karena itu Allah berfirman: (Dan tiadalah Tuhanmu membinasakan kota-kota, sebelum Dia mengutus di ibu kota itu) yaitu Makkah (seorang rasul yang membacakan ayat-ayat Kami kepada mereka) Di dalamnya terdapat dalil yang menunjukkan bahwa nabi yang ummi yaitu nabi Muhammad SAW yang diutus dari Ummul Qura adalah utusan bagi semua penduduk kota, baik dari kalangan bangsa Arab maupun non Arab.

Sebagaimana Allah SWT berfirman: (agar kamu memberi peringatan kepada (penduduk) Ummul Qura (Mekah) dan orang-orang yang di luar lingkungannya) (Surah Asy-Syura: 7) Allah SWT memberitahukan bahwa Dia akan membinasakan setiap kota sebelum hari kiamat, padahal Allah SWT berfirman: (dan Kami tidak akan mengazab sebelum Kami mengutus seorang rasul) (Surah Al-Isra’: 15) Maka Allah SWT menjadikan pengutusan Nabi yang ummi mencakup semua kota, karena dia adalah rasul kepada ibu kotanya yang merupakan kota yang paling dahulu; semuanya kembali kepadanya.

Sumber: https://tafsirweb.com/7109-surat-al-qashash-ayat-59.html

Informasi Tambahan

Juz

20

Halaman

392

Ruku

339

Apabila kamu membaca Al-Quran, hendaklah kamu meminta perlindungan kepada Allah dari syaitan yang terkutuk

Surah An-Nahl: 98

Adab Membaca Al-Quran

1. Suci dari Hadats

Pastikan dalam keadaan suci dari hadats besar dan kecil sebelum memegang dan membaca Al-Quran. Berwudhu terlebih dahulu merupakan salah satu bentuk penghormatan kepada kitab suci Al-Quran.

2. Niat yang Ikhlas

Membaca Al-Quran dengan niat mencari ridha Allah SWT, bukan untuk pamer atau mencari pujian. Niat yang ikhlas akan membawa keberkahan dalam membaca Al-Quran.

3. Menghadap Kiblat

Diutamakan menghadap kiblat saat membaca Al-Quran sebagai bentuk penghormatan dan mengikuti sunnah Rasulullah SAW. Posisi duduk yang sopan dan tenang juga dianjurkan.

4. Membaca Ta'awudz

Memulai dengan membaca ta'awudz dan basmalah sebelum membaca Al-Quran. Ta'awudz merupakan permintaan perlindungan kepada Allah dari godaan syaitan yang terkutuk.

5. Khusyuk dan Tenang

Membaca dengan tenang dan penuh penghayatan, memahami makna ayat yang dibaca. Tidak tergesa-gesa dan memperhatikan tajwid dengan baik.

6. Menjaga Kebersihan

Membaca Al-Quran di tempat yang bersih dan suci, serta menjaga kebersihan diri dan pakaian. Hindari membaca Al-Quran di tempat yang tidak pantas.

7. Memperindah Suara

Membaca Al-Quran dengan suara yang indah dan tartil, sesuai dengan kemampuan. Tidak perlu memaksakan diri, yang terpenting adalah membaca dengan benar sesuai tajwid.

Masukan & Feedback:info@finlup.id
© 2025 quran.finlup.id - All rights reserved