Kembali ke Surat Al-Qasas

القصص (Al-Qasas)

Surat ke-28, Ayat ke-78

قَالَ اِنَّمَآ اُوْتِيْتُهٗ عَلٰى عِلْمٍ عِنْدِيْۗ اَوَلَمْ يَعْلَمْ اَنَّ اللّٰهَ قَدْ اَهْلَكَ مِنْ قَبْلِهٖ مِنَ الْقُرُوْنِ مَنْ هُوَ اَشَدُّ مِنْهُ قُوَّةً وَّاَكْثَرُ جَمْعًا ۗوَلَا يُسْـَٔلُ عَنْ ذُنُوْبِهِمُ الْمُجْرِمُوْنَ

Dia (Karun) berkata, “Sesungguhnya aku diberi (harta itu), semata-mata karena ilmu yang ada padaku.” Tidakkah dia tahu, bahwa Allah telah membinasakan umat-umat sebelumnya yang lebih kuat daripadanya, dan lebih banyak mengumpulkan harta? Dan orang-orang yang berdosa itu tidak perlu ditanya tentang dosa-dosa mereka.

📚 Tafsir Al-Muyassar

Qarun berkata kepada kaumnya yang menasehatinya, “Aku di anugerahi perbendaharaan kekayaan ini, disebabkan oleh apa yang aku miliki berupa ilmu pengetahuan dan kemampuan.” Dan apakah Qarun tidak mengetahui bahwa sesungguhnya Allah telah melenyapkan umat-umat manusia sebelum dirinya yang memiliki kekuatan yang lebih besar daripadanya dan lebih banyak mengumpulkan harta kekayaan? Dan orang-orang yang berdosa tidak perlu ditanya tentang dosa-dosa mereka, karena Allah telah mengetahuinya. Mereka itu ditanya dengan pertanyaan untuk tujuan menjelek-jelekkan dan penetapan pengakuan (mereka) saja.

Dan Allah akan menghukum mereka atas apa yang Dia ketahui dari mereka.

Sumber: https://tafsirweb.com/7128-surat-al-qashash-ayat-78.html

📚 Tafsir as-Sa'di

78. Maka “berkatalah” Qarun untuk menolak nasihat mereka dan kafir terhadap karunia Tuhannya, “Sesungguhnya aku hanya diberi harta itu, karena ilmu yang ada padaku.” Maksudnya, sesungguhnya aku memperoleh harta kekayaan ini karena usahaku dan pengetahuanku tentang berbagai bentuk model usaha dan kepandaianku. Atau : berdasarkan pengetahuan Allah tentang keadaanku.

Dia telah mengetahui bahwa aku memang berhak untuk itu. Lalu kenapa kalian menasehatiku atas pemberian yang Allah berikan kepadaku? Lalu Allah berfirman untuk menjelaskan bahwa pemberianNya bukan berarti bukti atas baiknya keadaan orang yang mendapatkan pemberian, “Dan apakah dia tidak mengetahui, bahwasanya Allah sungguh telah membinasakan umat-umat sebelumnya yang lebih kuat daripadanya, dan lebih banyak mengumpulkan harta?” maka apa yang (bisa menjadi) penghalang untuk membinasakan Qarun, sedangkan ketetapan dan sunnah Kami masih tetap berlaku, yaitu membinasakan orang yang semisal Qarun, bahkan lebih hebat daripada Qaarun, apabila dia melakukan hal-hal yang mengakibatkan kebinasaan? “Dan tidaklah perlu ditanya kepada orang-orang yang berdosa itu tentang dosa-dosa mereka,” akan tetapi Allah-lah yang akan menghukum mereka dan menyiksa mereka sesuai dengan perbuatan mereka yang Dia ketahui.

Jadi, kalau mereka mengklaim bahwa mereka berkondisi baik dan mereka mengaku selamat, maka ucapan mereka itu bukan berarti diterima, dan itu juga bukan pencegah azab dari mereka sedikit pun, karena dosa-dosa mereka tidak tersembunyi. Maka pengingkaran mereka terhadap dosa-dosa adalah pengingkaran yang tidak pada tempatnya.

Sumber: https://tafsirweb.com/7128-surat-al-qashash-ayat-78.html

📚 Tafsir Al-Wajiz

78. Qarun pun menjawab kaumnya: “Sesungguhnya harta ini kudapatkan dengan pengetahuanku dan kemahiranku dalam bekerja dan berdagang” Apakah dia tidak mengetahui bahwa sesungguhnya Allah menghancurkan umat-umat terdahulu sebelumnya dengan mengazab mereka, sedangkan mereka itu lebih kuat dan lebih memiliki banyak harta daripada dia (Salah satu bukti yang menunjukkan bahwa kekuatan dan harta itu bukan merupakan keutamaan). Orang-orang jahat yang suka bermaksiat itu tidak ditanya tentang dosa-dosa mereka dengan bentuk teguran dan menggali informasi, karena Allah SWT selalu mengamati dosa-dosa mereka, namun mereka akan ditanya dengan bentuk pertanyaan ejekan

Sumber: https://tafsirweb.com/7128-surat-al-qashash-ayat-78.html

📚 Tafsir Ibnu Katsir (Ringkas)

Allah SWT berfirman seraya memberitahukan tentang jawaban Qarun kepada kaumnya ketika mereka menasihati dan memberinya petunjuk kepada kebaikan (Qarun berkata, "Sesungguhnya aku hanya diberi harta itu, karena ilmu yang ada padaku”) yaitu aku tidak memerlukan apa yang kalian katakan, karena sesungguhnya Allah SWT memberiku harta ini karena Dia mengetahui bahwa aku berhak mendapatkannya dan karena kecintaanNya kepadaku. yaitu, sesungguhnya Allah memberiku semuanya ini hanya karena pengetahuan Allah bahwa aku berhak mendapatkannya. Ini sebagaimana firman Allah SWT: (Maka apabila manusia ditimpa bahaya ia menyeru Kami, kemudian apabila Kami berikan kepadanya nikmat dari Kami ia berkata, "Sesungguhnya aku diberi nikmat itu hanyalah karena kepintaranku") (Surah Az-Zumar: 49) yaitu berdasarkan ilmu Allah padaku.

Dan sebagaimana firmanNya: (Dan jika Kami merasakan kepadanya sesuatu rahmat dari Kami sesudah dia ditimpa kesusahan, pastilah dia berkata,"Ini adalah hakku”) (Surah Fushshilat: 50) yaitu, ini adalah sesuatu yang berhak bagiku (Dan apakah ia tidak mengetahui bahwasanya Allah sungguh telah membinasakan umat-umat sebelumnya yang lebih kuat daripadanya dan lebih banyak mengumpulkan harta?) yaitu dahulu ada orang yang lebih banyak memiliki harta darinya, tetapi bukan karena kecintaan Kami kepadanya.

Dengan semua itu, sungguh Allah SWT telah membinasakan mereka karena kekafiran dan tidak adanya syukur mereka. Oleh karena itu Allah berfirman: (Dan tidaklah perlu ditanya kepada orang-orang yang berdosa itu, tentang dosa-dosa mereka) yaitu karena banyaknya dosa mereka.

Qatadah berkata tentang firmanNya: (karena ilmu yang ada padaku) karena kebaikan yang ada padaku. Dalam tafsir ayat ini, Imam Abdurrahman bin Zaid bin Aslam mengemukakannya takwil yang baik, dia berkata tentang firmanNya: (Qarun berkata, "Sesungguhnya aku hanya diberi harta itu, karena ilmu yang ada padaku”) dia berkata bahwa seandainya bukan karena ridha Allah kepadaku dan pengetahuannya tentang keutamaanku, maka Dia tidak akan memberiku harta ini. Lalu dia membacakan firmanNya: (Tidakkah dia tahu, bahwa Allah telah membinasakan umat-umat sebelumnya yang lebih kuat daripadanya, dan lebih banyak mengumpulkan harta?

Dan orang-orang yang berdosa itu tidak perlu ditanya tentang dosa-dosa mereka). Demikianlah yang biasa dikatakan orang yang sedikit pengetahuannya. Jika dia mendapat keluasan dari Allah,”Seandainya dia tidak berhak mendapat hal itu, maka dia tidak akan diberi

Sumber: https://tafsirweb.com/7128-surat-al-qashash-ayat-78.html

Informasi Tambahan

Juz

20

Halaman

395

Ruku

341

Apabila kamu membaca Al-Quran, hendaklah kamu meminta perlindungan kepada Allah dari syaitan yang terkutuk

Surah An-Nahl: 98

Adab Membaca Al-Quran

1. Suci dari Hadats

Pastikan dalam keadaan suci dari hadats besar dan kecil sebelum memegang dan membaca Al-Quran. Berwudhu terlebih dahulu merupakan salah satu bentuk penghormatan kepada kitab suci Al-Quran.

2. Niat yang Ikhlas

Membaca Al-Quran dengan niat mencari ridha Allah SWT, bukan untuk pamer atau mencari pujian. Niat yang ikhlas akan membawa keberkahan dalam membaca Al-Quran.

3. Menghadap Kiblat

Diutamakan menghadap kiblat saat membaca Al-Quran sebagai bentuk penghormatan dan mengikuti sunnah Rasulullah SAW. Posisi duduk yang sopan dan tenang juga dianjurkan.

4. Membaca Ta'awudz

Memulai dengan membaca ta'awudz dan basmalah sebelum membaca Al-Quran. Ta'awudz merupakan permintaan perlindungan kepada Allah dari godaan syaitan yang terkutuk.

5. Khusyuk dan Tenang

Membaca dengan tenang dan penuh penghayatan, memahami makna ayat yang dibaca. Tidak tergesa-gesa dan memperhatikan tajwid dengan baik.

6. Menjaga Kebersihan

Membaca Al-Quran di tempat yang bersih dan suci, serta menjaga kebersihan diri dan pakaian. Hindari membaca Al-Quran di tempat yang tidak pantas.

7. Memperindah Suara

Membaca Al-Quran dengan suara yang indah dan tartil, sesuai dengan kemampuan. Tidak perlu memaksakan diri, yang terpenting adalah membaca dengan benar sesuai tajwid.

Masukan & Feedback:info@finlup.id
© 2025 quran.finlup.id - All rights reserved